Rapli melempar tasnya ke sofa, lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa. Rapli mencopot dua kancing baju sekolahnya karena merasa panas. Saat Rapli ingin memejamkan matanya, Bella berteriak membuat Rapli terkejut. Rapli menatap Bella kesal, begitu juga Bella yang menatap Rapli kesal.
"Rapli! Kalo pulang sekolah itu mandi, tas di taro dikamar, jangan malah duduk mau tidur di sofa. Mama gak rela kalo sofanya bau keringat kamu."
"Aduh Mama ribet banget sih, keringat Rapli itu wangi," ucap Rapli sambil memejamkan matanya lagi.
Rapli tidak menuruti perkataan Bella, ia malah memejamkan matanya. Bella semakin kesal dengan tingkah Rapli, Bella melangkahkan kakinya menghampiri Rapli dan menarik telinga Rapli.
"Kalo orang tua ngomong itu dengerin Rapli! Punya telinga itu buat mendengar, bukan buat pajangan doang," Rapli meringis kesakitan, Rapli berusaha melepaskan tangan Bella dari telinganya.
"Iya ma, Rapli minta maaf. Tolong lepasin jeweran maut Mama, Rapli takut telinga Rapli copot," Bella berhenti menarik telinga Rapli.
"Sana masuk kamar, terus mandi!"
"Iya." Bukannya masuk ke kamar dan menuruti perkataan Bella, Rapli malah kembali duduk sambil memejamkan matanya.
"RAPLIIII!
Rapli langsung berlari menuju kamarnya, menghindari amukan Bella.
"Rapli! Ini tas kamu, mau Mama buang ke tempat sampah," teriak Bella.
Rapli menghampiri Bella untuk mengambilnya, Bella menatap tajam Rapli. Bukannya takut, Rapli malah membalas tatapan tajam Bella.
"Mama ini kenapa sih? Udah tua masih aja suka teriak-teriak."
"Kamu yang bikin Mama teriak-teriak, kalo kamu nurut sama Mama, Mama gak bakal teriak-teriak."
"Teriak-teriak sendiri, malah anak sendiri yang disalahkan," gumam Rapli.
"Udah sama kamu mandi, bersihin badan kamu yang bau keringat. Terus makan," suruh Bella.
"Kalo makan dulu boleh gak? Laper banget nih, Rapli takut pingsan."
"MANDI DULU RAPLI!"
"Pelit!"
Rapli melangkahkan kakinya menuju kamarnya, meninggalkan Bella yang menahan emosi.
"Ya Allah, kenapa engkau memberikan hamba anak seperti itu."
***
Rapli sudah selesai mandi dan berpakaian santai, menggunakan kaos hitam dan celana pendek berwarna coklat muda. Rapli membaringkan tubuhnya di ranjang kasurnya, kedua tangannya ia jadikan bantal. Mata Rapli menatap langit-langit kamarnya."Zee kayaknya juga jauhin gue, apa tante Zetta yang nyuruh ya?"
"Gara-gara Zee, gue sampai lupa kalo mau makan," Rapli kemudian bangun dan pergi menuju ke ruang makan.
"Rapli Mama mau tanya sama kamu," ucap Bella ketika Rapli sudah berada diruang makan.
"Tanya apa Ma? Penting gak nih? Soalnya Rapli laper," ucap Rapli sambil mengambil nasi ke piringnya.
"Ngomong kaya gitu lagi, kamu gak usah makan disini lagi."
"Ya udah nanti Rapli makan di kamar atau di luar aja."
"Maksud Mama kamu gak usah makan masakan Mama!"
"Ampun Mama ku sayang, Rapli kan gak bisa hidup tanpa makanan Mama," ucap Rapli manja.
Bella bergidik ngeri mendengar ucapan Rapli.
"Gak usah ngomong kaya gitu, tiru siapa sih kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Teen FictionCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...