Kamu kecewa karenanya, dan aku kecewa karenamu.
"Tante ... !"
Ana yang tengah meminum susu di pantry dapur mengalihkan pandangannya pada seorang batita di sampingnya. Ke dua sudut matanya mengeluarkan air mata dan mata yang sebab karena sehabis menangis.
Ana menggelungkan rambutnya yang mulai memanjang. Lalu berjongkok mensejajajarkan tubuhnya dengan Alrian.
"Rian kenapa nangis?" Ana menyusut sudut mata Rian.
"Om Vino hiks ... om Vino gigit Ian!" Adunya.
Ana melipat keningnya. "Loh kenapa?"
"Tadi Ian minjem stick PS punya om, tapi omnya marah. Terus sama Ian di bawa lari ke kamar om .... gak sengaja Ian nabrak rak bukunya om terus ngejatuhin boneka om!"
"Boneka? Boneka yang kayak gimana?"
"Bonekanya-"
"Pokoknya, bilang sama ayah kamu nanti harus gantiin mainan om!" Tiba-tiba Alvino datang dari arah kamar dengan emosi yang memuncak.
Ana berdecak. "Ya ampun Vino, mainan yang kayak gitu juga kamu main permasalahin gitu aja!"
"Mainan yang kayak gitu kamu bilang?" Ini harganya lebih mahal dari boneka Unicorn lo yang besarnya kayak kudanil tahu gak?! Bahkan kalau kamu gantiin pakek sepuluh laptop kesayangan lo itu gak bakal ke bayar!" Oceh Vino. Melihat kemarahan Alvino membuat Rian menyembunyikan diri di belakang tubuh Ana.
"Om Vino kalau marah nyeremin!"
"Apa kamu hah? Minta dibanting?!"
Ana menggelengkan kepalanya tak menyangka dengan sifat Alvino yang baru ia ketahui begitu kekanak-kanakan.
"Astaga Alvi, kamu-" ucapan Ana tercekat saking tidak percayanya.
"Apa hah?!"
Ana melirik jam dinding yang menunjukan pukul tujuh malam. Yang berarti Alvino harus segera berangkat menuju tempat pemotretan karena tadi pagi Alvino tak bisa membatalkannya dan berakhir harus diundur malam ini.
"Cepat kamu siap-siap sebentar lagi kamu harus berangkat!" Ana berkacak pinggang.
Jiwa ke ibuannya sudah keluar - batin Alvino.
"Gak mau! Gue mau kasih pelajaran dulu sama tuh bocah!" Alvino mencoba menggapai tubuh Rian namun batita itu bergeser melindungi dirinya.
"Alvi, denger gak sih?!"
"Pokoknya gue gak-" Tiba-tiba Ana menangkup wajah Alvino dan berjinjit mengecup singkat bibir suaminya. "Gak ada tapi-tapian! Cepet mandi!"
Untung saja Rian berada di belakang Ana jadi ia tak dapat melihat aksi nekat tantenya itu.
Seketika itu pula mata tajam Alvino meluluh. "Gak mau! Pengen peluk dedek bayi!" Ucap Alvino yang tiba-tiba memeluk Ana.
"Ish apaan sih, lepas!"
"Tante, om kok kayak anak kecil?"
"Om kamu ini emang udah gila tau gak?!" Balas Ana. Mendengar hal itu sontak Alvino mendongak menatap Ana tak terima dengan ucapan istrinya tadi.
"Lo-aaawshh sakit!" Alvino merintih kala telinganya dijewer begitu saja oleh Ana.
"Rian tunggu dulu ya, bayi besarnya harus dimandiin dulu biar gak rewel!" Rian hanya mengangguk sambil menatap kepergian sepasang suami-istri tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is An Actor [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca] •Tersedia juga di Dreame , link ada di bio Gara-gara salah masuk rumah membuat Ana harus terikat hubungan dengan aktor terkenal yang tak lain adalah tetangganya Alvino. #Fiksiremaja |01/20.05.2020| #Roman. |02/22.06 202...