My Husband Is An Actor [SUDAH TERBIT]

[1.5] Berita

-Saya trauma karena cinta, hingga sampai saat ini saya takut untuk mengenal cinta-

"I-ini coklat buat kamu!"

Gadis berusia empat belas tahun itu dengan angkuhnya membuang ciklat yang diberikan remaja di hadapannya.

"Aku gak suka coklat dari kamu! Dan berhenti panggil aku 'Caca' . Nama aku Anatasya, inget itu!"

Ana berjalan meninggalkan remaja berkacamata dengan tatapan sendunya.

"Tapi, aku suka kamu Ca!" Teriak remaja tersebut.

Ana menghentikan langkahnya. "Aku cuman suka sama Gio!"

Laki-laki itu menggeleng, "Dia-"

"STOP ALVIN! Aku udah bilang sama kamu kalau aku gak suka sama kamu! Kamu itu jelek, kutu buku, pakek kaca mata tebel. Gak kayak Gio, dia ganteng!" Sentak Ana dengan nafas yang mengebu setelahnya ia pergi meninggalkan Alvin.

"Ca .... CAAA!"

*

"Ana ...!"

Ana membuka mata dengan nafas yang terengah. Ia menatap wajah di hadapannya, Alvino dengan raut paniknya.

"Lo gak apa-apa kan?" Alvino mengelus pelan pucuk kepala Ana.

Tersadar ada sesuatu yang lebih penting dari keadaannya. Ia  merubah posisi menjadi duduk. Ia meraba perutnya yang rata.

"Anak aku ..." lirih Ana.

Alvino menggenggam tangan Ana. Kedua netra matanya menatap Ana dengan sulit diartikan.

"Anak kita, dia baik-baik saja!"

Entah mengapa jantung Ana berdetak berkali lipat dari sebelumnya ketika mendengar Alvino mengatakan 'anak kita' . Itu artinya Alvino menerima kehadiran calon bayi mereka.

"Kandungannya baru enam minggu, tapi ..." Alvino menggantungkan ucapannya membuat Ana semakin penasaran.

"Kenapa?"

"Kandungannya lemah, besar kemungkinan lo gak bisa ngelahirin secara normal!"

Ana menunduk menatap perut ratanya. "Ini pasti gara-gara aku tadi"

"Ini bukan salah lo, ini semua takdir yang sudah di rencanakan Tuhan An!"

Ana menjadi ingat dengan Adinda, dimana dia? Apakah perempuan itu pulang? Atau sebelum Alvino menjenguknya, ia mengantar Adinda pulang terlebih dahulu?