[Attention: untuk pembaca diharapkan dapat bijak, karena dibawah ada sedikit bagian NC, thanks]
Author POV
Mingyu bangun, ekspresi pria itu tampak lucu dan canggung. "Seperti biasa, pemilihan waktumu sangat tak tepat, Taehyung." Senyum tipis diberikan Mingyu pada Taehyung.
Jungkook terkesiap mendengar perkataan Mingyu seolah ia tak menyesal, setelah kepergok dalam situasi tak menguntungkan seperti ini.
Oh Tuhan! Berapa banyak yang sudah didengar oleh Taehyung! Ucap Jungkook dalam hati. Panik membuatnya lupa cara bernapas untuk beberapa saat.
Mata Taehyung tak menyiratkan emosi apapun, tetapi seperti berisikan kilat seorang pembunuh yang haus darah. Mata itu fokus pada Mingyu, tapi Taehyung mengulurkan tangannya pada Jungkook.
"Pemilihan waktuku semakin membaik, sementara kau terlihat bingung dengan pemilihan waktumu sendiri, Jungkook ayo pergi."
Jungkook tersentak oleh pemrintah yang dingin itu. Sempat ragu-ragu sejenak, sebelum sebelah tangannya menyambut uluran. Berjalan lebih dekat pada Taehyung, mematuhi perintahnya.
Meski begitu, mata Taehyung tak pernah meninggalkan musuh bebuyutannya. Terutama saat tangan pria itu menggenggam tangan Jungkook dengan posesif.
Mingyu menaikkan alisnya sebelah dengan sikap menantang. "Ini masih jauh dari selesai, Taehyung." Taehyung menarik tirai dengan satu kibasan kuat, saat pria itu beranjak pergi bersama dengan Jungkook.
"Bagian akhir datang lebih cepat dari apa yang kau pikirkan, Mingyu." Ucap Taehyung tanpa menoleh kebelakang. Tirai itu pun terjatuh kembali setelah mereka melewatinya. Jungkook merasa tersiksa berjalan disamping Taehyung. Tuduhan Mingyu terasa seperti pukulan telak untuknya.
Apalagi saat Taehyung memergokinya berada dalam dekapan Mingyu, yang sesang mencekokinya dengan cerita mengerikan.
Amarah Taehyung yang sebelumnya tak ada apa-apanya dengan kali ini. Saat ini, pikirannya tak bisa memikirkan apapun selain hukuman Taehyung padanya.
Harusnya ia menolak pergi bersama Taehyung. Sekelebat pemikiran negatif datang menghampirinya.
Membuat permohonan pada Taehyung, agar Taehyung mengampuni nyawanya sekarang? Apakah ia benar-benar mempercayai perkataan Mingyu? Apakah nyawanya akan benar-benar terancam ditangan seseorang yang telah membuatnya merasa hidup?
Semua pertanyaan itu begitu cepat untuk bisa dijawab oleh dirinya sendiri. Terasa lututnya bergetar, lemas saat semua membuatnya pusing, sebelum Taehyung menopangnya dengan cepat.
"Apakah kau akan pingsan?" Taehyung berhenti dikoridor yang hanya diterangi oleh cahaya remang-remang, pantulan cahaya didinding terpancar pada wajah Taehyung, saat pria itu menunduk untuk menatapnya.
Jungkook berharap ia bisa menunduk agar Taehyung tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.
"Ti-tidak.." Jungkook berhasil mengucapkannya, berusaha untuk menenangkan diri sendiri. Jungkook mengadahkan kepalanya untuk menatap Taehyung.
Menyadari berapa tinggi dan gagahnya pria itu. Kesadaran bahwa, sekalipun ia sudah mendengar tuduhan kejam Kim Mingyu pada Kim Taehyung, tapi ia masihlah menginginkan Taehyung.
Membuatnya semakin panik dan bingung, ini sungguh sangat berat untuknya mencerna semua yang terjadi.
Apakah itu suatu pertanda bahwa Taehyung tidak bersalah, setidaknya intuisi tubuhnya masih mempercayai dan menginginkan Taehyung? Atau itu hanya intuisi tubuhnya, betapa telah terlenanya dirinya oleh pesona seorang Kim Taehyung?
YOU ARE READING
The Night Pleasure (Watty's 2021)
Romantizm{Watty's 2021} (indonesian book) Seumur hidupnya, Jungkook selalu dianggap tertutup. Namun pada malam itu, Jungkook, menjadi pemuda penggoda yang akan menjebak seorang CEO sombong yang pernah meremehkannya secara terang-terangan. Rencananya sederha...