Chapter 18

558 46 3
                                    

Author POV

"Ada apa ini, Park?" Taehyung tak menyia-nyiakan kepergiannya meninggalkan Jungkook sendirian, ia gelisah membiarkan Jungkook sendiri di depan umum.

Ia tahu Jungkook berusaha sekuat tenaga menyembunyikan kegelisahannya, tapi ia tak cukup bodoh untuk tak menyadari itu, kekasihnya itu tak merasa senang sama sekali dengan puluhan perhatian diberikan oleh pengunjung disana terhadap pemuda itu.

"Bukan kebiasaanmu untik memanggil orang dari menikmati pertunjukan hanya untuk mengobrol basa-basi." Wajah Taehyung tampak serius, tak ingin berlama-lama.

"Tae, aku tak akan ikut campur. Kita sudah bersahabat cukup lama." Kecurigaan Taehyung semakin besar. "Apakah kau bermaksud mengayakan bahwa sesuatu sudah terjadi? sejauh yang aku tahu ku kita memang bersahabat, tapi tak menutup privasiku harus kau ikut campur tangan dalamnya bukan.."

"Siapa dia, Taehyung?"
"Memang kenapa?"
"Jelas ini suatu perubahan besar padamu. Kau selaku menjauhi pemuda-pemudi disekelilingmu. Aku ingat ocehanmu yanh tak henti bahwa semua orang penipu dan pembohong, terkecuali kami, sahabatmu. Dan sekarang, kau berjalan menggandeng seorang kekasih?" Jimin melanjutkan perkataannya untuk menjelaskan situasi ini.

Taehyung tahu Jimin hendak mengatakan bajwa kekasihnya bukan pemuda biasa, tapi seorang pemuda pemalu dan membosankan, yang tak banyak diingat orang, tapi siapa pun telah menyebarkan gosip berusaha menegaskan apa yang terjadi.

Seolah Jungkook adalah 'pemuda malang' selanjutnya. "Seorang pria bisa berubah pikiran.."ujar Taehyung santai.

"Siaap sebenarnya Jeon Jungkook ini, Tae?" keseriusan terpancar kembali pada wajah Jimin. "Seorang oemuda cantik yang berada dibawah perlindunganku."

Taehyung berhasil membuat suaranya terdengar tenangm "Kau sekarang menjadi orang yang suka mendengarkan gosip rupanya, Park." nada sindir keluar dari belah bibir Taehyung, merasa lucu bila sahabatnya ini termakan gosip murahan.

Mata Jimin semakin menyipit. Jimin tak akan begitu saja menyerah karena sikap kasar Taehyung padanya. "Dia adalah pemuda yang kau cari di pesta Tuan Min malam itu, benar kan? Kau berusaha sekuat tenaga untuk mencarinya." ucap Jimin membalas perkataan Taehyung.

Meredakan emosinya sebab Taehyung menuduhnya yang tidak-tidak. "Jimin, kuperingatkan kau." Taehyung berucap tanpa meninggikan suaranya.

"Entah bagaimana dia terlibat dalam permainanmu ini." lirih Jimin tanpa sadar. "Memang kenapa bila ia terlibat?" Taehyung tetap pada pendiriannya.

"ini adalah urusanku, sobat." Rahang Taehyung mengeras. "Taehyunh, coba kau pikirkan dengan matang, sebelum semuanya terlambat. Apapun yang kau lakukan untik-" ujar Jimin terpotong oleh Taehyung, "Kita sudah pernah membahas ini sebelumnya," potong Taehyung dengan tak sabar,

"dan jika kau tak lupa, perdebatan kita saat itu berakhir buruk. Aku sama sekali tak berniat mengulangnyam Aku tak mau kau terlibat dalam hal ini, Park." suara Taehyung menegaskan bila Jimin tak berhak ikut dalam hal ini.

Jimin menggelengkan kepala dengan ekspresi tak percaya. "Selama kita bersahabat, kau masih tak mempercayaiku?" Jimin menunjuk dirinya, mempertanyakan kepercayaan Taehyung.

"Aku percaya bahwa sebagai sahabat, kau tak akan menyetujui permainanku ini." Taehyung menyisiri rambutnya dengan jari. " Aku percaya kau tak akan ikut campur dan membiarkan aku melakukan yang sepatutnya ku lakukan."

"Apakah kau berpikir bahwa Mingyu yang telah membunuh Wonwoo? Apakah kau seyakin itu,Tae? Apa yang tak akan kau pertaruhkan untuk permainan bals dendammu itu?"

Taehyung menghela napas, lalu sorot matanya berubah dingin. "Kau mengajukan pertanyaan yang salah Jimin." ucapan Taehyung terdengar sangat dingin di telinga Jimin.

The Night Pleasure (Watty's 2021)Where stories live. Discover now