Bella terus meminta maaf kepada Rapli, Rapli sudah tidak tega karna Bella terus-terusan minta maaf. Rapli mengusap pundak Bella, supaya Bella tenang.
"Ma, Rapli udah gak marah sama Mama. Zee aja yang Mama lukain, Zee gak marah sama Mama. Jadi Mama gak usah minta maaf terus sama Rapli, Mama harusnya minta maaf sama Zee. Zee itu udah baik banget sama Mama, Mama gak boleh jahat lagi sama Zee, bukanya masalahnya udah kelar, kenapa Mama masih gak suka sama Zee? Zee salah apa sama Mama?"
Bella hanya diam, ia sadar dirinya sangat kelewatan. Bahkan ia sudah buat Zee terluka, tapi Zee tetap baik kepadanya.
"Ma, Rapli sebenarnya gak mau ngomong ini ke Mama. Ini permintaan Zee, Zee yang suruh Rapli kaya gini. Cuman tadi Rapli lihat tingkah Mama ke Zee yang udah kelewat batas, Mama udah kasar sama Zee, kalo Rapli gak bilang ini mungkin Mama terus-terusan kasar sama Zee."
"Maksud kamu apa, Rapli?" lirih Bella.
Rapli menghela nafas sejenak, pandangan Rapli menatap lulus. Rapli harus cerita ke Mamanya, satu-satunya cara supaya Bella kembali sayang kepada Zee adalah cerita tentang kebaikan Zee.
"Ma, sebenernya uang seratus juta itu bukan dari Rapli. Zee yang kasih uang itu ke Rapli, Zee suruh Rapli supaya kasih uangnya ke Mama. Tapi Zee gak bolehin Rapli kasih tau ke Mama, makanya Rapli bilang uang itu Rapli dapetin dari hasil lomba model. Rapli sama sekali gak ikut lomba apapun, Rapli yang anak Mama gak bisa bikin Mama bahagia, tapi Zee yang bukan siapa-siapa Mama dia rela kasih uang banyak buat Mama."
"Kamu serius Rapli? Kamu gak bohongin Mama, jadi Zee yang udah bantu Mama."
"Buat apa Rapli bohong? Lagian Mama harusnya curiga, mana ada lomba sekolah hadiahnya seratus juta? Jadi Rapli mohon sama Mama, jangan pernah kasar sama Zee lagi, Zee udah baik sama keluarga kita. Zee lebih milih tolongin Mama, padahal Mama sendiri tau, Zee itu anaknya tante Zetta."
Bella hanya menangis, ia hanya menyesal karna Zee sangat baik. Zee bahkan rela keluarin uang banyak, Zee tidak perduli jika Bella tidak akan pernah tau jika uang itu pemberian dari Zee.
"Rapli, tolong anterin Mama ketemu sama Zee. Mama mau minta maaf sama Zee, Mama nyesel, Rapli." Bella memegang tangan Rapli, Rapli tersenyum akhirnya Mamanya bakal sayang lagi sama Zee, Rapli gak sabar lihat wajah Zee yang bahagia karna Bella sudah menyayangi Zee lagi.
"Ya udah Rapli, kita temui Zee sekarang yuk. Mama takut Zee marah sama Mama," ajak Bella.
"Ya gak mungkin Zee marah sama Mama, buktinya tadi Zee belain Mama, Zee gak mau Rapli benci sama Mama."
"Mama nyesel Rapli, Mama berdoa supaya Zee bisa jadi calon mantu Mama. Mama pasti bahagia banget kalo punya calon mantu kaya Zee."
Pipi serta telinga Rapli sudah memerah, hatinya sangat bahagia Bella berbicara seperti itu. Rapli memang berharap Zee menjadi calon istrinya dan Bella juga menginginkan Zee menjadi calon mantunya. Rapli hanya berharap semoga Allah mewujudkan keinginannya dan juga keinginan Mamanya.
Rapli dan Bella pergi kerumah Zee, Rapli mengetuk pintu rumah Zee. Tidak ada sahutan, tidak ada juga yang membuka pintu tersebut.
"Rapli, Zee kayanya gak ada dirumah. Apa Zee masuk rumah sakit, Mama takut Rapli," ucap Bella panik, Bella sudah menangis. Rapli mencoba menenangkan Bella, Supaya Bella tidak menangis.
***
Azzura sedang mengobati luka Zee, tadi Gibran menyuruh Zee untuk pergi kerumahnya. Gibran dan Azzura sangat terkejut saat melihat kening Zee berdarah, Azzura langsung bergegas mengobati luka Zee."Zee lo kenapa sih bisa luka gini?" tanya Gibran.
"Zee, cuman jatuh tadi. Terus kening Zee kena cium sama batu."
"Bisa aja lo Zee, makannya lo harus hati-hati," sahut Azzura.
"Iya, lain kali Zee bakal lebih hati-hati ko."
"Oh ya, Gibran kenapa nyuruh Zee kesini?"
"Tadi gue dapet kabar, kalo trailer Film kita bakal tayang di televisi."
"Lo seneng kan Zee?" tanya Azzura.
Zee menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, mungkin ini saatnya semua orang tau terutama Mamanya, bahwa ia juga bisa sukses dengan usahanya. Semoga saja Mamanya bisa berubah.
"Zee ko lo cuman nganggukin kepala doang sama senyum, lo gak bahagia Zee? Ini saatnya lo tunjukin sama orang-orang yang hina lo, kalo lo jauh lebih hebat dari mereka, lo harus bikin mereka gak nyangka sama lo, lo harus buktiin sama orang yang udah sering ngeremehin lo. Zee yang pendiam, bisa menjadi orang yang terkenal, itu benar-benar keren Zee."
"Iya Zee, lo harus bangga sama diri lo sendiri."
"Makasih ya Azzura, Gibran."
"Zee gue mau tanya Rapli udah tau belum, kalo lo itu penulis bahkan lo itu artis?"
Zee menggelengkan kepalanya. "Rapli kayanya belum tau, buktinya Rapli gak tanya sama Zee."
"Semoga aja Rapli lihat trailer Film lo, tuh orang pasti kaget banget. Orang dia tau gue punya pacar aja kagetnya minta ampun, ekspresi muka dia tuh udah mirip kartun Mr. Been."
Zee langsung mencubit lengan Azzura, Zee tidak terima jika Rapli disamakan dengan kartun yang sangat ia benci.
"Apaan sih Azzura, Zee gak terima ya kalo Rapli di samain kaya Mr. Been."
Gibran tertawa terbahak-bahak, Zee bisa kesal juga? Baru kali ini Gibran melihat ekspresi kesal Zee.
"Zee ternyata lo bisa kesal juga, gak nyangka gue," ucap Gibran sambil mengacak-acak rambut Zee.
"Aku juga gak nyangka loh, Zee kesal cuman gara-gara Rapli."
"Iya sih, gue tau kalo lo emang cinta sama Rapli, sayangnya Rapli gak tau kalo lo cinta sama dia."
"Rapli tau ko kalo Zee cinta sama Rapli, Rapli juga bilang kalo Rapli cinta sama Zee."
"WHAT!"
Azzura berteriak karna terkejut, kenapa ia tidak tau kalo Zee serta Rapli telah mengutarakan perasaannya. Zee telah berhasil membuat Azzura terkejut, mungkin ini termasuk balasan yang dulu, karna Azzura juga pernah membuat Rapli dan Zee terkejut.
Gibran menggosok-gosokan telinganya yang terasa panas, teriakan Azzura memang bener-bener mantap. Telinga Gibran sampai memerah.
"Zee lo lihat telinga gue, merah ya? Tadi ada bom meledak soalnya, Astagfirullah. Untung jantung normal Zee," Azzura memukul lengan Gibran, Azzura tidak terima jika teriakannya di bilang suara bom.
Zee hanya terkekeh melihat kelakuan Gibran dan juga Azzura.
Jangan pernah merasa lebih hebat
Dari orang lain atau menilai seseorang lebih rendah dari diri kita
Apalagi melihat seseorang
dari cavernya saja
Karna apa? Karna kita semua tidak tau
Takdir dan skenario Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Teen FictionCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...