[3.4] Perubahan Alvino

32.3K 1.5K 143
                                    

awas typo

"Regan bangsat!!"

Regan tersentak bukan main ketika mendengar makian dari Alvino lelaki seusianya itu berdiri di ambang pintu dengan wajah yang memerah menahan marah. Bahkan kini putrinya yang tadi bermain bersamanya tersentak dan menangis. Sedangkan Arletta yang berada di dapur menghampiri Regan.

"Lo kenapa sih No?!" Ucap Regan sambil mencoba menenangkan putrinya.

"Kenapa lo gak bilang dari awal? Kenapa lo gak langsung ngomong aja waktu di telfon bangsat?!" Alvino mencengkram erat kerah baju Regan. Arletta sontak mengambil alih Letta dari pangkuan Regan.

"Lo apa-apaan sih?! Lo yang bilang sendiri kalau lo lagi sibuk!" Regan menepis kasar cengkraman Alvino.

"Senjata gue, rahasia gue udah di ambil sama dia!" Ucap Alvino melemah.

"Gue bilang apa Vin, hati-hati!" Regan menepuk pundak sahabatnya.

"Gue harus gimana?!" Gumam Alvino.

Regan menghela nafas berat. Aurel adalah salah satu mantan kesayangan Alvino dari ratusan mantan-mantannya yang lain sekaligus menjadi mantan sahabat Alvino.

Aurel mengenal Alvino sejak di bangku SMA semester akhir. Wanita itu selalu ada disaat Alvino terpuruk, ia adalah tempat pelarian Alvino untuk berkeluh kesah dan ia tahu apa yang selama ini ia sembunyikan dari semua orang. Tentang bagaimana dirinya dahulu sebelum menjadi seorang model.

Namun, Aurel harus menelan kekecewaan ketika dengan paksa Alvino merenggut kesuciannya. Bukan hanya itu, sosok yang selalu bermanja pada dirinya tiba-tiba berubah menjadi seorang iblis.

Ia hamil, tepat dimana saat hari kelulusan. Wanita itu meminta pertanggung jawaban pada Alvino namun dengan entengnya Alvino berkata 'gugurkan saja' dan sungguh dendam rasa ingin menghancurkan Alvino semakin menguat.

Lelaki brengsek itu pergi kuliah ke negri Gingseng. Meninggalkannya seorang dirk. Dan kehamilannya diketahui oleh adiknya Ara. Untung saja ia menerima beasiswa di Singapur, namun ia keguguran karena sebuah kecelakaan.

Wanita itu kembali dengan niat untuk membalas dendam pada bajingan bernama Alvino itu. Namun siapa sangka, adiknya ternyata bekerja di rumah mewah Alvino dan itu adalah kesempatan terbesar mencari kelemahan Alvino.

Satu hal yang sepele namun berarti bagi Alvino.

Lelaki itu kini mengacak rambutnya frustasi. Ia tak kunjung menemukan targetnya. Ia tak mau jika Ana tahu kebenaran tentang dirinya.

"Sabar, No!" Regan mengelus punggung Alvino.

"Gak bisa Gan, gak bisa!" Pekik Alvino.

"Mending sekarang lo samperin bini lo di rumah!"

"Tapi-"

"Udah tengah malem, lo gak khawatir sama bini dan anak-anak lo sendirian di rumah apalagi bik Minah bukannya izin pulang buat jengukin suaminya yang lagi saki?!"

Alvino mengusap wajahnya dengan kasar. "Arghh!"

°°°

"Al kamu kenapa?" Tanya Ana saat melihat suaminya baru saja masuk ke dalam kamar dengan penampilan yang begitu acak-acakan.

"An ..." Alvino memeluk Ana dan menyembunyikan wajahnya di cerukan leher Ana. Melihat Alvino yang sepertinya dalam bad mood membuatnya membalas pelukan Alvino sesekali mengelus rambut suaminya.

"Gue gak tahu harus gimana!" Gumam Alvino.

"Stt ... udah jangan kayak anak kecil deh! Kalau kamu punya masalah, jangan terlalu sering di pikirin nanti gak bakal dapet solusi yang ada dapet kepusing!"

My Husband Is An Actor [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang