SELAMAT MEMBACA.
***
RENA DARA ANGGITA :
Aku hanya menatap televisi dengan tatapan kosong. Daniel tadi izin keluar karena ada pertemuan mendadak dari kliennya yang baru datang dari luar negri.
Dan sekarang aku sendirian di sini, bagusnya ngapain ya? Sekarang udah sore. Mending aku jalan-jalan di sekitar sini.
Aku segera mengganti pakaian ku dengan baju kaos kebesaran lengan pendek sampai siku, lalu memakai celana training.
Aku baru ingat sesuatu, aku segera mengambil kalung pemberian Jeffry anak kecil tadi yang aku simpan di dompet ku, lalu menyimpannya di dalam sebuah kotak kecil dan memasukkannya ke dalam lemari.
Aku berjalan santai turun ke bawah tidak lupa aku memakai sandal yang selalu aku pakai jika ingin berjalan-jalan di sekitar sini.
Aku keluar dari rumah tidak lupa mengunci pintu, lalu kembali melanjutkan jalan ku.
Jalan di sekitar rumah ku ini terlihat sepi, hanya beberapa orang yang biasa selalu lewat di sini. Orang yang tinggal sekira sini, rata-rata orang yang sibuk dan mereka pulang jika sore atau malam.
Aku sering memperhatikan itu. Lihat saja jalan di sini saja terlihat sepi, mungkin sekitar jam 5 sore lah baru mereka udah pada pulang. Sekarang baru jam 4.
Berjalan-jalan sambil memandang sekitar dengan penuh takjub, entah kenapa aku sangat menyukai pemandangan menenangkan seperti ini, pohon-pohon besar yang ada di pinggir kiri dan kanan jalan. Jalanan juga tampak bersih dan terawat karena warga sekitar sini, sering melakukan kerja bakti.
Setelah berjalan cukup jauh, aku berniat kembali ke rumah, namun aku mendengar suara dari dalam gang yang sekarang aku tatap, aku berhenti ketika mendengar suara itu. Apa ada orang di dalam sana? Setau ku gang ini jarang ada yang datang.
Aku hendak kembali melanjutkan langkah ku, tapi suara orang berteriak namun tidak terlalu besar kembali terdengar. Apa sungguh ada orang di dalam sana?
Aku yang memang penasaran, berjalan cepat memasuki gang itu, sebelum sampai di ujung, aku berjalan pelan agar tidak menimbulkan kebisingan. Di sana terlihat beberapa orang yang seperti memukul seseorang yang sudah terjatuh lemas di tanah.
Aku bersembunyi di balik drum besar sambil berjongkok. Aku mempertajam tatapan ku pada orang-orang yang tidak ku kenal itu, mereka ada 5 orang tambah 1 sama yang di keroyok jadi 6.
Aku sebenarnya tidak ingin ikut campur, aku hanya ingin menonton perkeroyokan ini. Namun setelah melihat siapa yang mereka keroyok, mata ku membulat lalu segera berdiri dari jongkok ku.
“Laki tapi kok main keroyokan,” Ujar ku pada mereka,
Mereka berbalik dan menatap ku bingung, orang yang di keroyok itu juga ikut menatap ku. Dia Bima. Dia terlihat babak belur dan banyak bekas luka lebam di wajah dan tangannya.
“Nggak usah ikut campur lo, ini urusan kita,” Ujar salah satu dari mereka,
Aku hanya menggeleng pelan lalu berjalan ke arah Bima yang berusaha untuk berdiri, aku segera membantunya berdiri, namun salah satu dari mereka malah menarik ku dan mendorong ku ke tombok.
Bahu ku terbentur dengan tembok keras itu, aku hanya meringis kesakitan sebab dia mendorong ku secara tiba-tiba.
“Lo cewek mending nggak usah ikut campur, ini urusan gua ama dia, jadi gua peringatkan sekali lagi, ato lo abis ama gua,” Ujar pria yang tadi mendorong ku,
Aku hanya menatapnya tajam, lalu kembali berjalan ke arah Bima dan membantunya berdiri.
“Lo nggak papa kan Ren?” Ujar Bima pelan pada ku,
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER IS MY HUSBAND ( COMPLETE )
Teen FictionCerita ini aku pindahin karena akun yang aku pake dulu bermasalah. JANGAN LUPA FOLLOW DON'T COPY MY STORY! ######################## Cerita ini mengandung kata-kata kasar!! Rena Dara Anggita adalah perempuan yang kerasa kepala, pembangkang, dan...