Hari ini hari kelulusan Rapli dan Gibran, mereka selesai wisuda dan foto-foto bersama. Azzura memberikan bunga kepada Gibran lalu mereka foto bersama. Rapli yang melihat hanya tersenyum kecil, coba aja kalo Zee masih hidup pasti ia juga akan seperti Gibran. Azzura dan Gibran menghampiri Rapli, lalu Azzura memberikan bunga kepada Rapli. Rapli menerima bunga tersebut sambil tersenyum.
"Coba aja kalo Zee masih hidup," lirih Rapli.
Gibran menepuk pundak Rapli, ia memang terpukul tapi ia masih mempunyai Azzura yang menghiburnya.
"Ikhlasin Zee, biar Zee tenang. Lo gak mau gak Zee disana sedih?"
"Gue akan coba."
"Lo mau lanjut kuliah dimana, Rap?" tanya Azzura.
"Gue mau lanjut keluar negri aja, disini gue gak bisa. Gue selalu inget sama Zee," lirih Rapli.
"Gue dukung deh, apapun keputusan loh."
"Kalo lo mau lanjut kemana, Ran?" tanya Rapli.
Gibran tersenyum. "Sebenernya gue belum ada niatan buat kuliah dulu, gue dah ngebet pengin tunangan sama Azzura."
Azzura tersipu malu, sedangkan Rapli hanya terkekeh pelan.
"Ya udah gue mau kesana dulu, gue mau bareng bokap sama nyokap."
"Thanks, buat bunganya Zur." Rapli pergi meninggalkan Azzura dan Gibran.
***
Rapli dan kedua orang tuanya sedang berkumpul diruang keluarga, Rapli sudah memberi tau orang tuanya, bahwa iya ingin berkuliah diluar negri. Bella sebenernya sangat tidak setuju dengan keputusan putranya, Bella belum siap kalo harus jauh dengan anak semata wayangnya."Kamu yakin sama keputusan kamu, Mama kurang setuju. Mama gak siap kalo harus jauh sama kamu."
"Tapi Rapli kalo disini keinget Zee terus, Ma."
Bella menatap putranya, ternyata Rapli masih sangat terpukul dengan kepergian Zee. Bella gak boleh egois, kalo Rapli tetap disini yang ada Rapli gak konsen buat belajar.
"Ya udah Mama setuju kamu kuliah keluar negri, asal beneran kamu fokus buat belajar."
"Iya, pasti." Bella memeluk Rapli dengan sangat erat.
"Ya udah kamu mau berangkat kapan, biar nanti Papah yang urus."
"Secepatnya aja, Pah."
***
Bella dan Alka mengantar Rapli ke bandara, Bella masih memeluk tubuh Rapli, hatinya masih belum rela jika putranya pergi. Rapli mengusap punggung Bella, Rapli juga agak berat meninggalkan Mamanya, cuman Rapli harus pergi, Rapli tidak mau terus-terusan mengingat Zee yang sudah tiada.Bella melepaskan pelukannya, Alka menepuk pundak Rapli. "Jadi jagoan yang bisa banggain Papah sama Mama ya."
Rapli mengangguk kepalanya, pesawat akan berangkat. Rapli pergi meninggalkan Bella dan Alka, Bella meneteskan air matanya saat punggung Rapli sudah tidak terlihat lagi.
Pesawat yang di naiki Rapli sudah berangkat, Rapli menghela nafas sambil memejamkan matanya.
Hal yang paling menyakitkan memang perpisahan.
Pasti akan ada setiap pertemuan yang berakhir dengan perpisahan
Intinya yang perlu kita lakukan hanyalah
Mencoba ikhlas dan bersabar
Tuhan lebih tau
Skenario yang pas untuk kitaTAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Novela JuvenilCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...