-28-

26K 2.4K 400
                                    

Vote sebelum/sesudah baca! Gratis kok :)
---
"Pengen banget sekali-kali gak ngumpat! Tapi lidahnya ga bisa di ajak kompromi "
---
-happyreading-
---

Gladys dan Clara duduk di bangku dan menunggu Angel yang tak kunjung datang. Bel sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu dan guru Matematika mereka pun sudah masuk.

Gladys menggigit bibirnya, ia takut terjadi sesuatu pada Angel.

"Clar," panggil Gladys membuat Clara menoleh.

"Angel kemana ya? Kok belum masuk?," tanya Gladys yang hanya di balas gelengan tak tahu dari Clara.

Tak lama kemudian Clara berdiri dan berjalan ke meja guru dan meminta izin untuk ke toilet. Meninggalkan Gladys yang cemberut karna tak di ajak.

Clara turun ke lantai dasar dan pergi ke arah belakang sekolah, lebih tepatnya ke gudang tempat mereka mengambil meja tadi.

Terkunci, Clara mengetuk pintu itu dan mendengar isakan tangis perempuan. Bukannya merasa takut, ia justru mencoba mendorong pintu itu karna ia tahu siapa yang sedang menangis di dalam.

"Tolong Angel!!," ujar Angel ketika mengetahui seseorang sedang berusaha mendorong pintu itu.

Clara mendorong pintu itu dengan sekuat tenaga, tapi apalah dayanya.

"Angel?," panggil Clara.

"Clara? Tolongin Angel Clar!," teriak Angel mengetuk-ngetuk pintu dari dalam.

"Gak bisa," jawab Clara berusaha mendorong pintu itu.

"Panggilin Abang hiks, di kelas 12 MIPA 1." ujar Angel menangis.

"Di lantai berapa?," tanya Clara datar.

"5, kamu naik lift aja,"

Tanpa membalas ucapan Angel, Clara langsung berjalan menuju lift dan masuk ke dalamnya. Kemudian ia menekan nomor 5.

Clara mengadahkan kepalanya dan teringat sesuatu, kemudian ia tersenyum sinis. Ck, sampah!

Pintu lift terbuka membuaf Clara segera keluar dan berjalan menyusur koridor kelas 12. Masih ada beberapa seniornya di luar kelas karna belum ada guru yang masuk di kelas mereka.

Clara berjalan cuek tak menghiraukan berbagai tatapan dari seniornya itu. Tak lama, ia berhenti di depan kelas yang bertuliskan "XII MIPA 1".

"Cari siapa?," tanya seorang laki-laki yang hendak masuk ke dalam kelas tersebut.

Clara menggaruk tengkuknya, ia lupa menanyakan nama Abangnya Angel. Sekarang bagaimana? Ah, Clara tau.

"Abang Angel," balas Clara singkat.

Laki-laki itu mengerutkan keningnya, kemudian berteriak memanggil seseorang.

"Kenapa?," sejenak Clara terpana melihat wajah seseorang yang cukup.... Tampan?

"Ini, Abangnya Angel." ujar laki-laki itu lalu masuk.

"Angel," ujar Clara.

Elang mengerutkan dahi "Angel? Kenapa?,"

Angel'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang