Zee sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia berjalan keluar dari kamarnya. Zee melihat Mamanya yang sedang menyiapkan sarapan untuk Gevan, Zee tersenyum kecil. Biasanya jam segini Mamanya belum bangun, tapi sekarang Mamanya bangun sangat pagi dan menyiapkan sarapan.
Zee menghampiri mereka saat Gevan memanggil, Zee duduk di samping Mamanya. Zee sedikit canggung dengan situasi seperti ini, Zee mengambil nasi goreng saat Zetta menyuruh untuk makan. Mereka bertiga makan dengan diam, tidak ada yang bicara sama sekali saat makan.
"Zee, kamu mau berangkat bareng Ayah?" Zee sebenarnya ingin menolak ajakan bareng Ayah tirinya, tapi ia tidak enak hati dengan Mamanya.
"Zee ko diem aja?" sahut Zetta.
"Zee naik bus aja."
"Loh kenapa? Kantor Ayah sama sekolah kamu searah ko, kenapa gak bareng aja?"
"Lebih asik naik bus, soalnya ada temanya."
"Ya udah kalo Zee gak mau bareng Ayah, gak papa ko, Ayah berangkat duluan ya," Gevan bangkit dari duduknya, Zetta ikut mengantar Gevan sampai depan pintu.
"Ma, Zee berangkat ya," ucap Zee sambil mencium tangan mamanya.
Zetta hanya diam tanpa mengucap kata apapun, setelah Zee melangkah pergi. Zetta langsung masuk kedalam rumah.
***
Zee duduk di halte bus, sambil menunggu bus datang. Zee mengayuh-ayuh kakinya merasa bosan karna bus tak kunjung datang.Zee menengok kearah samping, saat tersadar ada orang yang duduk disampingnya. Zee sedikit terkejut ternyata yang duduk disampingnya adalah Rapli. Zee juga heran kenapa Rapli duduk di halte? Biasanya Rapli naik motor untuk pergi ke sekolahnya.
"Rapli, Zee juga bakal ngejauh sama Rapli. Gak cuman Rapli aja yang jauhin Zee. Zee juga akan ngelakuin hal yang sama kaya Rapli lakuin, walaupun berat bagi Zee karna Zee sayang sama Rapli. Zee jauhin Rapli, bukan berati Zee udah gak cinta sama Rapli. Cuman Zee gak mau Rapli sama tante Bella berantem, hati Zee masih buat Rapli," batin Zee sambil menatap Rapli, sedangkan Rapli menatap lulus kearah jalan.
"Kenapa Zee gak sapa gue ya? Biasanya juga gue gak sapa, dia sapa duluan," batin Rapli sambil menatap kearah Zee.
Pandangan mereka bertemu, mereka sempat saling tatap. Zee kemudian menatap kearah lain.
"Muka Zee ko datar banget kaya tembok, dia juga gak kasih senyum gitu ke gue? Zee senyum dong!" batin Rapli.
Zee melangkahkan kakinya, saat melihat bus berhenti di depan halte. Zee naik ke bus tersebut, Rapli melongo melihat sikap Zee yang cuek. Rapli ikut naik kedalam bus tersebut, Rapli memang tidak membawa motor karna tadi ban motornya bocor, mobil juga dipakai Alka dan Bella. Jadinya Rapli memutuskan untuk naik bus.
Rapli menatap ke kanan dan ke kiri untuk mencari kursi yang kosong, ada dua kursi kosong. Disebelah Zee dan sebelah wanita gendut yang menatap Rapli sambil mengedipkan matanya, Rapli bergidik ngeri dan langsung duduk disamping Zee.
"Kenapa Rapli harus duduk disamping Zee?" batin Zee menatap sesaat Rapli.
Bus sudah berhenti di halte SMK GARUDA, Zee dan Rapli turun dari bus. Zee berhenti saat Gibran memanggil namanya.
"Zee, nanti lo kerumah gue ya. Gue tunggu, 10 menit gak dateng. Gue bakal jemput lo," Zee hanya menganggukan kepalanya.
"Ya udah sana masuk, ntar telat lagi."
"Masih jam setengah 7 kurang juga," ucap Zee sambil terkekeh.
Rapli menatap Gibran serta Zee, Rapli nampak kesal melihat Zee yang tertawa senang. Rapli sedikit tidak ikhlas jika Zee tertawa dengan laki-laki lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Teen FictionCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...