23-🌝Nadine's Hero🌚

217 27 0
                                    

"Untuk presentasi kinerja Loey Group akan dilakukan oleh salah seorang staf magang kami, Patricia Rabee." Anugrah mempersilahkan Rabee setelah dia siap melakukan presentasi singkat. Rabee terkejut namanya dipanggil oleh Anugrah.

"Eh kenapa Kangmas eh maksudnya Pak Anugrah yang mempersilahkan? Aw aw aw." Nadine menoel-noel Rabee yang cemas.

Rabee maju kedepan, mengutak atik laptop didepannya dengan gugup, Anugrah menatapnya sambil mengucapkan sesuatu.

"Good luck." Anugrah menganggukkan kepalanya kearah Rabee. Rabee ikut tersenyum, dan rasa cemas yang dirasakannya mulai memudar seiring dia mempresentasikan rapat inti hari itu.

Semua orang bertepuk tangan setelah Rabee mempresentasikan hasil kerja Loey Group. Nadine mengacungkan jempolnya pada Rabee sambil memasang wajah bangga.

"Selamat." Anugrah berbisik lembut kearah Rabee saat dirinya melangkah dibelakang kursi lelaki menawan itu. Rabee yang mendengar pujian itu mengeratkan pegangannya pada berkas-berkas yang ada ditangannya.

***

Rapat itu berakhir dengan baik. Rabee dan Nadine kali ini sedang beristirahat dilobi hotel tempat rapat diadakan.

"Demi apa sih Bee, ternyata Kangmas itu CEO. Serius aku ga nyangka." Nadine menyeruput strawberry creamnya.

"Hm." Rabee bergumam membalas singkat.

"Berarti yang bilang CEO nya udah tua, ga pernah ketemu Kangmas dong ya? Huwahahaha kasiaaan." Nadine tertawa.

Rabee masih menopang dagunya diatas meja. Tangan kanannya sibuk mengaduk-aduk banana  cold syrup didepannya dengan tatapan kosong.

"Bee. Woi Bee." Nadine menepuk meja dengan keras.

"Nad! Apaan sih." Rabee terkejut.

"Kok kamu bengong? Mikirin apa? Kangmas? Atau mikirin kamu adalah gadis beruntung yang disukai CEO Loey Group?" Nadine menatap Rabee malas.

"Apaan sih, mana mungkin Pak Anugrah suka sama aku." Rabee lagi-lagi mengaduk-aduk minumannya.

"Ih, itu udah berbusa kamu aduk-aduk terus. Kalau ga suka apa namanya? Nganterin pulang? Ngelindungin kamu? Nemenin ke toko buku. Ngajak dinas bareng. Nah." Nadine menyambar kesal.

"Dinas mah beda Nad." Rabee melihat Nadine malas kali ini.

"Oke, kecualikan yang satu itu. Selebihnya gimana? Apakah itu hanya perbuatan baik dia?" Kali ini nada suara Nadine serius. Dia geram melihat Rabee yang merasa tidak pantas disamping Anugrah.

"Dia kan emang baik Nad." Rabee memberikan alasan.

"Astagfirullah nih anak, dia engga baik lho Bee. Baiknya sama kamu aja, kamu sih ga nyadar. Lihat sikap dia ke Evilla dan Wegi." Nadine memberikan bukti konkrit.

"Ya, itu karena mereka bersalah Nad." Lagi-lagi Rabee beralasan.

"Sama Sella dan Vani? Sama Poppy dan Teri? Sama Danu dan Kenzi? Trus Joko dan Farid? Minda sama Dewi? Galang sama Ayu, trus ..." Nadine kali ini membeberkan nama-nama orang yang diperlakukan berbeda oleh Anugrah.

"Nad stop. Hafal banget sih sama masalah orang." Rabee mulai risih.

"Bukan hafal masalah orang Bee. Awalnya aku juga ga ngeh sama sikap Kangmas ke kamu. Tapi setelah aku observasi dan pantau dengan detail ternyata sikap dia pada orang lain dan sama kamu itu beda! Beda jauh. Termasuk aku." Nadine membara.

"Kamu?" Rabee mengerutkan dahinya.

"Iya, ke aku Kangmas juga ga baik-baik amat. Ada rasa-rasa juteknya. Walaupun ga sejutek sama yang lain." Nadine mempoutkan bibirnya.

PRESIDENT'S MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang