SELAMAT MEMBACA.
***
DANIEL ANGGARA :
"Aaaaaa... Kamu jahat ama aku," Ujar Rena yang sedari tadi tidak hentinya menangis,
"Kamu kenapa sih sayang. Coba deh kamu ngomong, kan aku nggak tau kamu kenapa sampe nangis kayak gini," Ujar ku terus bersabar menghadapi Rena,
"Pokoknya kamu jahat ama aku. Aaaaaaa... " Ujar Rena dan tangisannya makin pecah,
Aduh, bagaimana cara menghadapi wanita hamil seperti gini. Aku jadi bingung harus bagaimana.
"Sayang coba deh kamu ngomong. Kamu mau apa, hmm," Ujar ku dan tersenyum simpul pada Rena,
"Aku nggak mau apa-apa," Ujar Rena kemudian memanyunkan bibirnya kedepan.
"Terus kamu kenapa nangis?" Ujar ku tersenyum paksa,
Aku harus bersabar mengahadapi Rena yang tengah mengandung enam bulan. Kadang sifat Rena tidak menentu, biasanya marah-marah, menangis tanpa alasan. Seperti sekarang, dia menangis dan aku tidak tau apa masalahnya.
"Kamu jahat," Ujar Rena cemberut dan melipat kedua tangannya di depan dada,
Kan benar. Tadi dia nangis sekarang malah cemberut gini, kan aku jadi pusing.
"Aku jahat kenapa sih sayang, perasaan aku nggak ngelakuin kesalahan deh," Ujar ku bersabar,
"Kamu jahat. Hiksss... hiksss," Kan mulai lagi. Dia nangis lagi, aduh.
"Iya sayang tapi jahat kenapa?" Ujar ku terus bersabar,
Rena menatap ku dengan air matanya yang terus mengalir,
"Kamu marah ya sama aku?" Ujar Rena sedih dan tetesan air matanya tak kunjung berhenti.
Aku menghela nafas kemudian beralih memeluk Rena. Sungguh, aku tak sanggup melihat Rena menangis seperti ini.
Aku memeluknya erat sambil mengelus kepalanya lembut.
"Makasih," Ujar Rena dan memeluk ku erat.
Tuh kan, tadi dia bilang aku jahat sekarang malah bilang makasih sama aku. Rena ini kenapa sih. Apa memang ibu hamil seperti ini?
"Iya sayang. Sekarang kamu tidur ya, ini masih pagi buta," Ujar ku kemudian melepaskan pelukan ku pada Rena.
Rena berbaring dan aku ikut berbaring di sampingnya. Aku menyelimuti tubuh ku dan Rena hingga sebatas dada kemudian memeluk Rena dari samping.
"Niel. Aku belum bisa tidur," Ujar Rena manja dan menatap ku memelas,
"Trus kamu mau ngapain, hmmm," Ujar ku dan mengelus kepala Rena lembut,
"Aku cuma mau nanya," Ujar Rena polos,
"Mau nanya apa?" Balas ku kemudian mengecup singkat kening Rena,
"Kamu sayang nggak sama aku?" Ujar Rena polos dan aku membalasnya dengan senyuman,
"Sayang banget malah," Ujar ku tersenyum manis padanya,
"Kalo aku sayang nggak sama kamu?" Ujar Rena seperti anak kecil,
"Kok kamu nanya gitu ke aku, harusnya aku dong yang nanya gitu ke kamu. Kamu sayang nggak sama aku," Ujar ku mengelus kepala Rena lembut,
"Aku sayang banget ama kamu. Melebihi kata sayang," Ujar Rena tersenyum simpul,
"Kam- "
"Awww... " Jerit Rena kecil sambil memegang perutnya,"Kamu kenapa sayang?" Ujar ku khawatir,
"Babynya nendang-nendang," Ujar Rena mengelus perutnya yang sudah membesar,
"Aduh ternyata Baby ayah lagi main bola ya di perut bunda. Jangan keras-keras ya sayang nendang bolanya, bunda nanti sakit kalo kamu nendang terlalu keras," Ujar ku mengelus perut Rena dan mengecup lama perut Rena,
Aku menatap Rena sambil tersenyum dan dia membalas senyuman ku. Aku kembali mengecup perut Rena yang di dalamnya sudah ada anak ku yang akan lahir di bulan ke sembilan.
"Ayah sayang kamu. Kamu bobo ya, bunda sama ayah juga mau bobo," Ujar ku mengelus lembut perut Rena,
Aku beralih menatap Rena kemudian kembali berbaring di sampingnya dan memelukknya hati-hati.
"Kamu tidur gih." Ujar ku kemudian mengecup singkat kening Rena,
"Iya." Ujar Rena kemudian menutup matanya untuk tertidur.Aku pun menutup mata ku kemudian tertidur lelap.
TERIMA KASIH SUDAH MAU BACA CERITA KU
MOHON MAAF KALAU ADA KESALAHAN ATAU TYPO.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER IS MY HUSBAND ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini aku pindahin karena akun yang aku pake dulu bermasalah. JANGAN LUPA FOLLOW DON'T COPY MY STORY! ######################## Cerita ini mengandung kata-kata kasar!! Rena Dara Anggita adalah perempuan yang kerasa kepala, pembangkang, dan...