SELAMAT MEMBACA.
***
RENA DARA ANGGITA :
Bukkhh... bukkhh...
Aku membalas lawan ku yang tak henti untuk menyerang ku dan mereka bahkan lebih banyak dari ku mungin sekitar 8 orang, tapi aku tidak sendiri, aku di bantu oleh Vino.
Sejak SMP memang aku sudah belajar seni bela diri seperti, Karate, Pencak silat, dan Taekwondo, aku pun sudah mendapatkan semua tingkatan sabuknya.
Aku menendang perut salah satu dari mereka lalu memukul hidung seseorang yang baru saja ingin menyerang ku. Selang kemudian aku dan Vino melumpuhkan mereka semua. Walaupun ada beberapa luka pukulan di wajah dan di lengan ku.
"Lo pada masih mau gua pukulin," Ujar ku geram,
Mereka semua menggeleng. Aku hanya menatap mereka datar.
"Mending sekarang lo semua kembali ke habitat lo masing-masing. Dan ingat kalo lo semua masih berani nyerang temen gua, lo pada habis di tangan gua, ngerti lo!" Ujar ku memperingatkan mereka dan di balas dengan anggukan oleh mereka.
Selang kemudian mereka semua berdiri dan berjalan ke arah ku, lalu salah satu dari mereka meminta maaf padaku.
"Gua Gali. Sorry ya, gua cuma ke bawa emosi. Abisnya temen lo ini, bikin gua pusing, dia nyakitin perasaan adek gua," Ujar Gali dan menepuk pundak ku singkat,
"Nyakitin perasaan adek lo? " Ujar ku menyeritkan dahi ku bingung,
"Iya. Dia nembak adek gua seminggu yang lalu, terus setelah dia nembak adek gua, dia hilang tanpa kabar. Tapi kemarin adek gua ngeliat dia ama cewek lain. Siapa yang nggak sakit hati coba, lo tau gak adek gua nangis semaleman cuma gara-gara nih bocah." Ujar Gali menunjuk Vino dengan geram,
“Bocah? Kita seumuran kale,” Ujar Vino,
Aku beralih menatap Vino dengan tatapan datar, dan dia hanya membalas dengan cengiran lebarnya.
"Jadi ini semua gara-gara lo," Ujar ku datar pada Vino dan dibalas dengan anggukan oleh Vino.
Aku hanya menghela nafas kasar dan memijat pelips ku pelan.
Aku kembali menatap Gali yang masih setia berdiri di hadapan ku bersama teman-temannya.
"Dasar setan," Umpat ku kesal kemudian menjitak kepala Vino keras,
"Ya sorry," Ujar Vino dan mengelus kepalanya yang tadi aku jitak,
Aku kembali menatap Gali dan tersenyum ramah."Kalo gitu gua minta maaf ya kerena udah mukulin lo semua, padahal yang salah tuh si bocah geblek ini," Ujar ku pada mereka dan menatap Vino sinis,
"Iya nggak papa kok," Balas Gali sambil tersenyum,
"Eh minta maaf lo ama dia," Ujar ku pada Vino,
Vino mengangguk kemudian menepuk pundak Gali singkat.
"Sorry ya bro, tanyain ama adek lo, gua minta maaf. Gua juga pengen ketemu ama dia, tolong sampein ya ke adek lo." Ujar Vino tersenyum pada Gali.
"Ok bakalan gua sampein, oh iya kalo gitu gua balik dulu ya ama temen-temen gua. Sekali lagi gua ama temen-temen gua minta maaf," Ujar Gali tersenyum kecil,
"Justru gua ama Vino yang harus minta maaf, kita udah mukulin lo sampe lo semua memar-memar kayak gitu," Ujar ku padanya,
"Santai aja kali, lagian lo kan gak tau permasalahan ini sebelumnya" ujar Gali.
"Oke," Balas ku singkat.
Kemudian aku membalasnya dengan anggukan singkat, lalu Gali hendak berbalik dan berjalan, tapi aku kembali memanggilnya.
