Author POV
Jungkook memberanikan diri untuk bersikap santai seperi Taehyung, berusaha sebaik mungkin untuk menyerap keberanian Taehyung, mengabaikan bisikan puluhan orang yang terarah pada kursi mereka.
Memasuki gedung dengan rasa percaya diri yang ia pupuh demi terlihat pantas disebelah Taehyung. Orang-orang melihat tanda kepemilikan Taehyung pada lehernya itu.
Juga memerhatikan cara Taehyung melingkarkan tangan dipinggangnya posesif yang saat ini sedang duduk disebelahnya.
Ia hanya berharap setelah acara ini mulai, orang-orang akan mengalihkan pandangnya pada pertunjukan yang berlangsung. "Taehyung," bisik Jungkook. "Semua orang menatap kita!"
Taehyung tersenyum, dan itu membuatnya semakin gelisah, dia mengangkat tangan Jungkook dan mencium jemarinya.
"Pasti karena choker ini." balas Taehyung santai dengan mengedipkan sebelah matanya pada Jungkook. Jungkook berusaha untuk tak tersenyum, ia harus fokus. "Tae, kumohon, jaga sikapmu!"
Taehyung melepas genggaman tangan itu, meskipun raut wajahnya tampak enggan. "Jika kau bersikeras, tapi aku takut aku harus menghukummu nanti saat dirumah, karena telah bersikap kejam padaku." seringai tampak muncul di bibir Taehyung, tak mengubah ketampanan pria itu.
Wajah Jungkook memerah. "Kau-" Teguran seseorang menghentikan protes Jungkook terhadap Taehyung. Bisikan mereka sepertinya cukup mengganggu orang-orang disekitarnya.
Seketika itu ekspresi wajah Taehyung berubah jengkel. "Aku akan turun sebentar. Maaf sayang, tapi aku akan segera kembali."
Taehyung menatap Jungkook, mencium pipi Jungkook sekilas dan berlalu dari ruangan pertunjukan itu. Jungkook menatap kepergian Taehyung, cukup tak rela ditinggalkan sendiri untuk beberapa saat.
Matanya mengelilingi sekitar pertunjukan, mengawasi seseorang yang sibuk memperhatikan interaksinya dengan Taehyung tadi, cukup berkurang.
Ia merasa ngeri untuk duduk sendirian, sementara mereka masih menatapnya. Jungkook tampak gugup dalam duduknya. Berusaha memfokuskan diri pada pertunjukan musik klasik didepan sana. Meremas jemarinya dan menjaga ekspresinya agar tetap tenang.
Tiba-tiba ia mendengar suara pintu terbuka dan menghela napas. Tanpa menolehkan kepala ia berbisik, "Aku senang kau telah kembali.
Aku pikir semua orang disini sudah bertaruh berapa lama kau-" ucapannya terhenti, ketika suara lain mengintrupsinya. "Jeon Jungkook." Mingyu duduk disebelah Jungkook, dan ia terlonjak dikursinya karena terkejut.
"Tuan Kim, Taehyung sedak tak berada disini, aku pikir ini bukanlah waktu dan tempat yang pantas untuk-" ucapan Jungkook terpotong kembali.
"Aku sengaja menunggu dia pergi. Sangat sulit untuk mencari kesempatan berdua denganmu. Aku bermaksud untuk meminta maaf padamu karena aku telah membuat Taehyung marah, saat di restoran waktu itu. Sama sekali bukan niatku untuk menyeretmu dalam pemusuhan lama kami." Ujar Mingyu dengan menatap ke arah Jungkook.
Menarik atensi Jungkook untuk menatap balik dirinya. "Kau dimaafkan. Kalau begitu, selamat malam Tuan." Senyum Kim Mingyu terbit.
Jungkook berniat mengusir pria itu. Perbincangan ini membuat perutnya bergelenyar. Pesona Mingyu dalam jarak yang dekat sulit diabaikan.
"Jungkook, aku mungkin pantas mendapatkannya." ujar Mingyu tiba-tiba. "Pantas mendapatkan apa?" kening Jungkook berkerut, bingung atas pernyataan pria ini. Ia terus menoleh gugup kearah pintu, bila Taehyung muncul secara mendadak.
"Tolong tuan! Jika Kim Taehyung menemukanmu disini, dia akan salah paham terhadap niatmu. Aku memintamu untuk berbaik hati padakum Aku hanya ingin menghadapi satu skandal dalam satu waktu saja, Tuan Kim."
Mingyu menghela napas saat semakin banyak mata memperhatikan mereka, kemudia Mingyu mengalihkan perhatian kepada Jungkook, terlihat tak khawatir.
"Jika kau bersikeras, Jungkook, aku akan pergi. Tapi kita harus berbicara di lain waktu. Ini sangat penting." Mingyu meraih tangan Jungkook dan menciumnya dengan sopan. Jungkook menarkk tangannya seolah sentuhan itu membuatnya terbakar. "Kumohon, pergi saja."
Jungkook mencoba menenangkan kecemasannya, namun sekelebat pertanyaan tentang bagaimana seorang pemuda sepertinya bisa dalam situasi semacam ini.
Terlalu rumit. "Kau berada dalam bahaya, Jungkook." Tatapan Mingyu begitu intens, begitu bersungguh sehingga Jungkoik merasa yakin perkataan itu dimaksudkan untuk Mingyu sendiri. "Kalau begitu, kau harus segera pergi."
Mingyu berdiri. "Bukan karena ku, Jungkook." bisikan Mingyu terdengar halus serasa membelai sekujur tubuhnya.
Kemudian Mingyu beranjak bangun, memberika senyuman menawan pada Jungkook. Berlalu dari ruangan itu. Jungkook berusaha mengendalikan kakinya yang gemetar. Tidak ini buruk. Ini adalah pertemuan aneh dan tak terduga seumur hidupnya.
Bukan Julian? Lalu oleh siapa? Apakah maksud Mingyu adalah Taehyungnya? Kim Taehyung? Kenapa?
Dalam dirinya mulai memekik, teringat jika Taehyung juga pernah mengucapkan hal yang sama.
Taehyung mengatakan saat malam pertama ia datang kerumah pria itu, bahwa ia telah mengambil langkah yang berbahaya karena mendatangi Taehyung.
Ia pikir saat itu Taehyung hanya menggodanya, karena Taehyung membicarakan keberaniannya, dan berusaha untuk mengusik ketenangannya.
Tapi percakapan Taehyung di belakang kebun itu dan reaksi orang orang terhadap Taehyung membuat Jungkook semakin gelisah.
Ia berusaha untuk menyatukan kepingan Puzzle antara dirinya, Taehyung dan Mingyu.
Jungkook menggelengkan kepalanya. Imajinasinya berkembang terlalu liar, dan ia memaksakan dirinya untuk kembali fokus pada pertunjukan di atas panggung sana.
Selang beberapa menit pun seorang pemuda bertubuh besar dengan pakaian formalnya mulai bernyanyi solo hingga menggetarkan pilar kayu yang menjadi dekorasi panggung.
Jungkook mencengkram lengan kursi kuat, seperti akan siap untuk dieksekusi, guna menahan kegelisahannya. Ia berhasil menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang.
Junglook bertekad untuk menanyakan hal ini kepada Taehyung nanti. Dan sementara itu, Jungkook berusaha bersikap tenang, terus duduk disana dengan hikmat, mengalihkan pikirannya dengan menonton pertunjukan kembali.
Sekalipun ada iblis yang menghampirinya dan bertanya, ia akan berusaha diam, terus mengarahkan atensinya pada pertunjukan musik yang ada. Tak terusik, tak akan seperti tadi.
TBC~
hehehehe short chap guys~ terima kasih untuk dukungannya ya~ untim vote dan komen2 lucu dan uwu kalian, membuatku semakin semangat untuk terus berkarya...
oh ya, jangan lupa untuk vomment kembali okay...
TAEKOOK FOREVER :')
kapal berlayar guys.. terharu.. TTSayang kalian selebar samudra,
I Purple U
Swaggy
YOU ARE READING
The Night Pleasure (Watty's 2021)
Romance{Watty's 2021} (indonesian book) Seumur hidupnya, Jungkook selalu dianggap tertutup. Namun pada malam itu, Jungkook, menjadi pemuda penggoda yang akan menjebak seorang CEO sombong yang pernah meremehkannya secara terang-terangan. Rencananya sederha...