Azzura tahu tentang ....?

714 96 37
                                    

Setelah pergi kerumah Bi Inah, Zee pergi ke suatu tempat. Tempat seorang yang mengirim pesan tadi, Zee sudah sampai dirumah mewah. Zee menekan bel rumah tersebut dan tak lama kemudian pintu terbuka, Zee tersenyum kearah seseorang yang membuka pintu. Zee tiba-tiba memeluk erat, sampai orang tersebut sedikit terkejut.

"Gibran makasih ya," lirih Zee.

Gibran terkekeh pelan, lalu mengusap kepala Zee.

"Iya, sama-sama Zee, ayo masuk." Gibran menyuruh Zee untuk masuk, Zee melepaskan pelukannya lalu menganggukan kepalanya menuruti perkataan Gibran.

Saat Zee dan Gibran akan masuk kedalam rumah, tiba-tiba seseorang gadis meneriaki nama Gibran dan juga Zee. Gadis itu sedikit berlari menghampiri Gibran serta Zee, mata gadis itu seperti menahan tangis.

"Azzura," gumam Zee.

"Kalian berdua sebenernya ada hubungan apa?" tanya Azzura sambil menatap Gibran dan Zee secara bergantian.

"Sayang, aku sama Zee cuman sahabat ko. Zee itu udah kaya adek aku, kamu jangan salah paham antara aku sama Zee," Azzura menatap mata Gibran, seolah Gibran berbohong atau tidak.

Zee nampak menghela nafasnya, ia tidak mau Azzura salah paham dan ujung-ujungnya jadi berantem gara-gara masalah cowok.

"Azzura sebenarnya Zee sama Gibran udah kenal lama, Gibran itu editor Zee."

"Editor? Iya gue tau Zee, Gibran emang editor. Dia sering edit cerita. Tapi emang loh itu penulis?"

"Sayang kamu kenal penulis Tasya Zay? Itu Zee. Zee sengaja rahasia identitas asli dia, aku juga gak tau alasannya kenapa? Kamu tanya aja sama Zee," Azzura tentu saja terkejut, jadi Zee itu penulis terkenal? Jadi Azzura selama ini juga ngefans sama Zee, sahabatnya sendiri?

"Zee gak sembunyiin identitas Zee ko, Tasya kan juga nama Zee."

"Ya Allah, jadi selama ini gue ngefans sama lo gitu? Gak nyangka gue, diem-diem gini ternyata lo banyak yang suka."

"Yang suka sama Zee itu cuman berapa aja Azzura, gak banyak. Mereka itu sukanya sama karya Zee, kaya Azzura juga. Azzura itu sukanya sama karya Zee, gak mungkin Azzura suka sama Zee," ucap Zee sambil terkekeh.

"Sumpah gue masih gak nyangka, Zee!"

Zee hanya tersenyum, sedangkan Gibran sudah gemas dengan tingkah Azzura pun mengacak-acak rambut Azzura.

Azzura mencibir karna rambutnya di acak-acak oleh Gibran, Azzura membetulkan sedikit rambutnya yang sedikit berantakan.

"Sayang kamu tau gak? Novel Zee yang baru dibuat kemaren langsung habis ludes, aku aja gak nyangka. Terus ada produser juga yang nawarin karya Zee, supaya di Film kan."

"Serius? Zee lo hebat banget, selamat ya! Gue ikutan seneng nih."

"Makasih ya Azzura," ucap Zee sambil tersenyum.

"Lo tau gak semua karya-karya lo yang di jadiin novel, gue punya semua. Tapi sayangnya gue baru tau, kalo yang bikin ternyata sahabat gue sendiri."

"Aahhh Zee, gue fans banget sama lo tau!" teriak Azzura sambil memeluk tubuh Zee, Zee tersenyum sambil membalas pelukan Azzura.

Gibran terkekeh pelan, melihat kelakuan pacarnya serta sahabatnya.

"Oh ya Zee, gue sampai lupa! Bokap mau ketemu sama lo," sahut Gibran sambil menepuk jidatnya.

"Mau gajian ya Zee," ucap Azzura sambil terkekeh.

Mereka bertiga pergi ke ruangan Iqbal, Ayah Gibran. Iqbal tersenyum saat melihat Zee sudah datang, Iqbal menghampiri Zee lalu memeluk tubuh Zee. Azzura dan Gibran ikut tersenyum melihat Iqbal yang sangat bahagia.

Iqbal melepas pelukannya. "Zee kamu hebat banget, baru satu hari novel kamu ludes. Om bangga banget sama kamu," ucap Iqbal sambil mengusap kepala Zee.

"Makasih, Om."

"Eh ada Azzura juga, maaf om gak tau." Azzura tersenyum kearah Iqbal.

"Iya, gak papa Om. Azzura ngerti kalo om lagi bahagia, Azzura juga gak nyangka kalo Zee itu ternyata penulis terkenal."

Iqbal tertawa keras, mendengar ucapan Azzura.

"Jadi kamu gak tau, kalo Zee itu penulis?"

"Enggak Om, aku baru tau tadi kalo Zee itu Tasya, penulis terkenal yang Azzura fans."

Zee tersenyum kecil, saat Azzura terang-terangan bilang kepada Iqbal bahwa Azzura ngefans dengan dirinya.

"Zee, itu om udah cetak 500 buku lagi. Kamu tanda tangani dulu berapa bukunya ya, soalnya banyak yang minta tanda tangan kamu."

Zee menganggukkan kepalanya, menuruti perintah Iqbal.

"Besok kamu kesini lagi Zee, buat bahas cerita kamu yang mau di Film kan," sahut Gibran.

"Iya, Gibran."

***
Azzura dan Gibran sedang duduk di taman, Azzura menyenderkan kepalanya di pundak Gibran. Gibran merangkul pinggang Azzura dengan erat.

"Aku masih gak nyangka loh, kalo Zee yang pendiam, kalem. Ternyata punya bakat terpendam," ucap Azzura sambil terkekeh pelan.

"Iya, kamu gak tau aja. Zee kalo di grup penulis. Dia bar-bar banget, dia juga pakai bahasa gaul. Lo, gue gitu. Gak pakai bahasa kuno."

"Kamu serius?"

"100 ribu rius malah."

"Zee itu gadis yang pendiam tapi penuh kejutan, orang-orang pasti gak ngira kalo dia hebat dan berbakat. Kaya aku aja, aku sendiri gak ngira kalo Zee bisa kaya gitu."

Gibran tertawa mendengar perkataan Azzura.

"Sayang, kamu tau gak cowok yang kemaren kaget kalo aku sama kamu pacaran. Dia itu cowok yang Zee cinta."

"Serius kamu? Jadi Zee cinta sama tuh cowok! Kira-kira tuh cowok juga cinta gak sama Zee?"

"Aku gak tau, tapi menurut aku sih mereka saling cinta. Aku udah deket banget sama mereka dari kecil."

"Semoga aja mereka bisa jadian," Azzura menganggukan kepalanya, setuju dengan ucapan Gibran.

Azzura dan Gibran asik mengobrol sambil bercanda gurau, Zee menghampiri mereka setelah selesai dengan novelnya.

"Eh Zee udah selesai, Zee lo pengin gak kaya gue sama Azzura?" Zee menatap Gibran yang sedang memeluk pinggang Azzura dan Azzura yang menyenderkan kepalanya di pundak Gibran.

Azzura memukul dada Gibran dan Azzura melepaskan pelukan Gibran.

"Sorry Zee, jangan dengerin Gibran. Maklumin aja iseng dia kumat."

"Sekali-kali gitu, gue manas-manasin lo."

"Zee, tapi gak ngerasa panas gimana?"

Azzura tertawa kencang mendengar perkataan polos Zee, sedangkan Gibran mendengus kesal.

"Gibran, Azzura. Zee mau pamit pulang dulu ya, takut Ayah sama Mama dah pulang."

"Ya udah kamu hati-hati," ucap Azzura.

Zee pun pergi meninggalkan Azzura dan Gibran. Zee menunggu taksi, tak lama kemudian taksi datang. Zee menaiki taksi tersebut.

Love Someone Writer [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang