-26-

27.7K 2.5K 313
                                    

Vote sebelum/sesudah baca! Gratis kok :)
---
"Suka gak enak sama orang, akhirnya orang jadi seenak-enaknya"
---
-happyreading-
---

"Assalamualaikum," Devil masuk ke dalam rumah dan menatap orang-orang yang terlihat sedang berbicara serius.

"Wa'alaikumsalam," jawab Dilta melirik Devil.

Aldo menghela nafas pelan mendengar penjelas Elang yang menurutnya benar-benar tidak masuk akal.

"Kamu jelasin sama Ayahmu nanti," ujar Aldo memijat pangkal hidungnya.

Devil melirik bingung kemudian menggedikan bahunya, kemudian ia duduk di samping Dilta, tantenya.

"Angel gimana, Tan?," tanya Devil pada Dilta.

Dilta menghela nafas "Di rumah sakit,"

"Hah? Kok bisa?!,"

"Ya bisalah,"

"Ya maksud Depil kenapa bisa masuk gitu, Om?,"

"Angel nyayat tangannya sendiri," Devil langsung berdiri dan meninggalkan 5 orang yang terlihat bingung itu.

Devil naik ke motor dan memakai helm fullfacenya, saat hendak menjalankan motornya ia baru tersadar akan sesuatu. Devil berdecak dan kembali masuk ke dalam rumah dengan helm yang masih melekat di kepalanya.

"Angel di rumah sakit mana, Om?," tanya Devil.

"Hah? Kamu lagi ngomong apa kumur-kumur?," tanya Aldo melempar helm yang ada di kepala Devil dengan tisu yang sudah ia gulung-gulung.

Devil berdecak kesal kemudian melepas helmnya.

"Si Angel di rumah sakit mana?," tanya Devil dengan sabar.

"Ha? Apa?,"

"OM!!," sial, Devil kelepasan. Bahkan cowok itu hampir saja melayangkan helmnya ke arah Aldo.

"Permata Sari," tanpa mengucapkan terimakasih Devil segera keluar rumah dan memakai helmnya.

Dilta yang melihat itu tertawa pelan "Dia kenapa sih? Biasanya gak gitu keponakan kamu," tanyanya pada Aldo.

"Naksir kali sama si Angel," balas Aldo membuat Elang menoleh dan tersenyum tipis.

((😈💜))

Devil berlari di sepanjang koridor rumah sakit Permata Sari, bahkan beberapa kali ia meminta maaf pada pengunjung atau perawat yang tak sengaja ia tabrak. Sial, mengapa Devil jadi seperti ini?!

Devil berdecak dan membungkuk demgan nafas ngos-ngosan, kemudian ia menatap beberapa orang yang ada di depan ruang UGD.

Devil berdehem dan berjalan dengan santai menuju ke arah Rival dan Ara yang sedang duduk bercerita. Dengan gaya coolnya laki-laki itu berjalan, tak lupa juga wajah tanpa ekpresinya.

"Om, Tante," panggil Devil membuat kedua orang dewasa itu mendongak.

"Loh, Devil ngapain di sini?," tanya Ara celingak-celinguk, siapa tahu Devil datang bersama orang tuanya.

Angel'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang