Mereka berempat sudah sampai di pasar malam, banyak wahana di pasar malam tersebut. Azzura dan Zee jalan terlebih dahulu di ikuti Gibran dan Rapli dari belakang. Zee membeli permen gulali, Rapli menunggu Zee sedangkan Azzura dan Gibran pergi entah kemana. Rapli agak bingung kenapa Zee membeli permen gulali, sedangkan dirinya menggunakan masker. Lalu gimana caranya Zee makan permen gulalinya?
Zee sudah dapet satu permen gulali berukuran besar, Zee menatap permen tersebut, lalu Zee menatap Rapli.
"Rapli, gimana caranya Zee makan permen gulalinya? Tanpa Zee harus lepas masker Zee," tanya Zee sambil menatap mata Rapli.
"Nah kan apa gue bilang, pasti gak bisa makannya," batin Rapli.
"Ya udah biar Rapli aja yang makan, Zee suapin deh," ucap Zee sambil menyodorkan permen gulali ke mulut Rapli.
Rapli menatap mata Zee, kemudian
memakan permen gulali tersebut. Rapli memejamkan matanya, Rapli emang tidak terlalu suka dengan Permen gulali. Zee terkekeh pelan, melihat ekspresi konyol muka Rapli."Rapli kenapa? Gulalinya enak kan?" tanya Zee.
"Asem Zee, rasanya. Gue gak suka!"
"Selera humor Rapli bagus deh, rasa gulali aja dibilang asem, terus rasa asem dibilang manis gitu?" ucap Zee sambil terkekeh.
"Tinggal separo permen gulalinya, gue gak kuat buat makan lagi, perut gue mual."
"Ya udah, Zee juga gak maksa Rapli buat makan lagi. Kalo emang Rapli gak suka sama permen gulalinya."
"Kasian, lo yang pengin makan malah gak makan."
"Gak papa ko Rapli, kita cari Azzura sama Gibran yuk. Kayanya mereka lagi naik wahana."
"Bentar Zee buang ini dulu," Zee membuang permen gulalinya ke tempat sampah. Zee dan Rapli pergi untuk mencari Azzura dan juga Gibran.
Rapli melihat Azzura dan Gibran menaiki keranjang burung, mereka berdua ikut menaiki keranjang burung. Rapli membeli tiket untuk menaiki wahana tersebut, setelah mendapat tiket Zee dan Rapli naik. Zee menikmati pemandangan langit malam, saat keranjang burung tersebut di atas. Rapli malah asik memandangi wajah Zee.
"Rapli, indah banget ya langitnya. Banyak bintang juga lagi," ucap Zee sambil menatap bintang-bintang tersebut.
"Masih indahhan wajah lo Zee," gumam Rapli.
Zee tersenyum sambil memalingkan wajahnya kearah lain, pipinya memerah sedangkan Rapli terkekeh terlalu gemas jika Zee sedang salah tingkah.
Keranjang burung tersebut sudah berhenti, Rapli, Zee, Gibran serta Azzura sudah turun.
"Mau naik apa lagi nih?" tanya Azzura.
Gibran, Rapli serta Zee menatap sekeliling. Mereka melihat-melihat berapa wahana yang pas, Rapli tiba-tiba tersenyum jail. Rapli berjalan menghampiri Gibran, Rapli membisiki sesuatu ke telinga Gibran. Gibran dan Rapli saling pandang, lalu tersenyum. Azzura dan juga Zee memandang Gibran serta Rapli penuh curiga.
"Gimana kalo kita naik kora-kora? Pasti seru," usul Rapli.
"Setuju banget, pasti seru banget nih," sahut Gibran.
"Rapli! Lo tau sendiri, gue paling takut sama ketinggian," ucap Azzura kesal.
"Zee emang gak takut sih, sama ketinggian. Tapi Zee gak suka kalo naik kora-kora, bikin kepala pusing."
"Pokoknya kita harus naik kora-kora, titik gak pakai koma!" Paksa Rapli.
Rapli menarik tangan Zee untuk membeli tiket menaiki wahana kora-kora, Gibran mendorong pundak Azzura supaya mau berjalan. Mereka berempat mengantri untuk menaiki wahana tersebut. Azzura serta Zee sudah merengek supaya tidak naik kora-kora tapi tetap saja, Rapli dan Gibran memaksa untuk naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Genç KurguCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...