"Tunggu," Ujar ku kemudian Gali berbalik menatap ku,
"Kalo lo punya masalah, lo harus selesain sendiri jangan main keroyokan. Karena hanya pengecut yang berani main keroyokan." Ujar ku pada Gali.
Gali sempat tertegun lalu mengangguk singkat. Lalu Gali dan teman-temannya pun berjalan meninggalkan aku dan Vino.
Aku menatap Vino sambil menaikkan sebelah alis ku dan Vino hanya menatap ku sambil tersenyum lebar.
"Nggak usah senyum deh lo, kayak anjing tau gak," Ujar ku kemudian berjalan meninggalkan Vino.
"Ya elah marah lagi, jangan marah ama gua dong Rena. Iya deh gua minta maaf," Ujar Vino yang sudah berjalan di samping ku dan memohon pada ku untuk di maafkan,
"Nyantai aja kali, nggak usah baper," Ujar ku datar dan terus berjalan ke gerbang belakang sekolah,
"Yee… Tapi muka lo kok kayak marah gitu ama gua," Ujar Vino menatap ku dari samping.
Vino adalah sahabat aku setelah Sarah. Vino yang sering membantu ku kalo aku lagi ada masalah, dan Vino terkenal di sekolah karena dia tampan dan juga badboy. Dia sering juga ngebantuin aku ngerjain murid baru atau buat ulah kalau di sekolah. Eh iya aku kepikiran sesuatu.
"Eh Vino bantuin gua ngerjain orang ya," Ujar ku pada Vino dan menatapnya.
"Ngerjain siapa? " Balasnya,
"Nanti gua tunjukkin yang mana orangnya, dia anak baru pokoknya, dan kalo gua liat tuh anak songong banget." Ujar ku,
"Anak kelas berapa?" Ujar Vino,
"Gak tau, yang jelasnya lo harus dan wajib bantuin gua,"
"Iye iye, dasar pemaksa."
Aku teringat sesuatu yang penting yang belum aku ceritakan pada Vino. Tapi apa aku harus mengatakan padanya sekarang? Sarah sudah tau jika aku akan menikah dengan Daniel, tapi aku masih ragu untuk memberi tahu Vino.
“Lagi mikirin apa sih?” Ujar Vino,
“Nggak, eh Vin akhir-akhir ini lo sering bicara gak ama Sarah?” Ujar ku pada Vino.
Pasalnya Sarah akhir-akhir ini terlihat aneh dan seakan menyembunyikan sesuatu.
Aku menatap Vino yang hanya terdiam sambil terus berjalan, apa dia tidak mendengar ku?
“Vin, lo denger gua ngomong kan?” Ujar ku lagi pada Vino, dan dia langsung menatap ku dengan tatapan seakan baru sadar jika aku mengajaknya bicara.
“Lo kenapa sih?” Ujar ku pada Vino.
Dia tampak gugup namun dia berusaha untuk menyembunyikannya.
“Gua nggak papa kok,” Ujar Vino mengalihkan pandangannya dari ku.
Tidak salah lagi pasti ada alasan mengapa Sarah terlihat aneh akhir-akhir ini, dan ku rasa Vino tau apa yang terjadi.
Vino juga tampak begitu aneh. Apa mereka berdua punya masalah yang sama?
Aku beralih menatap ke depan dan melihat gerbang belakang sekolah sudah hampir sampai.
Apa yang mereka berdua sembunyikan dari ku?
Sesampainya di gerbang belakang betapa terkejutnya aku setelah melihat siapa yang menunggu disana.
Mati aku.
TERIMA KASIH SUDAH MAU BACA CERITA KU
MOHON MAAF KALAU ADA KESALAHAN ATAU TYPO.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER IS MY HUSBAND ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini aku pindahin karena akun yang aku pake dulu bermasalah. JANGAN LUPA FOLLOW DON'T COPY MY STORY! ######################## Cerita ini mengandung kata-kata kasar!! Rena Dara Anggita adalah perempuan yang kerasa kepala, pembangkang, dan...