Bingung

512 52 15
                                    

Malam ini Jungkook menemui Jimin dirumahnya. Entah apa lagi yang diinginkan Jungkook, yang pasti ia tidak akan pernah puas sebelum ia mendapatkan Taehyung.
" mau kemana Jungkook? " tanya Namjoon.
" rumah Jimin hyung, " jawab Jungkook singkat dan ketus. Namjoon hanya bisa menghela nafas panjang melihat kelakuan  adiknya ini. Melihat Namjoon yang diam, Jungkook langsung pergi meninggalkan Namjoon sendirian di rumah. Tak butuh waktu lama, Jungkook sudah sampai di rumah Jimin. Jungkook turun dari mobilnya dan menekan bel  rumah Jimin.
' TING TONG ' Jimin yang mendengar ada suara bel pun mengernyit bingung, pasalnya tidak ada orang yang tahu bahwa ia ada di rumah di sekitar sini. Namun seketika ia teringat bahwa ia pernah memberi tahu Jungkook tentang rumahnya. Tanpa berlama lama Jimin langsung berlari ke arah pintu dan membuka pintu dan benar saja Jungkook sudah ada di depan.

" hai hyung, " sapa Jungkook dengan senyuman. Jimin membalas senyuman Jungkook.
" hai Jungkook, ayo masuk, " Jungkook yang mendengar itu langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Jimin.
" kau duduklah dulu, hyung buatkan minuman dulu, " Jungkook mengangguk dan Jimin pergi ke dapur meninggalkan Jungkook seorang diri. Tak berselang beberapa menit, Jimin datang dengan 2 minuman.
" minumlah, " Jungkook mengangguk dan meneguk minuman dari Jimin.
" jadi ada apa kau datang kesini? " tanya Jimin memulai pembicaraan.
" memangnya tidak boleh hyung? " tanya Jungkook polos.
" bukannya begitu, kau pasti ada sesuatu makanya datang kesini, " ucap Jimin.
" hm, sebenarnya aku ingin hyung membantuku lagi, " ucap Jungkook. Jimin tahu kemana arah pembicaraan Jungkook.

" Seokjin lagi kan? " tebak Jimin dan Jungkook mengangguk. Melihat anggukan Jungkook membuat Jimin menghela nafas.
" Jungkook apa kau tidak berpikir berhenti mengejar Taehyung? "
Pertanyaan Jimin sukses membuat Jungkook membulatkan matanya. Jungkook tidak habis pikir bahwa Jimin akan berucap seperti itu.
" hyung, apa yang yang hyung bicarakan? "
" Jungkook, hyung berpikir kita sudah melewati batas, seharusnya kita tidak bersikap seperti ini, " ucap Jimin menasihati Jungkook.
" lagipula jika Taehyung itu jodohmu, mau dia dekat dengan siapapun, pasti nanti akhirnya ke kau juga. Tapi jika Taehyung bukan jodohmu, sekeras apapun lah berusaha, kau tidak bisa, " sambung Jimin.
" mengapa tidak bisa?! Bukankah jika kita berusaha kita pasti bisa?! " ucap Jungkook yang mulai tidak terima. Jimin menghela nafasnya, cukup susah memberi pengertian terhadap Jungkook.

" ini beda cerita Kook, kau tidak bisa melawan takdir, hidup ini bukan tentang semua yang kau mau, " ucap Jimin yang masih mencoba bersabar.
" jadi hyung tidak mau membantuku lagi?! "
" bukan begitu, hyung pikir kau sudah kelewatan batas, kau terlalu terobsesi dengan Taehyung, sehingga kau mencelakai orang lain bahkan kau bisa saja mencelakai dirimu sendiri, " jelas Jimin. Namun Jungkook tetap pada pendiriannya dan tidak mau mendengarkan ucapan Jimin.
" jadi kau mau hyung bagaimana? " ucap Jimin. Jungkook membisikkan sesuatu ke telinga Jimin yang membuat Jimin membelalakan matanya.
" kau gila Jungkook?! "
Bagaimana Jimin tidak mengatai Jungkook gila, pasalnya Jungkook menyuruh Jimin membunuh Seokjin. Jimin masih dapat berpikir jernih untuk melakukan itu.

" aku seperti ini juga karena Taehyung, hyung!! " elak Jungkook.
" tapi tidak seperti itu juga Jungkook!! "
" ya sudah jika hyung tidak mau membantu ku, aku bisa mencari orang lain! " ucap Jungkook lalu keluar dari rumah Jimin.
" astaga anak itu semakin gila saja, " monolog Jimin. Jimin duduk di sofa nya sambil memijat kedua pelipisnya.
" bagaimana jika Jungkook benar benar melakukannya? Aku harus memberi tahu Yoongi, terserah dia mau percaya atau tidak, yang terpenting ia harus tahu rencana Jungkook, " gumam Jimin. Seperti itulah kira kira yang ada di pikiran Jimin. Ia memberanikan diri untuk menghubungi Yoongi.
.
.
Yoongi, Seokjin, dan Taehyung sedang makan malam di rumah Seokjin. Saat asik bercanda, tiba tiba handphone yang ada di sebelah Yoongi berbunyi. Yoongi mengambil handphonenya dan melihat siapa yang menelponnya. Yoongi memutar bola matanya malas saat melihat nama Jimin terpampang jelas di layar handphonenya. 
" siapa hyung? " tanya Seokjin yang heran karena Yoongi tak kunjung mengangkat teleponnya.
" Jimin, " jawab Yoongi malas.
" mengapa tidak diangkat hyung? "
" kau masih mau hyung mengangkat teleponnya setelah kejadian waktu itu? " tanya Yoongi tak habis pikir.
" bukannya begitu hyung, angkat saja, siapa tahu penting. "
Yoongi mau tak mau mengangkat teleponnya.

" halo Yoon? Kau mengangkat teleponnya? Astaga aku bersyukur sekali kau mengangkatnya, " ucap Jimin yang berada di seberang sana.
Yoongi yang malas mendengarnya pun langsung menyuruh Jimin berbicara ke intinya saja.
" kau mau apa? Bicara ke intinya saja, " ketus Yoongi.
" baiklah, jadi begini Yoon, ini terserah kau mau percaya padaku atau tidak, tapi aku memperingatimu untuk menjaga Seokjin, karena Jungkook berniat membunuh Seokjin. "
Yoongi membulatkan matanya saat mendengar ucapan Jimin. Namun ia tidak bisa percaya begitu saja.
" tidak usah mengada ngada! "
" aku serius Yoon kali ini! Kuharap kau bisa menjaga Seokjin. "
Yoongi yang malas mendengarkan Jimin langsung mematikan teleponnya.

" Jimin hyung bilang apa hyung? " tanya Seokjin yang masih sibuk dengan makanannya. Sedangkan Taehyung ia hanya memperhatikan saja.
" tidak ada, tidak penting, lanjutkan saja makannya, " ucap Yoongi. Seokjin yang tidak mau ambil pusing pun tidak bertanya lagi. Sedangkan Yoongi, ia masih memikirkan ucapan Jimin. Ia bingung harus percaya atau tidak dengan ucapan Jimin. Namun di satu sisi ia juga khawatir dengan Seokjin setelah mendengar ucapan Jimin.
' apa aku harus menemui Jimin untuk memastikannya? '

To be Continue
Sorry for typo😊
Hope u enjoy😋

Pet Lovers ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang