Dear kamu💕
Aku hanyalah gadis biasa yang menyukai dirimu, yang selalu kagum dengan semua kemampuan mu. Yang selalu bahagia saat bersama mu. Kamu cowok tengil yang berhasil membuat aku jatuh cinta. Cowok badboy yang bisa membuat hatiku sakit saat merasakan cinta. Kakak kelas terkonyol yang pernah ada dan yang paling parah ternyata kita tetanggaan. Aku jatuh cinta sama cowok yang rumahnya dibelakang rumahku sendiri, apa aku ini gila? Tentu saja aku waras, hanya saja aku sudah tergila-gila oleh kakak kelas sekaligus tetangga tegil ku.
Anatasya Zee Alprilly
Zee menutup laptopnya, setelah selesai mengetik tentang cerita dirinya. Zee gadis yang mempunyai hobby menulis, didunia ekspektasi Zee terkenal dengan nama Tasya. Zee juga termasuk penulis wattpad serta novel, menulis bukan sekedar hobby saja melainkan pekerjaannya. Kadang Zee membuat cerita sesuai permintaan orang-orang yang ingin di buatkan cerita oleh Zee. Di dunia ekspektasi Zee sangat ceria, bawel, bahkan Zee termasuk cewek yang bar-bar. Tetapi berbeda saat di dunia realita Zee gadis yang pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Entah alesan apa Zee seperti itu, mempunyai sifat yang berbeda, antara ekspektasi dan realita. Biarlah Zee serta Tuhan yang tau saja.
Sejak kecil Zee dirawat oleh Neneknya, Neneknya begitu sangat menyayangi Zee. Lalu orang tuanya? Orang tua Zee masih lengkap, Ibunya sibuk bekerja dan Ayahnya? Ah Ayahnya entahlah Zee tidak terlalu perduli dengan sosok Ayah.
Zee keluar dari kamar saat mendengar Neneknya memanggil. Ternyata Neneknya menyuruh untuk makan siang. Di meja makan sudah tersedia berbagai makanan, Zee tersenyum saat melihat berapa makanan favoritnya sudah tersedia di meja makan. Zee tersenyum kearah Neneknya lalu mengambil makanan tersebut.
Nenek Zee bernama Suji, dari bayi Suji sudah merawat Zee. Bahkan Suji sudah seperti Ibu kandung Zee.
"Gimana? Masakan Nenek enak kan?"
"Pastinya," Zee menjawab sambil mengunyah makanannya.
"Pastinya gimana? Pastinya gak enak atau apa nih?"
Zee menggelengkan kepalanya, pertanda perkataan Neneknya salah.
"Berarti enak?"
Zee tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Ya udah kalo enak, habisin makannya ya," suruh Suji.
"Iya Nek," Zee menghabiskan sepiring masakan dari Suji.
Zee termasuk anak yang pemalas, ia jarang melakukan perkerjaan rumah, tapi bukan berati Zee tidak pernah membantu. Hanya saja Zee melakukan sesuai mood dia.
***
"Zee bangun! Udah pagi ini, mau sekolah gak?" tanya Suji sambil mengelus puncak kepala Zee.Tidur Zee terusik, perlahan Zee membuka matanya. Namun Zee masih setengah sadar, efek masih mengantuk karna tadi malam Zee bergadang sampai jam 3 pagi.
"Jam berapa Nek?" tanya Zee sambil mengucek matanya.
"Belum pagi-pagi banget ko sayang, baru jam setengah tujuh."
"Haa setengah tujuh! Serius?" Zee langsung bangkit kemudian pergi menuju kamar mandi.
"Bohongan tapi, baru juga jam 5," teriak Suji sambil terkekeh.
Zee mencibir karna Neneknya berhasil menipunya, Zee berniat akan tidur kembali.
"Mau ngapain? Ehh mau tidur lagi! Gak boleh tidur lagi. Sekarang mandi," Zee mendengus kemudian pergi menuju kamar mandi.
Suji menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah cucu semata wayangnya.
30 menit Zee sudah siap dengan seragam sekolahnya, Zee berjalan menghampiri Neneknya yang sedang menyiapkan sarapan.
Di meja makan sudah ada segelas susu dan sepiring roti selai coklat."Zee, sarapannya dimakan dulu," suruh Suji yang sedang menyiapkan bekal untuk Zee.
"Iya Nek," Zee sudah duduk di kursi makan, lalu Zee memakan roti dan susu buatan neneknya.
"Zee! Bekalnya udah siap, nanti jangan lupa dimakan ya," teriak Suji yang berada di dapur.
"Iya Nek, pasti Zee makan ko," Zee mengambil tasnya lalu menghampiri Neneknya.
Zee menaro bekal di dalam tasnya, lalu mencium tangan Neneknya. Baru keluar dari dalam rumah ada seorang yang memanggil dirinya.
Zee menghampiri orang tersebut.
"Calon mertua, kenapa manggil ya?" batin Zee.
"Zee ini ada titipan dari Om Alka, kemaren Om baru pulang."
Zee tersenyum kecil, lalu menerima sebuah kotak berukuran sedang dari Bella istri Alka.
"Makasih Tante, ya udah Zee berangkat dulu ke sekolah," Zee mencium tangan Bella, lalu pergi meninggalkan Bella.
"Hati-hati ya Zee!" teriak Bella.
Zee menghadap ke arah Bella lagi, kemudian menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Zee pergi ke sekolah menggunakan bus, Zee lebih suka menggunakan bus, karna menurutnya lebih santai. Walaupun Zee kadang sering terlambat karna harus menunggu lama busnya.
Kebetulan bus yang dinaiki Zee tidak terlalu rame, jadi Zee berniat membuka pemberian Bella tadi. Zee tersenyum saat melihat isi kotak tersebut adalah boneka kucing yang berukuran kecil. Zee memasukan kotak berisi boneka tersebut kedalam tas lagi, setelah bus berhenti di halte sekolahnya.
Zee turun dari bus tersebut, lalu Zee berjalan menuju kelasnya. Kelas XI Akuntansi ya Zee memang mengambil jurusan Akuntansi, Walaupun Zee sebenarnya tidak terlalu mahir matematika, karna akuntansi mirip dengan matematika. Sama-sama ngitung angka.
Zee juga bukan termasuk murid yang cerdas, tapi bukan juga murid paling bodoh. Zee termasuk anak yang pendiam di kelasnya, Zee juga sering tidur di kelas entah saat jam kosong, atau istirahat. Intinya kalo Zee ngantuk dia pasti akan tidur, walaupun masih ada guru yang ngajar. Zee bukan bad girl yang sering buat onar dan ujung-ujungnya masuk ke ruang sidang, maksudnya ruang Bk. Zee masih menaati aturan sekolah.
***
Bel istirahat sudah berbunyi, guru yang ngajar pun sudah memberikan salam penutup. Banyak murid yang pergi menuju kantin, ada yang masih gosip diruang kelas, ada berapa juga yang main di lapangan ataupun halaman sekolah.Zee pergi ke halaman sekolah sambil membawa bekalnya, ia duduk di kursi kayu lalu memakan bekal buatan Neneknya. Zee punya teman. Sebelum kesini, Zee diajak ke kantin oleh berapa temannya, tapi Zee menolak dengan alesan lagi malas buat ngantri.
Tiba-tiba mata Zee terfokus pada cowok yang sedang main basket, cowok itu nampak mahir main basket dengan teman-temannya. Iya, dia cowok yang sangat Zee sukai, Rapli Malquler Wijaya. Cowok badboy yang berhasil membuat Zee kagum dengan ketampanannya.
Zee terus menatap kearah Rapli, sekali Zee tersenyum karna Rapli berhasil memasukan bolanya ke ring.
"Dasar, main basket aja masih pakai baju osis, udah gitu keringetan lagi," gumam Zee.
Zee berniat pergi kelasnya lagi, tapi langkahnya terhenti karna teriakan Rapli.
"Susu Zee! Tolong ambilin bolanya," teriak Rapli.
Zee mendengus saat Rapli memanggil namanya, dengan tambahan susu Zee.
"Mana sih bolanya? Orang gak ada bola," gumam Zee sambil mencari bola tersebut.
Karna Zee lama, Rapli pun mengambil bolanya sendiri.
"Susu Zee, susu Zee. Orang bola didepan malah celingak-celinguk gak jelas."
"Orang bolanya di selokan, bukan didepan. Mana lihat, kenapa tadi gak bilang juga kalo bolanya masuk ke selokan."
"Ya udah lah, gue mau main lagi."
"Iya, Rapika," gumam Zee.
"Lo tadi ngomong apa?" tanya Rapli kesal.
"Enggak," ucap Zee sambil tersenyum.
Rapli mendengus. "Awas nanti ya, nunggu dirumah," Rapli kemudian meninggalkan Zee.
Zee, memang sudah sangat akrab dengan Rapli jika dirumah, tetapi berbeda saat di sekolah, Zee dan Rapli hanya teman biasa, kadang juga mereka tidak saling sapa.
Zee melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda, ia kembali menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Novela JuvenilCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...