30-🌝Night Guest🌚

168 23 3
                                    

"Kenapa tampang kalian seperti orang yang kehilangan selera untuk hidup?" Haikal menatap Rabee dan Nadine bergantian.

"Berharap wisuda bisa diundur. Atau ..." Nadine mengalihkan pandangannya pada Rabee.

"Pertunangan dibatalkan." Rabee langsung menyahut.

"Wait? Pertunangan? Siapa yang mau tunangan?" Haikal heboh.

"Dia." Rabee dan Nadine serentak menunjuk kearah satu sama lain.

"Kamu atau Nadine Bee? Jangan becanda." Haikal kaget.

"Kami." Nadine berkata lesu.

"Hah?" Haikal terperangah.

Rabee hanya menatap gamang keluar cafe tempat mereka berbincang mengenai sesi wisuda. Haikal sudah heboh sendiri. Berkata kalau Rabee menikungnya tajam-tajam. Mengecoh Haikal yang menunggu setia kedatangan Rabee dengan penuh senyuman pada sisinya -_-"

Yang dieluh-eluhkan hanya diam.

"Nad aku nanti mampir ke toko buku ya." Rabee akhirnya bersuara setelah puas mengacangi Haikal yang sudah berbusa mengajaknya bicara. Nadine hanya memberikan simbol 'ok' dengan tangannya. Ingin rasanya Haikal berteriak menyadarkan kedua gadis galau didepannya.

***

"Selamat Nadine, saya dengar kamu akan bertunangan besok." Anugrah menyelamati Nadine.

Nadine seketika goyah. Uluran tangan Anugrah tak diresponnya. Nadine malah menatap Edward yang berdiri kaku disamping Anugrah.

"Selamat juga untuk dirimu, Ed. Kalian berdua sama-sama ditunangkan." Anugrah kali ini menatap Edward yang memasang wajah ingin makan orang.

Rabee tanpa sadar menjatuhkan buku yang dipegangnya saat matanya bersatu menatap Anugrah yang berdiri didepan Nadine. Langkah Rabee terhenti sepenuhnya. Wajah kagetnya tidak bisa disembunyikan. Rasanya dia ingin lari dari sana. Perasaan galaunya terhadap Anugrah masih sama. Belum bisa ditenangkan. Bertemu dengan Anugrah saat ini sama saja semakin membuat riuh keadaannya.

"Jangan kaget, Patricia. Beri selamat pada Anugrah. Sebentar lagi statusnya juga akan berubah." Kali ini Edward berkomentar. Rabee melangkah mundur dan mensejajarkan diri disamping Nadine.

"Kamu tidak memberitahukannya?" Edward menatap Anugrah santai.
Anugrah memberikan tatapan sengit kepada Esward. Seakan ingin menyumpal mulut ember Edward membocorkan berita panas.

"Anugrah juga akan bertunangan besok." Edward akhirnya mengatakan kalimat keramat itu.

Nadine melirik Rabee sesaat, memastikan Rabee baik-baik saja setelah mendengar bom atom dari Edward.

Mereka sama-sama kejam ternyata.

Rabee diam tak berkata apa-apa. Tangannya menggenggam lengan Nadine kuat-kuat.

"Hm." Nadine bergumam. Dia merasakan cengkraman Rabee dilengannya. Rabee ternyata syok mendengar pemberitahuan akan pertunangan Anugrah.

"Oo, hm, selamat Pak." Rabee tersenyum kikuk. Nadine mengalihkan pandangannya pada rak buku disampingnya.

"Kamu pembohong yang buruk, Bee." Nadine bergumam kecil.

"Selamat juga untukmu. Saya juga mendengar kamu akan bertunangan besok." Anugrah kali ini mengulurkan tangannya pada Rabee dengan senyuman palsu diwajahnya.

"Selamat Pak Edward." Nadine juga mengulurkan tangannya pada Edward disana. Mereka tersenyum satu sama lain saat berjabat tangan.

Mereka semua sangat hebat menyembunyikan rasa.

PRESIDENT'S MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang