BAGIAN 13 : She Is Back.

4K 191 0
                                    

SELAMAT MEMBACA.

***

DANIEL ANGGARA :

"Rena ayok bangun, udah sampai," Ujar ku pada Rena.

Rena tertidur di mobil saat perjalanan ke butik bunda.

“Rena, ayo bangun,” Ujar ku lagi, namun Rena masih belum bangun. Malah dia memperbaiki posisi tidurnya. Dasar Rena.

“Rena,” Ujar ku lagi sambil memegang bahunya,

Mengapa Rena tidak bangun-bangun? Apa aku gendong saja dia ke dalam? Ya sudah lah, daripada lama.

Aku menggendong Rena keluar dari mobil dan menggendongnya masuk ke dalam butik. Sesampainya di dalam, karyawan yang bekerja di butik bunda kemudian menyapa ku.

"Eh tuan Daniel, ngapain ke sini? Pengen ketemu bunda ya. Eh tapi siapa yang tuan gendong?" Ujar karyawan itu sambil tersenyum.

Namanya Jenny, dia teman ku. Dia memang sangat cerewet dia juga ceria dan ramah pada semua orang. Aku akrab dengannya semenjak dia di terima bekerja di sini.

Aku menurunkan Rena dari gendongan ku dan menidurkannya pada salah satu sofa panjang yang tersedia.

"Jeny, harus berapa kali gua bilang, kalo ngomong ama gua nggak usah pake bahasa formal," Ujar ku pada Jeny sambil menatapnya yang juga menatap ku,

"Iya iya deh. Eh tapi tuh cewek siapa? Kok pake baju seragam sekolah sih?" Ujarnya dan menatap Rena yang tertidur di sofa dengan sangat nyenyak,

"Dia calon istri gua," Ujar ku dan tersenyum senang sambil menatap Rena. Entah kenapa aku sangat senang jika mengatakan kalau Rena adalah calon istri ku.

"Oh jadi ini yang namanya Rena. Cantik, tapi dari penampilannya kok kayak anak brandal gitu ya," Ujar Jeny menatap Rena kemudian menatap ku,

"Dia memang anak bandel, susah di atur, suka buat onar, sering ngerjain orang kalo di sekolah. Tapi dia baik kok," Ujar ku,

Jeny hanya mengangguk mengerti.

Aku sangat mengerti dengan keadaan Rena.

Memang benar dia anak yang brandal tapi itu cuma sifat luarnya saja.

Dia hanya ingin membuat dirinya nyaman dengan melakukan hal yang membuat dia bisa melupakan masalahnya. Aku tersenyum kecil menatap Rena, lalu kembali menatap Jeny,

"Oh iya bunda mana? " Ujar ku pada Jeny,

"Oh bunda. Dia ada diruangannya kok, mau gua pang- " Ujar Jeny terpotong,

"Eh Daniel, udah dateng, Renanya mana? " Ujar bunda yang baru saja datang,

"Tuh dia lagi tidur," Ujar ku dan menunjuk Rena yang tertidur di sofa,

"Aduh calon mantu bunda cantik banget ya," Ujar bunda dan menatap Rena sambil tersenyum manis,

"Aku bangunin Rena dulu ya bun," Ujar ku pada bunda dan hendak melangkah ke arah Rena tapi suara bunda menghentikan ku,

"Eh tunggu, biar bunda aja yang bangunin," Ujar bunda kemudian berjalan ke arah Rena yang masih tertidur,

Bunda berjongkok di dekat sofa agar dapat melihat wajah Rena,  kemudian bunda mengelus pipi Rena lembut.

"Rena sayang ayo bangun," Ujar bunda sambil mengelus kepala Rena pelan,

"Bun kalo dia di gituin nggak bakalan bangun dia." Ujar ku pada bunda,

"Kamu nggak usah berisik, diam aja, biar bunda yang urus," Ujar bunda memarahi ku,

"Rena ayo bangun," Ujar bunda pelan sambil mengelus pelan rambut Rena,                                                        
Rena terlihat menggeliat lalu merenggangkan seluruh tubuhnya, kemudian menggosok matanya pelan.

Rena membuka matanya setengah sadar dan menatap bunda sambil menyipitkan matanya bingung,

"Gua udah di surga ya?" Ujar Rena setengah sadar dan bangun dari tidurnya,

"Eh kampret lo bukan di surga, lo ada di butik bunda," Ujar ku dan berjalan kearah Rena lalu duduk di sampingnya, dan bunda ikut duduk di samping Rena,

"Trus kok ada malaikat di sini," Ujar Rena yang sudah sadar lalu menatap bunda heran,

“Sumpah deh, nih malaikat cantik benget,” Ujar Rena lagi sambil mengedipkan matanya beberapa kali,

Oh jadi yang di maksud malaikat itu bunda. Aku hanya menggelengkan kepala ku singkat melihat Rena yang begonya minta ampun. Bunda hanya tersenyum manis menatap ku dan Rena bergantian.

"Rena dia itu bunda gua, dia bukan malaikat," Ujar ku kemudian Rena menatap ku dengan membulatkan matanya lalu kembali menatap bunda yang tersenyum pada Rena.

"Ini bunda?" Ujar Rena dan aku hanya mengangguk kecil,

"Njirr bunda lo kinclong amat, cantik lagi, beda banget ama lo yang karatan," Ujar Rena menatap ku dan bunda Bergantian,

"Sialan lo," Ujar ku kesal,

“Emang bener kan?” Ujar Rena,

“Bener? Mata lo katarak,” Balas ku tak mau kalah,

“Lo yang karatan, wleekk,” Ujar Rena sambil memeletkan lidahnya dan menatap ku jahil,

"Udah ah nggak usah berantem, kalian ini kayak anak kecil aja,” Ujar bunda mengentikan kami berdua,

“Rena yuk kita pilih gaun pernikahan buat kamu." Ujar bunda lalu menarik tangan Rena pelan dan berjalan meninggalkan ku.

"Sialan gua di tinggalin," Ujar ku kesal,

"Nggak usah baper kali, sini gus temenin pilih baju buat lo," Ujar Jeny yang masih setia berdiri di tempatnya,

"Ya udah ayok," Ujar ku kemudian berjalan dan memilih baju apa yang akan aku kenakan.

"Eh ngomong-ngomong si Rena cantik ya, walaupun dia urakan, tapi masih kelihatan manis kok," Ujar Jeny memuji Rena dan aku hanya membalasnya dengan senyuman,

"Tapi lo harus jagain Rena baik-baik," Ujar Jeny menatap ke arah depan.

“Lo nggak bilang gua juga bakal jagain dia,” Ujar ku pada Jeny,

“Gua serius,” Ujar Jeny,

Aku menatap Jeny bingung. Tidak biasanya dia seperti ini?

"Sepupu gua udah balik dari paris, dan dia bilang dia masih cinta sama lo dan pengen lo jadi milik dia. Gua takut nanti Rena di apa-apain ama dia, jadi gua harap lo harus banget jaga Rena baik-baik," Ujar Jeny kemudian berjalan meninggalkan ku.

Aku yang masih terkejut, berusaha untuk mencerna kembali perkataan Jeny. Jadi dia sudah kembali.














TERIMA KASIH SUDAH MAU BACA CERITA KU

MOHON MAAF KALAU ADA KESALAHAN ATAU TYPO.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA.








MY TEACHER IS MY HUSBAND ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang