33-🌝First Love- He's an Athlete🌚

174 20 0
                                    

Tujuh tahun yang lalu.

"Selamat datang kembali di Indonesia sahabatku!" Nadine dengan rambut dikepang memeluk Rabee yang baru saja muncul digerbang bandara.

"Terima kasih. I miss you so much, Nad." Rabee dengan rambut diikat tinggi membalas pelukan Nadine.

"You grow up so well my best. Kamu tinggi tiga cm dari aku." Nadine langsung protes saat dilihatnya tinggi Rabee.

"Karena angin Finland begitu menyejukkan." Rabee menggoda Nadine.

"Jadi, kita akan masuk sekolah mana?" Nadine menggandeng lengan Rabee menuju luar bandara.

"Of course medical school." Rabee mengepalkan tangannya diudara sambil tersenyum riang. Nadine memutar bola matanya malas, seakan dia tahu ucapan Rabee.

"Aku yang bodoh menanyakan itu pada kamu, bukan? Seorang Rabee yang sedari brojol sampai sekarang selalu ingin jadi dokter. Yowes, kita pisah sekolah." Nadine murung seketika.

"No, kita bakal melangkah ke sekolah President I" Mata Rabee seakan berbinar mengeluarkan cahaya karena saking bersemangatnya.

"Kalau itu aku setuju." Nadine tertawa menampakkan gigi putihnya.

***Hari pertama di SMA President***

"Bee ga ada yg wow disini. Cowoknya kutu buku semua" Nadine mengukir-ngukir tanah dilapangan sekolah.

"Darimana kamu tahu, Nad? Kita aja baru ospek ini." Rabee melihat Nadine tanpa semangat. Keringat mengucur deras didahi Rabee akibat berjemur dilapangan siang bolong.

"Iya, tuh pada pake kacamata semua." Nadine menatap kelas diujung koridor sambil memberi arah dengan bibirnya supaya Rabee ikut memandang pada objek yang disebutkan.

"Yaelah, itu kan cuma tiga orang doang yang pake. Noh, liat yang dilapangan sebelah." Rabee menginstruksikan Nadine.

"Wow, amazing. Ga kutu buku. Aman. Oke semangat ngejar. Eh belajar." Nadine ngakak setelah dilihatnya beberapa senior mereka berpakaian olahraga sedang melakukan pemanasan disebelah lapangan tempat mereka duduk.

"Oi kalian yang disana. Jangan bersuara, mau saya tambah hukumannya?" Senior wanita yang merupakan panitia ospek menghentikan pembicaraan mereka.

"Ih sebel. Yang salah bukan kita. Tunggu deh sampai kita jadi senior juga." Nadine manyun.

"Kamu sih yang bilang kalau si cewek berbehel itu nekel kamu. Aku kan bantuin." Rabee menghela nafasnya dalam.

Mereka mendapatkan hukuman gara-gara berkelahi didepan kantin. Nadine terjatuh saat mengambil sarapan pesanannya pagi ini, dia sengaja ditekel cewek berbehel dengan rambut keriwil yang sedang tertawa melihat Rabee dan Nadine dihukum saat ini. Karena Rabee menjadi saksi atas jejadian itu dan Nadine mengaduh padanya seakan meminta tolong, yah jadinya dia mengeluarkan jurus taekwondo miliknya pada sang senior. Alhasil tangan si senior sedikit terkilir dan panitia ospekpun makin beringas memberikan hukuman.

"Yee kan kamu yang auto nolongin." Nadine meraih tangan Rabee cepat seolah berterima kasih. Mereka tertawa tertahan mengingat apa yang sudah mereka lakukan dihari pertama sekolah.

"Setidaknya kita menegakkan keadilan. Haha." Nadine makin tertawa.

"Kamu yang kepangan. Bacakan visi misi dan cita-cita yang ingin kamu gapai selama sekolah di SMA President I ini. Lima menit dari sekarang." Kali ini cewek yang ber rok pendek menyuruh Nadine membacakan visi misinya secara dadakan. Nadine menyerngitkan dahinya dan menatap Rabee kosong.

"Bilang aja apa yang ingin kamu capai." Rabee mengangguk meyakinkan Nadine.

PRESIDENT'S MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang