SELAMAT MEMBACA.
***
RENA DARA ANGGITA :
"Rena makan yuk di luar," Ujar Daniel lalu duduk di tempat tidur ku,
"Makan di luar? Teras maksudnya," Ujar ku sambil memainkan ponsel ku,
"Bukan di teras Rena, maksudnya tuh makan di restoran," Ujar Daniel,
"Gua nggak suka makan di restoran,” Ujar ku jujur,
“Lah kenapa emang?” Ujar Daniel,
“Udah makanannya sedikit, harganya mahal lagi, gua lebih suka makan di warung pinggir jalan aja, lebih enak dan lebih murah," Ujar ku lalu menatap Daniel sambil menaikkan sebelah alis ku,
"Ya udah yuk kita makan di warung aja, gua udah laper banget nih, keburu tengah malem," Ujar Daniel merengek tidak sabaran,
"Emang sekarang jam berapa sih?" Ujar ku lalu melihat jam yang tergantung di dinding kamar ku, udah setengah delapan malam rupanya.
“Tunggu, itu rahang ama bibir lo kenapa?” Ujar Daniel lalu mendekatkan wajahnya pada ku,
Dia memegang dagu ku lalu menatap rahang kiri ku yang masih terlihat lebam, lalu dia mengusap sudut bibir ku dengan pelan kemudian menatap mata ku.
“Jangan bilang lo berantem lagi?” Ujarnya pelan,
“Iya, gua abis berantem tadi,” Balas ku juga pelan, sekarang posisi kami sangat lah dekat, aku tidak tau mau berbuat apalagi di sini selain mematung,
Daniel melepaskan tangannya dari dagu ku, lalu menjauhkan wajahnya namun masih menatap ku.
“Gua udah bilang kan, lo nggak boleh berantem lagi, lo keras kepala amat sih,” Ujar Daniel sedikit kesal,
“Masa iya gua diem aja liat teman gua di keroyok,” Ujar ku juga kesal,
“Tapi nggak harus berantem juga Rena, lo kan bisa langsung telpon polisi atau panggil orang-orang sekitar buat nolongin dia,” Ujarnya tiba-tiba melembut dan menatap ku dalam.
Sebenarnya memang aku bisa memanggil orang-orang sekitar untuk membantu Bima tadi, tapi melihat Bima yang sudah tidak berdaya di pukuli, aku sudah tidak punya waktu untuk meminta bantuan. Aku tau aku salah.
“Maaf,” Ujar ku pelan sambil menatap Daniel yang masih menatap ku,
“Lain kali, jangan berantem lagi yah, gua nggak mau liat lo luka kayak gini,” Ujarnya lembut dan mengelus pipi kiri ku pelan,
Bohong jika aku tidak merasakan apa-apa saat Daniel memperlakukan ku seperti ini. Saat ini jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, aku tidak tau ini apa, aku suka saat Daniel seperti ini pada ku.
“Lukanya udah di obati?” Ujar Daniel,
“Udah kok tadi,” Balas ku sambil tersenyum, lalu dia pun membalas senyum ku dengan senyum manisnya,
“Ya udah yuk,” Ujar Daniel lalu berdiri dari duduknya,
"Ya udah, lo turun duluan gua mau ganti baju dulu," Ujar ku kemudian berdiri hendak untuk mengganti pakaian ku,
"Nggak usah, lo gitu aja. Cuma pengen makan kok," Ujar Daniel,
"Bener gini aja?" Ujar ku,
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER IS MY HUSBAND ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini aku pindahin karena akun yang aku pake dulu bermasalah. JANGAN LUPA FOLLOW DON'T COPY MY STORY! ######################## Cerita ini mengandung kata-kata kasar!! Rena Dara Anggita adalah perempuan yang kerasa kepala, pembangkang, dan...