Author POV
Jungkook terbangun, akibat sinar matahari masuk melalui celah tirai dan masuk kekamar hingga ke atas tempat tidur. Jantungnya berpacu saat kenyataan menghantamnya.
Ia sendirian, terbaring telanjang dibalik selimut diranjang pria itu, dikamar pria itu, dirumah pria itu! Semalam ia mendatangi Taehyung, menyerahkan dirinya layaknya seorang pelacur.
Ia tak menutupi apapun dari Taehyung, memohon kepadanya untuk dipuaskan lagi dan lagi. Ia merasakan kelembutan dibagian pangkal pahanya dan sedikit memar dikulitnya akibat tanda pergumulan semalam.
Wajah Jungkook memerah. Dengan panik, ia menoleh ke sekitar kamar untuk mencari barang-barangnya.
Aku datang untuk mengakhiri semuanya, ucapnya dalam hati, tapi sebagian hatinya yang lain berkata itu semua bohong. Jungkook meremang, mengenyahkan perang batin yang dialaminya.
Jungkook pun perlahan bangun dari tempat tidur, melilit sprei ditubuh telanjangnya, dan mencari pakaiannya. Ia harus segera pergi dari sini dan jika Kim Taehyung masih berani mencari di depan umum, ia akan-
Ia terpaksa harus meninggalkan rumah ini dengan lilitan sprei jika pakaiannya tak segera ditemukan. Pakaiannya tak dapat di temukan dimana pun.
Ia meringis membayangkan rasa malu yang haarus ia tanggung saat mengaku kepada pelayan bahwa ia kehilangan pakaiannya dikamar tidur majikan pelayan itu. Senyum miris tersungging dibibirnya saat membayangkan ia harus berjinjit di lorong hanya dengan balutan sprei.
Tiba-tiba renungannya terpaksa berhenti saat sebuah suara mengintrupsinya. "Mohon maaf, Tuan." suara seorang membuat Jungkook memekik terkejut dan melompat berdiri, menarik sprei lebih erat kepelukannya. Menutupi tubuhnya lebih rapat. Pipinya memerah karena malu.
Di ambang pintu, pelayan utu terlihat gelisah. "Saya tak bermaksud untuk mengejutkan anda, Tuan. Saya Sebastian." ujarnya penuh hormat sambil membungkuk.
"Ah ti-tidak aku.. aku hanya.." Jungkook kesulitan untuk menelan, serasa benar-benar kering. "Aku hanya mencari barang-barangku." Pelayan itu bertubuh semampai dan tegap, berambut ikal dengan warna pirang dan terus berdiri diambang pintu.
"Pakaian anda sedang disetrika, tapi Tuan besar mengatakan anda tak memerlukannya sekarang. Saya sudah menyiapkan pakaian santai untuk anda, lalu setelahnya mengantarkan anda untuk sarapan."
Jungkook menelan komentar tentang kelancangan Tuan Besar Kim yang mengatakan ia tak membutuhkan pakaiannya sekarang.
Namun, ia bisa merasakan wajahnya semakin memerah saat berusaha menahan amarahnya. "Ak-aku tak lapar, Sebastian-ssi. Tolong ambilkan saja pakaianku dan pastikan bahwa-"
"Oh tidak!" Sebastian menggeleng kuat, ketakutan tampak jelas dimatanya, pelayan itu memilih masuk kedalam kamar.
"Dia mengatakannya dengan sangat tegas, dan saya takut itu tak dapat dibantah." Sebelum Jungkook bisa membantah, Sebastian berbicara.
"Tolong tunggu sebentar disini, saya akan kembali membawakan pakaian untuk anda." Pelayan itu pergi dengan cepat.
Beberapa saat kemudian Sebastian datang, membuyarkan rencananya untuk menyusuri jalanan Seoul hanya mengenakan pakaian pemberian pelayan itu.
"Ini dia, Tuan." Pelayan itu menyerahkan kemeja sutra berwarna lavender dan celana jogger longgar warna putih, serta celana dalam.
"Saya pikir, ini akan cocok untuk anda dan ada juga sandal yang serasi. "Punya siapa barang ini?" perut Jungkook serasa diremas melihat pakaian itu, membayangkan hal-hal tak terpikirkan sebelumnya dirumah ini. "Apa-apakah Tuan Besarmu sudah menikah?" bisik Jungkook ngeri.
YOU ARE READING
The Night Pleasure (Watty's 2021)
Romance{Watty's 2021} (indonesian book) Seumur hidupnya, Jungkook selalu dianggap tertutup. Namun pada malam itu, Jungkook, menjadi pemuda penggoda yang akan menjebak seorang CEO sombong yang pernah meremehkannya secara terang-terangan. Rencananya sederha...