Malam ini pikirannya penuh oleh obsesi barunya pada pemuda itu, lalu melanjutkan acara minumnya yang tertunda.
Kali ini harus menuntaskan kebutuhannya seorang diri, sambil mengenang bagaimana ahlinya pemuda amatiran itu memberikannya kenikmatan.
Author POV
Malam ini, kediaman kedua milik keluarga Jeon, tepatnya yang saat ini dihuni oleh Jeon Jungkook, sang tuan muda tengah disibukkan oleh persiapan menghadiri undangan makan malam dirumah teman lama dibantu oleh kepala pelayan merangkap sahabatnya juga.
Saat Seokjin selesai menata rambut Jungkook menjadi sedikit ikal dibeberapa bagian, Jungkook terdiam kaku. Dua hari setelah pesta Tuan Min, pantulan dirinya dicermin sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Yang terlihat masihlah si pemalu, Jungkook, menatap balik kepadanya dari cermin riasnya itu.
Pemuda Jeon memiliki rambut berwarna hitam legam membosankan dan mata cokelat gelap, yang menurutnya terlihat besar dan mirip seekor kelinci.
Ia menatap bibirnya sendiri, sedikit tipis dan merasa sama sekali tidak memiliki bentuk yang menggairahkan. Jungkook memejamkan matanya, tidak ingin mengingat lagi kesalahan dan kegagalannya malam itu.
"Apakah kau baik-baik saja, Jungkook?" tanya Seokjin dengan lembut. "Aku hanya sedikit lelah saja, hyung." Seokjin tersenyum, tampak lega.
"Beberapa malam lalu, tidak biasanya kau pulang terlambat, Tuan Muda Jungkook, kau tak pernah seperti itu." dengan santai Seokjin melanjutkan tugasnya. "Tapi kau baik sekali mau untuk mempersiapkan diri dan menghadiri pada pesta itu. Apakah kau bersenang-senang, Tuan?"
Jungkook tersenyum, menatap Seokjin dibalik cerminnya, bertekad untuk tidak terlarut dalam pikirannya. "Iya, malam itu sangat menyenangkan."
"Aku yakin pakaianmu mengundang banyak pujian saat itu," balas Seokjin dengan ceria. Jungkook merasa kedua pipinya memanas, tetapi berhasil menjaga ekspresi wajahnya agar tetap santai. "Warna itu memang pilihan terbaik, tapi aku tidak yakin ada orang yang memperhatikanku sebanyak itu."
Ia berdiri cepat karena jika tidak segera mengalihkannya, ia takut akan terjebak dengan percakapan yang berbahaya. Berbohong pada Seokjin tentang tujuan kepergiannya atau berlatih sebelumnya untuk membalaskan dendam bukanlah ide bagus, terlalu berisiko.
Namun sekarang Jungkook meralat momen mana yang menjadi berisiko. Berlatih seorang diri dengan beberapa koleksi video biru dan mainan yang ia beli secara diam-diam, atau dibandingkan dengan pergi ke bilik itu dengan paha yang bergetar dan otot yang sakit, setelah pelepasan kenikmatan berdua.
Jungkook telah melakukannya. Ia telah menaklukkan playboy paling terkenal dikalangan atas itu, dan pergi begitu saja saat pria itu memohon agar diberitahu identitasnya.
Ia tidak meninggalkan pria itu dalam kondisi mendamba, seperti rencana awalnya, tapi bukankah itu lebih baik jika ia memuaskan dirinya sendiri? Merasakan pengalaman pelepasan semua gairah terpendam dalam yang dimilikinya?
"-makan malam nanti, Kook?"
"A-apa?" saat ia mengamati mata Seokjin dipenuhi oleh rasa penasaran karena tingkah anehnya, perut Jungkook terasa diremas."Aku tadi bertanya apakah kau sudah memutuskan pakaian apa yang akan kau gunakan untuk acara makan malam dirumah Yugeom, Tuan Muda Jungkook~"gurau Seokjin padanya untuk menghilangkan kecanggungan.
YOU ARE READING
The Night Pleasure (Watty's 2021)
Romance{Watty's 2021} (indonesian book) Seumur hidupnya, Jungkook selalu dianggap tertutup. Namun pada malam itu, Jungkook, menjadi pemuda penggoda yang akan menjebak seorang CEO sombong yang pernah meremehkannya secara terang-terangan. Rencananya sederha...