Impian Zee terkabul

780 80 47
                                    

Zetta sudah sangatlah berubah, Zetta menjadi perhatian, perduli. Intinya Zetta sudah memperlakukan Zee dengan sangat baik, Zee sangat bersyukur akhirnya impian Zee terkabul, Mamanya sudah sangat menyayangi dirinya, bahkan Zetta dan Bella sudah baikan.

Kehidupannya sudah sangat berubah, banyak orang yang suka dengan Zee. Banyak teman yang ingin bersahabat dengan Zee, banyak juga cowok yang terang-terangan menyatakan cinta kepada Zee. Hal itu membuat Rapli geram dan cemburu, ia merasa kesal karna banyak sekali cowok yang suka sama Zee.

Pernah ada cowok yang kasih Zee boneka dan coklat, saat itu Rapli dan Zee sedang jalan berdua. Cowok itu sama sekali tidak menghargai Rapli yang ada di samping Zee, Zee juga tersenyum dan menerima pemberian cowok tersebut, membuat Rapli menahan panas dan emosi. Rapli ingin sekali menonjok muka cowok tersebut, tapi Rapli urungkan karna ia tidak mau melihat Zee yang di bully oleh Netizen, hanya karna Rapli bertindak kekerasan dengan fans Zee. Amit-amit deh, yang ada Zee langsung membenci dirinya.

"Rapli, Rapli jangan pernah cemburu sama fans Zee. Zee dari dulu cintanya sama Rapli, sayangnya sama Rapli. Walaupun banyak cowok ganteng yang nembak Zee, kalo Zee sukanya sama Rapli ya tetep pilih Rapli."

Rapli tersenyum mendengar perkataan Zee, hatinya amat sangat bahagia. Rapli membawa Zee kedalam pelukannya, mengusap rambut hitam Zee yang sangat halus. Zee juga merasa nyaman di pelukan Rapli, Rapli mencium wangi rambut Zee. Wangi yang sangat memabukkan bagi Rapli, Rapli tidak henti-hentinya menciumi Rambut Zee. Zee mendongak kearah Rapli, Rapli memang lebih tinggi dari Zee, membuat Zee harus mendongakan kepalanya jika ingin melihat muka Rapli, kalo mereka sedang pelukan.

"Rapli kenapa cium rambut Zee mulu?" tanya Zee.

Rapli merasa gemas dengan Zee menarik hidung Zee, hidung Zee sampai memerah karna Rapli menarik hidungnya cukup kuat.

Zee melepaskan pelukan Rapli, Zee mengusap-usap hidungnya yang terasa panas akibat di tarik oleh Rapli.

"Sakit, hidung Zee. Rapli!"

"Aduh sakit ya? Habis lo gemesin sih, jadinya gue cubit deh hidung lo," ucap Rapli sambil terkekeh.

"Rapli nyebelin, Zee mau jalan sama fans Zee aja. Biar Rapli cemburu, terus kepanasan. Rapli bilang kalo Rapli kepanasan, pengin berenang. Kalo nanti Rapli berenang, Zee ikut."

Rapli tertawa terbahak-bahak, konyol tapi menggemaskan bagi Rapli.

"Rapli, nanti malem Rapli temenin Zee mau gak? Zee pengin ke pasar malem."

"Gak mau,"

"Yang udah, Zee ajak Azzura sama Gibran aja. Ntar kalo ada cowok ganteng Zee kedipin mata, terus Zee ajak ke pasar malem bareng.

Rapli menjitak kepala Zee, Zee itu polos jadi gak boleh ada cowok sembarangan. Rapli yakin seratus persen, mereka suka sama Zee karna Zee itu artis yang sudah terkenal. Dulu waktu Zee belum jadi artis, gak ada tuh yang kirim coklat, bunga, boneka. Mereka hanya ingin numpang ketenaran dengan Zee.

"Gak mau nolak Zee, gak boleh aja cowok lain. Lo harus ajak gue terus, mau pergi kemana pun gue temenin, tapi jangan ngajak ke toilet soalnya belum sah."

Zee menampar pelan mulut Rapli. "Gak mungkin Zee ajak Rapli ke toilet, Zee masih punya malu ko."

"Gimana nanti malem kita ajak Azzura sama Gibran? Biar makin seru gitu, lo mau gak? Apa lo lagi pengin berduaan sama gue."

"Zee setuju banget kalo kita ajak Gibran sama Azzura."

"Kirain pengin berdua gitu sama gue," ucap Rapli sambil terkekeh.

***
Zee dan Rapli sudah pulang kerumah masing-masing, Zee masuk kedalam rumahnya. Ia melihat Bi Inah sedang duduk diruang tamu, Zee langsung memeluk tubuh Inah.

"Selamat ya nak, Bibi seneng banget nak Zee udah jadi orang sukses. Bibi gak nyangka kalo nak Zee bakal jadi artis terkenal."

"Iya, sama-sama Bi, makasih juga udah kesini. Zee kangen sama Bibi."

"Bibi juga kangen sama Nak Zee."

Gevan dan Zetta saling pandang melihat keakraban Inah dengan Zee.

"Ma, gimana kalo Bi Inah kerja disini lagi? Biar Zee yang gaji Bi Inah. Mama juga kan perutnya udah besar, Zee gak mau kalo Mama kecapean. Zee mohon, Mama mau ya terima Bi Inah kerja disini lagi."

"Iya, Mama mau ko terima Bi Inah kerja disini lagi."

"Bi Inah juga kerja, biar Ayah yang bayar gaji Bi Inah aja."

Zee benar-benar terharu, Zee langsung memeluk tubuh Mamanya serta Gevan.

Inah tersenyum, Inah berterimakasih kepada Zetta dan Gevan. Mereka terlihat sangat bahagia.

"Makasih Ya Allah, sekarang impian Zee sudah terwujud. Mama udah sayang sama Zee, tante Bella udah baik sama Zee dan juga Bi Inah udah tinggal bareng Zee lagi," batin Zee.

***
Zee sedang siap-siap untuk pergi ke pasar malam, Zee memilih-milih baju yang pas untuk pergi ke pasar malam bersama Rapli, Gibran serta Azzura. Zee memutuskan memakai jaket dan celana jins. Zee juga membawa masker di tasnya untuk berjaga-jaga. Zee keluar dari kamarnya, ia menghampiri Zetta serta Gevan.

"Ma, Zee mau pergi ke pasar malem boleh?" tanya Zee.

"Ya boleh dong sayang, tapi pulangnya jangan kemalaman ya."

"Kamu perginya sama siapa aja, Zee?"

"Sama Rapli, Gibran sama Azzura juga, Yah."

"Ceritanya mau kencan bareng nih?" goda Zetta.

"Apaan sih Mama, enggak ko. Cuman mau main aja."

"Dede, Kakak pergi dulu." Zee mengusap perut Zetta yang sudah membesar.

"Dek, nanti kalo kamu dah besar, jangan kaya Ka Rapli ya," batin Zee.

Zetta memang sudah USG, kata dokter bayinya laki-laki. Gevan dan Zetta sangat senang. Apalagi Zetta dari awal ingin sekali mempunyai anak laki-laki, Zee berdoa semoga Adeknya sehat terus dan lahir dengan sempurna.

Zee pergi kerumah Azzura, tadi Rapli mengirim pesan kalo mereka sudah berkumpul dirumah Azzura. Mereka bertiga ternyata sudah menunggu Zee di depan rumah. Zee berjalan menghampiri mereka.

Zee menatap tampilan Gibran, Gibran aja menggunakan jaket bercindung dan masker hitam untuk menutupi wajahnya. Apa Zee harus seperti Gibran?

"Gibran pakai masker?"

"Ya iya lah Zee, kalo gak pakai masker ntar repot sendiri. Ntar banyak yang minta foto sama minta tanda tangan."

"Iya juga ya," gumam Zee.

Zee mengambil maskernya yang ada di tasnya, lalu memakai masker tersebut. Rapli dan Azzura memutar bola matanya, mereka seperti pergi dengan buronan.

"Zur, lihat tuh kita ke pergi sama buronan ya."

Azzura menganggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Rapli.

"Jadi Rapli sama Azzura gak mau kita pergi pakai masker?"

"Iya sih mau-mau aja, cuman kalo ada fans yang minta foto atau tanda tangan kalian harus nungguin gak papa?" sahut Gibran.

Rapli dan Azzura mendengus kenal.
"Ya udah yuk berangkat, ntar kemaleman lagi," ucap Rapli sambil merangkulkan tangannya kepundak Zee.

Mereka berempat pergi ke pasar malam menggunakan mobil Gibran, Gibran yang nyetir mobilnya dan Azzura duduk di samping Gibran. Rapli dan Zee duduk di belakang, Rapli dengan santainya makan cemilan dan jailin Zee. Mereka terus bercanda gurau, membuat Gibran dan Azzura geram. Gibran sengaja membunyikan tlakson mobil, membuat Rapli dan Zee diam.

Love Someone Writer [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang