[2.2] Bapak-bapak rempong

43.1K 1.9K 26
                                    

Ke dua kelopak mata Ana bergerak secara perlahan sebelum terbuka. Wanita hamil itu merenggangkan otot-otot tubuhnya. Ia melirik jam yang berada di nakas menunjukan pukul lima pagi.

Ia kembali bergelung pada selimut tebal milik suaminya. Namun ia merasa ada yang ganjal, kemana suaminya?

Tempat di sampingnya kosong tidak berpenghuni. Biasanya Alvino akan bangun paling lambat pukul tujuh. Lalu, kemana perginya?

Ia beranjak dari kasur membersihkan diri. Setelahnya ia pergi ke dapur menggunakan pakaian daster miliknya. Keningnya berkerut kala melihat seseorang yang tengah berkutat di dapur.

"Alvi?"

Lelaki itu membalikan tubuhnya. Ia nampak menggemaskan mengenakan kemeja putih dan celana bahan dipadu dengan celemek pada tubuhnya. Ana sendiri dibuat terkesima melihatnya.

Calon hot daddy

Alvino menaikan sebelah halisnya melihat Ana yang menatap dirinya tanpa berkedip. Namun setelahnya ia merubah raut wajahnya.

"Good morning !" Sapa Alvino.

Ana mengerejap. Ia membalas sapaan Alvino lalu duduk di kursi makan. Ia menangkupkan ke dua pipinya oleh tangannya yang di tekuk pada meja menatap Alvino yang kembali sibuk memasak.

Tak biasanya pria itu bangun pagi dan membuat sarapan. Biasanya lelaki itu sering bangun siang dan berangkat dengan terburu-buru.

"Hari ini gue ada shooting !" Alvino memecah keheningan.

"Film baru?"

Alvino berdehem memindahkan nasi goreng yang ia buat pada dua piring yang telah di sediakan.

"Siapa lawan mainnya?"

"Gue bukan pemeran utama. Pemeran utamanya itu Dirga sama Atika!"

Ana mengangguk. Ia memilih betanjak untuk membuat susu.

"Kamu jadi apa?"

"Jadi ... sahabatnya Dirga!" Alvino meletakan dua porsi nasi goreng pada meja makan. Ia menghampiri Ana untuk mengelus puncak kepalanya lalu mengecupnya.

Ana mematung atas perilaku Alvino yang tiba-tiba. Ia merasa sifat Alvino berbeda karena biasanya ia tak seperti ini.

"Tapi, it's okay gue bakal coba buat damai sama si Dirga!"

Ana mengatur nafasnya agar tidak gugup. Ia berbalik menghampiri Alvino yang sudah duduk.

"Ini ... gak beracun kan?"

Alvino mengerutkan keningnya. "Lo pikir gue setega itu buat bunuh lo dan anak gue?"

Ana meringis lalu menggeleng.

"Yaudah, cepet makan!"

Ana menyuapkan nasi ke dalam mulutnya hingga tak terasa nasi goreng yang dibuat langsung oleh Alvino sendiri.

"Lumayan ..."

Alvino tersenyum tipis memperhatikan Ana yang lahap memakan nasi gorengnya.

"Lo ikut ya!"

Ana mendongak menautkan halisnya pertanda bingung dengan ucapan Alvino.

"Ikut gue ke lokasi-"

"Males!" Sela Ana.

Alvino menghela nafas. "Jangan males-malesan mulu, gak baik buat janin!"

"Tapi-"

"Pokoknya lo harus ikut, lokasinya di pantai kok!"

My Husband Is An Actor [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang