[3.9] Rindu

29.7K 1.6K 389
                                    

TYPO

"Jangan nakal ya kalau sama Mama!" Alvino mrngecup kening putra terakhirnya.

"Dady ikut ayo ..." Rengek Elios sambil menarik baju ayahnya.

"Gak bisa El, nanti Mama marah!"

Mata Elios berkaca-kaca siap mengeluarkan air mata yang berada di ujung matanya.

"Dad ...!" Elios menghambur dalam dekapan Alvino. Elios itu cengeng dan manja, terlebih jika bersama Alvino maka dari itu jika ia akan berpisah dengan sang ayah dirnya akan menangis hingga puas.

Alvino kini mengantarkan ketiga anaknya tepat berada di depan halaman rumah baru Ana. Terlihat Ana berdiri di depan pintu menyambut anaknya. Memperhatikan Alvino yang tengah berpamitan pada ketiganya.

Tadinya, ia kira Ana sedang tidak ada di rumah dan yang menyambutnya adalah ART di sana ternyata ia salah, malah Ana yang berdiri di depan pintu rumah.

"Udah El gak boleh nangis, nanti makin jelek loh!" Alvino menyuaut sudut mata putra bungsunya dengan sayang.

"Dady nginep ya di sini!"

Alvino menghela nafas dengan.berat. Ia menatap Ana yang kini masih menatap dirinya dengan tayapan yang sulit di artikan.

"Bilang dulu sama mama, kalau mama boleh dady bakalan nginep di sini!" Alvino mengacak rambut Elios dengan gemas.

"Ayah, nginep aja di sini temenin kita tidur sama mama!" Kini Azka yang angkat suara.

"Al juga pengen tidur sama papa!" Sahut Alphairo.

Alvino menghela nafas lagi, "Sabtu depan ayah nginepnya ya!"

"Dady gak bohong kan?" Tanya Elios tak percaya.

"Nggak, janji!" Alvino menyodorkan jari kelingkingnya. Dengan semangat Elios menautkan jari kelingkingnya.

"Janji!"

"Ya sudah, cepet masuk!"

"MAMA ..." Sontak tiga anaknya segera berlari memeluk ibunya.

Entahlah, keadaan saat ini terasa asing bagi mereka. Seharusnya tidak seperti ini, harusnya Alvino bersama keliarga kecilnya bersama Ana. Menemani anak-anaknya bermain bersama, sarapan bersama dan mengantar jemput anaknya.

Baru saja ia berbalik akan masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba Ana memanggil namanya membuatnya mengurungkan niatnya.

"Apa?"

"Em ... itu, kalau mau ... kamu mampir dulu boleh?!" Ana memilin baju kaus pink miliknya. Sedangkan Alvino mengangkat sebelah halisnya mencerna perkataan Ana.

Baru tiga tahun ia tak bertatap muka seperti saat ini bersama Ana setelah pertengkaran mereka dan Ana mengajaknya untuk masuk ke rumahnya. Atau jangan-jangan Ana ...

"Kamu kangen sama aku?!"

Tiba-tiba perasaan gugup yang melingkupi Ana lenyap seketika mendengar ucapan Alvino. Ia mendelik jengah, ternyata sikap percaya diri Alvino masih ada.

"Kalau gak mau yaudah!" Ana berbalik meninggalkan Alvino seorang diri.

Namun, lelaki itu segera menyusul Ana masuk ke dalam rumahnya dan tanpa izin ia memeluk Ana dari belakang membuat wanita itu menegang.

"Aku rindu Ca ..."

Ana merasa waktu terasa berjalan lebih lambat terlebih tububnya yang terasa kaku untuk ia gerak.

"Aku rindu, maafkan aku!" Gumam Alvino.

"Al ... jangan kayak gini!" Seketika Ana mendapat kesadarannya kembali. Mencoba melepaskan rangkulan di pinggangnya.

My Husband Is An Actor [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang