Bella sedang membuatkan kue untuk Rapli sekaligus Zee, Bella tiba-tiba ingin membuatkan kue untuk Zee. Rapli menunggu Mamanya sambil menonton televisi, Bella sangat kelelahan, ingin minta bantuan Zee, tapi merasa gak enak. Kalo nyuruh Rapli, bukanya beres malah yang ada Bella emosi terus.
"Coba aja aku punya anak perempuan, pasti kalo mau masak atau bikin kue, gak bakal kerepotan gini," sindir Bella.
"Syukuri apa yang ada, hidup adalah lah anugerah."
"DIAM, KAMU RAPLI!"
"Orang pengin nyanyi juga Ma, sewot mulut deh."
Bella menghampiri Rapli sambil membawa kuenya yang sudah jadi, Bella tidak sengaja melihat televisi, Bella sampai menjatuhkan kuenya tepat di samping Rapli karna saling terkejutnya.
"Ma, Mama apaan sih? Kue enak-enak gini malah di jatuhin, sayang kan lebih baik Rapli makan gitu," Bella memutar kepala Rapli supaya menghadap kearah televisi.
"Itu, Zee Ma? Ini penglihatan Rapli salah atau ngimpi sih?"
Bella duduk di samping Rapli, mereka berdua sudah tidak memperdulikan kue yang jatuh. Bella menyuruh Rapli untuk mencari tahu lewat internet, Rapli menuruti perintah Mamanya, ia mengambil handphonenya dan mencari tahu tentang Zee.
"Anatasya Zee Alprilly, artis pendatang baru sekaligus penulis Film ANGEL WITHOUT WINGS. Anatasya Zee Alprilly sering terkenal dengan nama Tasya atau Zee, sudah mempunyai banyak karya yang ia jadikan novel. Salah satu karyanya berjudul ANGEL WITHOUT WINGS yang akan segera di Film kan, dengan pemeran utama Gibran AlZaegas dengan Anatasya Zee Alprilly. Mereka artis pendatang baru yang tampan dan cantik. Film ini menceritakan tentang perjuangan seseorang laki-laki yang ini menikahi gadis yang ia cinta, dengan Gibran sebagai Zigas dan Tasya sebagai Tiara."
Rapli tidak melanjutkan membaca lagi, informasi tadi cukup membuat Rapli dan Bella terkejut. Apalagi Bella, Bella masih sangat terkejut, Zee yang terkenal gadis pendiam, tidak suka bergaul dengan orang ternyata bisa menjadi artis, Zee memang gadis yang murah senyum, tapi Zee senyum hanya untuk orang-orang terdekatnya saja. Pantas saja Zee mampu keluarin uang banyak, Bella jadi tambah menyukai Zee, Bella berfikir uang seratus juta itu pasti gaji pertama Zee dan Zee rela memberikan untuk dirinya, orang yang pernah menyakiti hatinya.
"Loh Mama ko nangis, kenapa Ma?" tanya Rapli.
"Mama cuman terharu sama Zee, coba kalo bukan Zee pasti dia langsung kasih tau ke semua tetangganya kalo dia itu bakal jadi artis, Zee itu gadis yang penuh dengan kejutan. Mama keinget juga sama uang seratus juta, pasti itu gaji pertamanya Zee. Zee rela kasih ke Mama, Mama bener-bener hutang budi sama dia Rapli. Mama harus apa supaya bisa balas kebaikan Zee?" Rapli mengusap punggung Bella, Rapli sendiri bingung mau membalas kebaikan Zee dengan cara apa? Zee mungkin akan menolak jika keluarga mengganti dengan uang. Zee itu seperti Neneknya sekali memberi, tidak mengharap untuk dikembalikan.
"Rapli juga bingung Ma, kita doain saja semoga Zee makin sukses."
"Iya, Rapli pasti Mama doain."
"Kira-kira gue masih pantas, gak ya sama Zee? Zee udah jadi artis terkenal, belum jadi artis aja gue ngerasa gak pantas sama Zee," batin Rapli.
"Rapli nanti kita ucapin selamat buat kesuksesan Zee ya," Rapli menganggukkan kepala, ia sangat setuju dengan ucapan Mamanya. Rapli juga tidak sabar ingin bertemu dengan Zee.
***
Rumah Zee sudah sangat ramai, banyak wartawan serta fans-fans Zee. Salah satu wartawan mengetuk pintu rumah Zee, Zetta dan Gevan yang sedang santai langsung keluar untuk melihat keributan yang ada didepan rumahnya. Saat Gevan sudah membuka pintu, para wartawan berebut memberi pertanyaan."Maaf apakah Bapak dan Ibu orang tua Anatasya Zee Alprilly," ucap salah satu wartawan tersebut.
"Bisakah kita bertemu dengan Anatasya? Kita ingin sedikit mengobrol dengan Tasya."
"Sayang lebih baik kamu panggil Zee kesini," bisik Gevan.
Zetta langsung pergi menuju kamar Zee, Zee masih tertidur. Suara keributan diluar tidak bisa membangunkan Zee. Zetta menepuk-nepuk pipi Zee. "Sayang bangun, di luar ada banyak wartawan yang cariin kamu."
Zee membuka matanya, ia mengubah posisi menjadi duduk. Zee memijat pelan kepalanya, kepalanya sedikit pening karna Zee baru saja tidur.
"Zee, diluar banyak wartawan yang cariin kamu. Sebenernya mereka mau ngapain Zee?"
"Mama lupa? Zee kan pernah bilang, kalo Zee bakal bahagiain Mama dengan cara Zee sendiri," ucap Zee kemudian meninggalkan Zetta yang masih terdiam diri.
Saat Zee keluar, para wartawan langsung berebutan bertanya kepada Zee. Para fans-fans Zee juga berteriak nama Zee, mereka sangat senang saat melihat Zee yang keluar. Banyak yang memfoto Zee juga.
"Maaf apakah yang ada di samping Tasya adalah orang tua Tasya?" Salah satu wartawan bertanya kepada Zee.
"Iya mereka adalah orang tua saya, mereka berdua orang tua yang sudah membuat saya seperti ini, mereka yang membuat saya menjadi orang yang berguna, saya sangat beruntung mempunyai orang tua seperti mereka," jawab Zee sambil menatap Zetta dan Gevan secara bergantian.
Mata Zetta sudah berkaca-kaca, ia sungguh malu dengan anaknya. Anaknya terang-terangan memuji dan membanggakan dirinya didepan orang banyak, padahal dirinya tidak pernah sekali pun membahagiakan anaknya, Zetta tidak pernah sama sekali memberi dukungan kepada anaknya. Gevan juga merasa terharu saat Zee membanggakan dirinya didepan orang banyak, Gevan kira Zee membenci dirinya, ternyata anak tirinya ini berhati malaikat. Gevan sadar, ia sama sekali belum bisa menjadi sosok yang Ayah yang baik buat Zee.
"Kalo boleh tahu, Tasya sudah berapa lama menjadi penulis?"
"Kira-kira sekitar 4 tahunan lebih."
"Apakah anda mempunyai rasa dengan pemeran pasangan anda?"
"Tidak sama sekali, Gibran itu editor sekaligus sahabat saya. Gibran sendiri juga sudah mempunyai kekasih."
Dari kejauhan Bella dan Rapli memandang Zee, mereka berdua sangat kagum dengan Zee. Rapli yang melihat Azzura menyuruh Mamanya menghampiri Azzura.
"Zur, tuh siapa? Pakai masker, pakai topi, terus jaket. Udah kaya buronan aja."
"Orang ganteng ya gini, tutup mukanya sama masker takut fans-fans pada dateng, gue kan cowok baik. Gue gak mau Azzura cemburu, gara-gara banyak cewek yang minta foto sama gue," ucap Gibran dengan pedenya.
Rapli mencibir mendengar ucapan pede Gibran, Azzura hanya tersenyum mendengar ucapan Pede pacarnya.
"Tan, lihat tuh calon mantu tante jadi artis terkenal," goda Azzura.
Bella tersenyum sambil mengamini ucapan Azzura, Bella memang sangat berharap Zee menjadi mantunya. Mereka kembali menatap kearah Zee yang sedang tertawa bahagia dengan para fans-fansnya.
Gevan dan juga Zetta sangat bangga dengan Zee, Zetta juga sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menyayangi Zee dan membahagiakan Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
أدب المراهقينCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...