SELAMAT MEMBACA.
***
DANIEL ANGGARA :
Aku mendengar suara derap kaki yang berjalan ke arah ku, aku berbalik lalu menatap Rena dengan tatapan bingung, serius?
"Nggak salah lo peke baju kek gituan?" Ujar ku pada Rena,
"Lah emang? Ada yang salah? Ini bagus kok," Ujarnya dan menatap baju yang dia kenakan,
"Nggak salah sih. Tapi kalo gua jalan ama lo kayak gini, serasa kayak jalan ama laki-laki, terus kita cuma ke taman kali nggak ke mall," Ujar ku dan menatap Rena dari atas sampai bawah lalu kembali menatapnya yang juga menatap ku heran,"Lo kalo mau jalan ama gua jangan banyak omong," Ujar Rena datar,
"Iya iya maaf," Balas ku seadanya karena melihat Rena seperti itu entah kenapa aku jadi sedikit takut,
"Jadi jalan gak nih?" Ujar Rena kesal,
"Iya iya jadi kok, ya udah ayok." Ujar ku lalu menggenggam tangan Rena,
Aku dan Rena berjalan ke arah mobil sambil bergandengan tangan.
Tumben Rena tidak marah jika aku memegang tangannya, biasanya juga dia udah mencak-mencak kalau aku pegang tangannya tanpa seizin dia.
Ya udah lah nggak usah di pikirin yang penting Rena udah mulai jinak dengan ku.
Aku membukakan pintu mobil untuk Rena lalu dia pun masuk.
Aku kembali menutup pintu mobilnya kemudian aku mengitari bagian depan mobil lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi. Aku menjalankan mobil ku dengan kecepatan standar.
***
"Rena yuk udah nyam- lah nih anak, kok kerjanya tidur mulu. Rena ayo bangun, udah sampe ini," Ujar ku membangunkan Rena yang tertidur namun dia masih tetap pada tidurnya yang terlihat nyenyak,
"Rena ayok bangun," Ujar ku dan mengguncangkan pelan tubuh Rena,
"Mmmm... Apaan sih lo, orang lagi mimpi indah juga. Dasar tukang ganggu," Ujar Rena dan memperbaiki posisi tidurnya menjadi lebih nyaman,
"Perasaan gua, lo mimpi indah mulu deh, kapan mimpi buruknya?" Ujar ku bingung karena memang setiap aku membangunkan Rena dia selalu mengatakan dia bermimpi indah, betul kan?
Rena memutar tubuhnya menghadap pada ku, dan menyamankan posisi tidurnya. Aku dapat melihat wajahnya yang sedang tertidur. Tanpa sadar aku tersenyum kecil sambil menatap lekukan wajahnya yang menurut ku sangat sempurna.
Dia sangat lucu jika sedang tertidur, wajahnya sangat damai, dan terlihat manis, semoga aja aku bisa bersatu dengan Rena. Walaupun aku yakin memang Rena lah adalah jodoh ku.
Tapi tiba-tiba saja aku memikirkan sesuatu.
Bagaimana jika dia menghancurkan hubungan ku dengan Rena. Aku harap aku bisa menghadapinya, aku sudah berjanji untuk menjaga Rena. Dan aku mencintai Rena.
Aku kembali menatap Rena penuh arti. Rena aku akan menjagamu sampai akhir kisah hidup ku, aku pastikan itu.
"Jangan liat gua terlalu lama, nanti lo suka lagi ama gua," Ujar Rena yang masih menutup matanya,
"Gua memang udah suka ama lo dan bahkan gua udah cinta ama lo," Ujar ku menatap Rena sambil tersenyum.
Rena membuka matanya dan menatap ku dalam. Tatapannya adalah tatapan yang sangat aku sukai. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyuman ku.
"Lo beneran suka ama gua?" Ujar Rena dan menatap ku cukup dalam,
"Iya. Harus berapa kali gua ngomong, ini udah kesekian kalinya gua nyatain perasaan gua ke elo, tapi gue ngerti, gue adalah orang baru di kehidupan lo," Ujar ku lembut menatap Rena yang juga menatap ku.
Rena menghela nafas kasar lalu menatap ke arah depan. Selang kemudian Rena kembali menatap ku lebih dalam, lalu dia kembali menatap ke arah depan.
Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu yang membuat dirinya tertekan, apa aku yang membuat dia seperti ini?
"Jujur gua nggak pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta. Gua nggak pernah ngerasain apa yang orang lain rasain. Gua pengen ngerasain hal seperti itu tapi, gua belum nemuin orang yang pas untuk bisa ngebahagiain gua.”
“Gua takut jatuh cinta. Kalo gua cinta sama orang, gua harus ngerasain apa yang namanya sakit hati, dan gua nggak mau nerima resiko itu," Ujar Rena lalu mengusap wajahnya kasar dan aku terus menatapnya menunggu kelanjutan ceritanya.
"Tapi semenjak lo dateng dalam kehidupan gua. Entah kenapa gua jadi aneh. Gue nyaman ada di dekat lo, gua nggak biasa kayak gini ama orang apalagi orang itu orang yang baru gua kenal beberapa hari yang lalu," Ujar Rena berhenti sejenak kemudian menatap ku,
"Gua cuma pengen bilang ama lo," Ujar Rena,
Aku menatap matanya menunggu apa yang akan Rena ucapkan. Rena menghela nafas kemudian menutup matanya rapat-rapat.
"Ajarin gua buat jatuh cinta ama lo," Ujarnya yang masih menutup matanya.
Dengan perasaan senang aku tersenyum kecil menatap Rena yang sudah mulai membuka hatinya untuk ku.
"Rena tatap gua," Ujar ku lembut kemudian Rena membuka matanya perlahan dan menatap ku gugup,
"Rena gue cinta ama lo sampai kapan pun, dan gue janji bakal buat lo ngerasain apa itu cinta," Ujar ku lembut kemudian mengecup lama kening Rena,
Aku kembali memperbaiki posisi duduk ku lalu tersenyum pada Rena. Rena membalas senyuman ku dengan senyuman simpul yang menurut ku sangat manis, lalu dengan gerakan cepat dia mencium pipi kanan ku, kemudian keluar dari mobil.
"Dasar gadis nakal," Ujar ku tersenyum bahagia lalu keluar dari mobil dan mengikuti Rena yang sudah jauh meninggalkan ku.
Ponsel ku tiba-tiba bergetar di saku celana ku, aku mengambilnya dan ternyata ada pesan masuk dari nomor yang tidak aku kenal, aku mengerutkan dahi bingung berusaha memikirkan siapa pemilik nomor ini.
"Nomor siapa ini?" Gumam ku kecil kemudian aku melihat apa isi pesan itu.
"Daniel sayang aku kembali," Isi pesan itu.
Aku mengerutkan dahi bingung. Siapa yang mengirim pesan ini?
Seketika mata ku membulat dan dengan perasaan terkejut aku beralih menatap Rena dari kejauhan. Rena tampak tersenyum lebar di sana sambil berbincang ria dengan anak kecil yang mengajak Rena berbicara.
Apa dia yang mengirim pesan ini?
TERIMA KASIH SUDAH MAU BACA CERITA KU
MOHON MAAF KALAU ADA KESALAHAN ATAU TYPO.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER IS MY HUSBAND ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini aku pindahin karena akun yang aku pake dulu bermasalah. JANGAN LUPA FOLLOW DON'T COPY MY STORY! ######################## Cerita ini mengandung kata-kata kasar!! Rena Dara Anggita adalah perempuan yang kerasa kepala, pembangkang, dan...