Keluarga Rapli masih menemani Zee, menunggu Zetta ibu Zee pulang. Dari kecil Zetta memang sudah meninggalkan Zee untuk berkerja diluar kota. Zee dititipkan ke Neneknya dan dirawat oleh Neneknya sampai sebesar ini.
Sekarang Neneknya sudah wafat, mau tidak mau Zetta harus merawat Zee, walaupun Zee sudah berumur 17 tahun tapi Zee masih butuh sosok keluarga, sosok yang memberikan semangat, tidak mungkin Zee hidup sendiri, sedangkan Ayah dan Ibu kandungnya masih hidup. Walaupun mereka sudah bercerai, Ayahnya mungkin sudah mempunyai keluarga baru dan Ibunya sibuk bekerja, tetapi salah satu dari mereka harus ada yang merawat Zee.
"Zee, itu Mama kamu dah pulang," sahut Bella sambil menunjuk sosok wanita dewasa yang sedang berjalan menghampiri mereka.
Zee langsung berlari memeluk tubuh Mamanya, air mata Zee sudah turun lagi. Zetta membalas pelukan Zee, mengusap kepala Zee. Zetta juga sudah tidak bisa menahan tangisnya, Zetta tidak menyangka Ibunya akan pulang ke sisi Allah secepat ini.
"Lupain Nenek ya, biar Nenek tenang disana. Disana Nenek sudah bahagia sama Allah, jadi Zee jangan nangisin Nenek terus ya. Sekarang Mama yang bakal rawat Zee, Mama yang gantiin Nenek ya. Sekarang Zee gak boleh nangis, Zee udah dewasa, Zee seharusnya tau kalo kita terus-terusan nangisin orang yang sudah meninggal itu gak baik," Zetta menghapus air mata Zee, sedangkan Zee hanya menganggukan kepalanya.
***
Zee gadis itu sekarang sedang mengetik di keyboard laptopnya, mengetik kata demi kata. Zee meteneskan air matanya, setiap kata yang ia ketik adalah perasaan yang sedang ia alami.Bintang dan Bulan tidak akan datang, jika pagi dan siang masih menemani bumi.
Matahari akan pergi saat sang malam tiba.
Pelangi akan menunjukan keindahan, dikala waktu yang telah tiba.Canda dan tawa akan sirna, saat datangnya kepedihan dan kesedihan.
Kebahagiaan akan pergi, saat seseorang yang kita cinta sudah tak lagi bersama kita.
Lalu kebahagiaan akan datang lagi, saat kita bisa menemukan penggantinya.Seperti angin yang lewat untuk menyejukkan tubuh, seperti pakaian tebal yang berhasil menghangatkan manusia.
Sama seperti itu lah kebahagiaan, berharap kita genggam selamanya, tapi nyatanya kita hanya bisa merasakan sesaat saja.(AZA)
Zee menutup laptopnya, lalu membaringkan tubuhnya saat ia mengingat masa-masa yang sangat indah dengan Neneknya, masa yang sangat sulit dilupakan oleh Zee.
Zetta masuk ke kamar Zee, menghampiri Zee yang sedang berbaring sambil temerung. Zetta duduk disamping Zee, lalu mengusap kepala putrinya.
"Zee dengerin Mama ya, lupain Nenek. Zee jangan nangisin Nenek terus, kalo Zee sedih terus disini, Nenek disana gak bakal bahagia. Sekarang Mama yang bakal rawat Zee, Mama yang bakal gantiin Nenek, Zee mau kan?" tanya Zetta.
Zee mengangguk kepadanya, sebagai tanda bahwa ia menuruti perkataan Mamanya.
"Sekarang Zee istirahat ya, udah malem. Besok kan harus sekolah," suruh Zetta. Zetta mencium puncak kepala Zee, sebelum keluar dari kamar Zee.
***
Zee gadis itu sudah bangun dari tidurnya, Zee merasa ada hal yang beda dari hari-hari sebelumnya."Nenek ko gak bangunin Zee ya," Zee kemudian pergi menuju kamar Neneknya. Air mata Zee turun saat melihat Mamanya yang sedang tidur dikamar Neneknya.
"Nek, Zee kangen," batin Zee.
Zee melangkahkan kakinya, menghampiri Mamanya yang masih tertidur. Zee kemudian membangunkan Mamanya, mengguncang-guncang pelan tubuh Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Teen FictionCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...