10-🌝 Jealous?🌚

458 33 38
                                    

Tangan lelaki itu masih memegang tangan Rabee yang terhenti saat membersihkan pakaiannya.

"Biar saya saja, nanti kamu terluka." Ucap lelaki itu tenang.

"Ba-baiklah Pak eh Mas eh Anugrah." Balas Rabee gelagapan.

Ternyata lelaki itu adalah Anugrah.

Dalam hati Rabee berkata kenapa dia sering sekali bertemu Anugrah disaat yang tidak tepat. Entah itu saat disenggol, saat ditekel, dan saat seperti sekarang ini. Benar-benar memalukan.

Rabee menghembuskan nafasnya panjang.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Anugrah sambil melihat kearah Rabee.

"Saya baik-baik saja. Sekali lagi terima kasih." Balas Rabee sambil sedikit membungkuk.

"Apakah kamu baru kembali dari kantor?" Anugrah kembali bertanya pada Rabee.

"Iya Pak eh." Jawab Rabee sambil tersenyum salah tingkah.

"Kenapa baru pulang?" Lagi-lagi Anugrah bertanya.

"Ada tugas tambahan dari DPL Pak." Jawab Rabee jujur.

"Tugas? Intern tidak memiliki tugas yang begitu banyak sehingga membuat pulang larut seperti ini." Ungkap Anugrah mulai sedikit terlihat kesal.

"Saya mengurus permintaan hukum perusahaan domain untuk besok Pak." Rabee mencoba menjelaskan.

"Siapa? Pak Hari? Oke." Anugrah menjawab pertanyaannya sendiri.

Rabee sedikit bingung melihat reaksi Anugrah yang tidak seperti biasanya.

"Untuk kedepannya kamu tidak perlu pulang larut untuk mengerjakan apa yang bukan tugas kamu." Ungkap Anugrah menjelaskan.

"Baik, Pak." Balas Rabee pelan.

Dalam hati Rabee ingin berkata pada Anugrah, apakah Anugrah menganggapnya tidak berkompetensi untuk mengurus urusan itu? Tapi Rabee mengurungkan niatnya. Saat itu, Rabee merasakan getaran dari dalam tasnya. Ponselnya berbunyi.

"Lewat dari halte Kak. Oke." Rabee memutus sambungan telfonnya.

Rabee melihat Anugrah yang masih berdiri ditempatnya. Rabee heran kenapa Anugrah masih disana.

"Oh, Pak saya sudah tidak apa-apa. Jadi ..." Rabee memberikan isyarat dengan tangannya agar Anugrah bisa melanjutkan jalannya.

"Kamu akan dijemput? Saya akan menunggu sampai kamu pergi." Balas Anugrah pendek.

Rabee mencoba menolak karena sebentar lagi jemputannya akan datang. Tapi Anugrah bersikeras ingin menunggu dengan alasan dia tidak ingin melihat salah satu intern di perusahaannya dalam keadaan yang tidak aman. Rabee akhirnya mengalah dan membiarkan Anugrah berdiri disampingnya.

Selagi menunggu, Rabee melirik ke arah Anugrah berdiri. Anugrah sedang memandang lurus kedepan. Rabee tersenyum kecil. Tiba-tiba Anugrah melihat kearah Rabee. Tepat ke manik mata Rabee. Rabee terkejut dan dengan cepat membuang pandangannya cepat ke langit. Anugrah tersenyum kecil.

"Apakah pekerjaan kamu lancar hari ini?" Tanya Anugrah memulai pembicaraan kembali.

"Lancar Pak. Hanya saja Evilla dan ..." Rabee mengatupkan mulutnya cepat. Dia keceplosan.

Anugrah yang mendengar nama Evilla melihat Rabee lurus-lurus.

"Ada apa dengan Evilla?" Tanya Anugrah dengan tampang serius.

"Oh, tidak ada apa-apa pak, tadi cuma ketemu sama mbak Evilla. Itu saja, tidak ada masalah." Ucap Rabee berbohong.

Anugrah menghembuskan nafasnya.
"Kalau ada apa-apa dikantor kamu bisa membicarakannya dengan saya. Atau kalau kamu ada pertanyaan. Silahkan bertanya." Ucap Anugrah pada Rabee membolehkan.

PRESIDENT'S MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang