Rapli sedang sibuk mengelap keringat yang ada di lehernya, Rapli menuangkan air dari botol untuk membasuh mukanya. Rapli yang melihat Zee sedang berjalan langsung melempar handuk yang tadi ia pakai untuk mengelap keringatnya, lalu menghampiri Zee. Handuk itu terlempar mengenai muka teman Rapli, yang ada di sebelahnya.
"Woy! Lo gak lihat di samping lo ada orang, main lempar aja, mana bau keringat kambing lagi," teriak teman Rapli sambil menyingkirkan handuk tersebut dari mukanya, lalu melemparnya kearah Rapli.
Handuk tersebut memang mengenai punggung Rapli, tetapi Rapli sama sekali tidak perduli. Ia masih saja melangkahkan kakinya.
"Zee!" Zee menghentikan langkahnya, saat mendengar namanya terpanggil.
"Zee, ntar kerumah gue ya. Pokoknya pulang sekolah lo harus kerumah gue," suruh Rapli. Rapli meninggalkan Zee, walaupun Zee belum menjawab perkataannya.
"Gak sopan banget sih Rapli, main pergi aja! Zee kan belum jawab mau apa gak," Zee menatap punggung Rapli, Zee kemudian melanjutkan langkahnya lagi.
***
Rapli kembali berkumpul bersama teman-temannya lagi, ia mengambil sebotol air mineral lalu meminumnya."Lo habis ngapain tadi Rap?" tanya teman Rapli yang sedang duduk.
"Kepo lo, kaya monyetnya Dora."
"Monyetnya Dora namanya siapa ya? Lupa gue," tanya teman Rapli yang berada di sebelah Rapli.
"Lala namanya!"
"Eh bukan, Lala itu kartun yang cunil-cunil yang warnanya ungu, hijau, kuning, merah. Apa ya namanya Te... te ah Teletubbise."
"Gue juga lupa sih, nama monyetnya Dora apa? Lo sendiri namanya siapa ya?" tunjuk Rapli ke salah satu temannya.
"Gue? Nama gue Icung Tea," ucapnya sambil menarik bagian krah bajunya.
"Nah itu nama monyetnya Dora." Rapli tertawa terbahak-bahak, yang lain pun ikutan tertawa seperti Rapli. Sedangkan Icung dia mendengus kesal karna menjadi bahan tertawaan temannya.
"Sialan lo Rapli!"
"Rap, lo ko gak ikutan basket aja? Kalo Zegaf udah berangkat, ya lo gak bakal jadi kapten lagi. Lo kan kapten cadangan yang di pilih sama pelatih."
"Males ikutan basket gue, capek! Keringetan mulu. Gue juga kasian sama lawan main gue, takutnya ntar kalah mulu."
"Denger orang ngomong belagu gitu ples muji diri sendiri, ko perut gue mules. Telinga gue meriang ya?"
"Kalo mules, toilet banyak! Telinga meriang THT solusinya," ucap Rapli.
"Gue cabut ke kelas dulu ya."
"Gak ganti baju dulu lo Rap, ntar di kelas pada bersin-bersin lagi, gara-gara bau keringat lo."
"Ini juga gue mau ganti!" Rapli kemudian pergi meninggalkan teman-temannya.
Rapli sudah mengganti pakaian basketnya dengan seragam osis, Rapli tidak berniat masuk kedalam kelas. Karna saat ini jam pelajaran Bu Iva. Guru sejarah kelas XII, Rapli sangat malas jika mengikuti pelajaran Guru tersebut, unjung-ujungnya Rapli bakal tertidur di kelas. Guru sejarah itu akan sibuk cerita tentang masa lalu, yang membuat Rapli sangat malas untuk mengingatnya. Katanya masa lalu tuh harus dilupain, gak boleh dingat-ingat terus, tapi kenapa ada pelajaran sejarah yang harus mengingat-ngingat masa lalu.
Rapli pergi menuju perpustakaan, bukan untuk membaca buku atau meminjam buku. Melainkan untuk tidur di pojokan. Kalo tidur di kelas, terus ketahuan pasti dihukum, tapi kalo di perpus ketahuan tinggal bilang jam kosong atau bawa buku satu, buat nemenin tidur. Jadi kalo ketahuan tinggal bilang, tadi habis baca buku bu, tiba-tiba matanya merem sendiri.
Rapli tersenyum, karna perpus terlihat sepi. Hanya ada penjaga perpus saja yang sedang bercerita dengan penjaga lainnya.
Rapli mengambil asal buku, lalu berjalan kearah pojok. Rapli meletakan buku disampingnya dan Rapli mulai terlelap dengan posisi duduk dengan kepala di meja.
***
Jam istirahat sudah tiba, Zee gadis itu ingin pergi ke perpus untuk membaca beberapa novel. Zee bukan hanya suka menulis cerita-cerita novel, tapi Zee juga sangat suka membaca novel.Zee sudah membawa dua buku novel, yang nantinya ia baca. Kalo tidak selesai Zee bakal meminjam novel tersebut, Zee menatap sekeliling perpus, mencari tempat yang nyaman untuk membaca novel. Zee berjalan kearah pojok perpus, Zee sempat sedikit terkejut melihat seseorang cowok yang sedang tertidur.
"Bukannya baca buku malah tidur," gumam Zee.
Rapli mengganti posisi tidurnya, menjadi menghadap kearah Zee.
"Loh ternyata Rapli yang tidur, pasti bolos nih anak."
Zee menghampiri Rapli, kemudian duduk didepan Rapli. Zee terus memandangi muka Rapli yang tertidur pulas, tangan Zee bergerak untuk mengusap kepala Rapli.
"Zee sayang sama Rapli," lirih Zee.
Zee menahan tawanya, saat membaca judul buku di samping Rapli. Buku itu berjudul 10 cara membuat wanita cepet hamil.
Zee mulai fokus membaca novel tersebut, ditemani Rapli yang masih tertidur sangat pulas. Tak lama kemudian Rapli membuka matanya, Rapli sangat terkejut melihat Zee yang ada di hadapannya. Rapli langsung bangun dan mengelap mulutnya.
"Zee! Mulut gue gak ada ilernya kan?" tanya Rapli panik.
Zee terkekeh pelan, melihat tingkah Rapli.
"Rapli gak ngiler ko."
Rapli menghela nafasnya lega.
"Rapli takut ya, kalo Rapli ngiler terus Zee lihat," goda Zee.
"Gak sih biasa aja gue mah, cuman gue gak suka ntar lo ngata-ngatain gue ntar."
Zee hanya tersenyum, kemudian Zee melanjutkan membaca novelnya. Sedangkan Rapli ia menatap Zee sambil menompangkan kedua tangannya di dagu.
"Zee, lo suka baca novel?"
"Kalo gak suka, Zee gak bakal baca Rapli."
"Rapli gak baca buku yang tadi Rapli ambil?" Zee bertanya sambil menahan tawanya.
Rapli mengambil buku tersebut, Rapli melototkan matanya saat membaca judul buku tersebut.
Rapli menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Zee, gue tadi asal ambil buku. Mana mungkin gue mau baca buku kayak begituan."
Zee tersenyum sambil menganggukan kepalanya, Zee kembali fokus membaca novel.
"Zee, gue ke kelas dulu ya."
"Mau ke kelas atau ke kantin, Rapli?"
"Kantin," ucap Rapli diiringi cengirannya.
"Ya udah gue pergi dulu, lo masih mau baca?"
Zee menganggukkan kepalanya.
Rapli pun pergi meninggalkan Zee, sedangkan Zee menatap punggung Rapli. Setelah punggung Rapli tidak terlihat lagi, Zee melanjutkan membaca novel lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Teen FictionCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...