BAGIAN 21 : Kidnapping.

3.1K 145 6
                                    

SELAMAT MEMBACA.

***
RENA DARA ANGGITA :

"Bawa dia masuk, jangan sampai dia mencoba untuk lari, awasi dia terus," Ujar wanita itu,

"Lo siapa sih? Berani banget lo nyulik gua kayak gini," Ujar ku penuh amarah,

"Lo mau tau siapa gua?" Ujarnya dan menatap ku sengit,

"Gua Clara," Ujarnya singkat yang sukses membuat ku mematung,

Apa? Jadi dia Clara yang terobsesi dengan Daniel. Tapi kenapa dia menculik ku?

"Lo udah rebut Daniel dari gua, dan gua nggak akan biarin siapa pun wanita yang berani mendekati Daniel kecuali gua," Ujarnya dan mencengkram dagu ku cukup keras dan menatap ku tajam,

"Dasar jalang, cuiihhh," Umpat ku kemudian meludahi wajahnya dengan penuh keemosian.

Clara menutup matanya terlihat menahan amarahnya, lalu kembali membukanya dan menatap ku tajam.

Dengan kasar, Clara melepaskan cengkraman tangannya dari dagu ku kemudian menampar ku keras hingga membuat wajah ku terpental kesamping.

"Dasar bocah kurang ajar. Kalian bawa dia masuk!" Ujarnya kemudian masuk lebih dulu,

Para pengawal itu atau bisa di bilang babunya Clara membawa ku masuk dan aku terus memberontak berusaha untuk di lepaskan.

"Woii lepasin gua!!" Ujar ku pada pengawal yang terus menarik ku masuk ke sebuah club malam,

"Lepasin gua bangsat!" Ujar ku lagi dan terus meronta untuk di lepaskan,

Pengawal Clara masuk ke dalam club itu dan dua pengawal lainnya mencengkram lengan ku dengan sangat kuat hingga aku tidak bisa lepas darinya.

Aku dan para pengawal Clara masuk ke dalam club malam.

Ketika masuk, banyak asap rokok dan bau alkohol yang menyeruak ke indra penciuman ku. Sungguh aku tidak suka dengan asap rokok atau pun bau alkohol, itu adalah dua hal yang paling aku benci.

Aku tidak bisa lagi melawan. Lengan ku di cengkram sangat keras, jika aku terus meronta aku akan terluka. Yang harus aku pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya aku bisa melarikan diri dari pengawal yang terus memegang ku ini.

"Ayo bawa dia ke kamar yang sudah di persiapkan untuknya. Di kamar itu sudah ada yang menunggunya," Ujar Clara dengan angkuhnya,

"Gua nggak mau, mending lo lepasin gua, atau lo gue lap- " Ujar ku terpotong,

"Lo mau laporin gua ke siapa hah! Ke polisi, oh atau ke Daniel. Gua nggak takut ya sama ancaman lo. Basi," Ujar Clara sombong dan mengalihkan pandangannya dari ku,

"Lo kenapa sih, kayaknya nggak bisa banget lepas dari Daniel," Ujar ku pada Clara tapi dia tidak membalas ucapan ku,

"Lo itu cantik pasti banyak cowok yang suka dan cinta ama lo dengan tulus. Di dunia ini masih banyak cowok dan bukan cuma Daniel. Di luar sana banyak yang nunggu lo dan lebih baik dari Daniel, apa lo nggak bisa ngelepasin Daniel?" Ujar ku berhenti sejenak,

"Terkadang merelakan adalah jalan satu-satunya untuk melihat orang yang kita sayang bahagia. Apa lo nggak bisa ngelakuin itu. Apa lo nggak bisa ngeliat orang lain bahagia?" Ujar ku pada Clara namun dia hanya terdiam dan enggan untuk menatap ku,

"Gua mohon. Biarin Daniel bahagia bersama orang yang memang dia cintai," Ujar ku pelan,

Kemudian Clara menatap ku datar lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Gua nggak perduli, yang jelas gua bisa dapetin Daniel seutuhnya, dan lo mungkin... Gua bakalan serahin lo ama om-om mesum yang udah nungguin lo di kamar. Kalian berdua bawa cewek jalang ini ke kamarnya, cepat!" Ujar Clara kemudian duduk di salah satu sofa yang tesedia.

"Lo egois, pantes aja Daniel gak suka ama lo, lo jalang sekaligus pisikopat, bangsat lo anjing," Ujar ku geram,

Pengawal itu menarik ku kasar, dan membawa ku ke tempat tujuan yaitu kamar yang katanya ada om-om yang sudah menunggu ku di sana.

"Lepasin gua!" Seru ku dan terus meronta tapi tak di perdulikan oleh dua pengawal yang memegang ku ini.

Selang kemudian. Muncul lampu neon di atas kepala ku. Aku punya ide. Walaupun ini bukan ide yang begitu pintar, tapi semoga saja ini berhasil.

"Kalo lo berdua lepasin gua. Gua bakalan kabulin satu permintaan lo, gua janji," Ujar ku memohon sambil terus berjalan,

Kedua pengawal itu menatap ku secara bersamaan, kemudian kembali menatap ke arah depan, ih dikira aku bohong kali ya.

"Eh gua beneran loh gua nggak bohong, kalo lo berdua lepasin gua, gua bakal kabulin satu permintaan lo," Ujar ku memohon dan menatap mereka berdua bergantian,

"Cuma satu?" Ujar salah satu pengawal itu datar, kok kayak kenal suaranya.

Aku kira pengawal-pengawal seperti mereka tidak akan termakan jika aku mengatakan seperti itu. Padahal aku tadi dapat ide seperti itu cuma ingin bercanda.

"A-anu k-k, oh gimana kalo dua permintaan," Ujar ku sumringah,

"Ok dua permintaan," Ujar pengawal yang satunya lagi sambil menahan senyumannya, nih orang kenapa?

Aku menatap pengawal yang satunya lagi, dan dia juga menahan senyumnya. Aku kok jadi curiga ya sama meraka, Kayak ada yang aneh, eh kok aku nggak nyampe-nyampe sih, perasaan aku jalan terus dari tadi, mereka mau bawa aku kemana?

"Eh lo berdua mau kan lepasin gua?" Ujar ku pada mereka berdua,

"Kalo lo mau lepas mending lo diam," Ujarnya kaku,

"Tegang amat lo, kayak pake bh baru aja," Ujar ku datar.

Mereka berdua menatap ku dengan reflex. Aku menatap mereka berdua bergantian sambil tersenyum lebar.

"Becanda doang kok hehe." Ujar ku cengengesan dan kembali menatap ke arah depan.

Mereka berdua berhenti di depan pintu kamar. Lah katanya aku mau di lepasin kok aku di bawa ke sini.

Mereka membawa ku masuk dan ada seorang pria memakai jaket bertudung yang sedang duduk diatas tempat tidur dengan membelakangi ku. Wah jangan-jangan mereka berdua membohongi ku, sialan.

"Eh lo berdua boong ya ama gua, katanya mau lepasin gua, kok di bawa ke sini," Ujar ku kesal dan menatap pria yang duduk itu dengan jijik,

“Siapa tau aja pria itu om-om mesum yang gila nidurin cewek, astaga gua di bohongin. Kenapa gua gampang banget di bohongin.” Ujar ku dalam hati.

Aku berbalik sedikit dan ternyata pintu masih terbuka.

Aku berbalik dengan cepat dan hendak keluar dari tempat ini namun kedua pengawal itu masih bisa menangkap ku dan dengan cepat dia mengunci pintunya hingga ku tidak bisa keluar.

"Nih Rena udah gua bawa, terserah lo mau apain dia," Ujar salah satu pengawal itu,

"Pliss jangan apa-apain gua," Ujar ku memohon pada pria itu sambil terduduk dan memegang kakinya. Aku baru kali ini berlutut di hadapan seseorang, ini demi keselamatan ku,

"Hahahaha!!" Tawa kedua pengawal itu.

Aku menatap pengawal itu dengan tatapan heran sambil mengerutkan dahi, kok ada yang aneh ya.

"Lo berdua nggak usah ketawa, kayak mak lampir tau gak." Ujar pria yang sekarang aku pegang kakinya.

Aku menatap pria itu dan...



















TERIMA KASIH SUDAH MAU BACA CERITA KU

MOHON MAAF KALAU ADA KESALAHAN ATAU TYPO.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA.










MY TEACHER IS MY HUSBAND ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang