Rapli pulang kerumahnya, ia mencari Bella. Rapli melihat Alka yang duduk sambil baca koran, Rapli menghampiri Alka.
"Pah, lihat Mama gak?"
"Mama di dapur," ucap Alka tanpa menatap kearah Rapli, ia masih fokus membaca korannya.
Rapli pergi ke dapur, ia melihat Bella yang sedang memasak. Rapli berjalan menghampiri Bella.
"Ma," panggil Rapli.
"Kenapa? Masakannya belum jadi Rapli! Nanti dulu," ucap Bella masih fokus masak.
"Kalo Mama udah selesai masak, Rapli mau ngobrol sama Mama."
"Tumben, mau mau ngobrol apa?" ucap Bella menatap Rapli.
"Nanti aja, Mama masak dulu aja," Rapli pergi meninggalkan Bella.
"Dasar anak Alka," ucap Bella fokus lagi ke masakannya.
***
Rapli dan Bella berada diruang keluarga, mereka hanya berdua tanpa Alka. Tadi Alka pamit ke kantor karna ada urusan penting, Bella menatap aneh kearah Rapli, tidak biasanya Rapli ingin mengobrol berdua dengannya."Kamu mau ngobrol apa?" tanya Bella.
"Apa Mama lagi butuh uang?" tanya Rapli. Wajah Bella berubah cemas, ia berusaha menyembunyikan kecemasan kepada Rapli.
"Mama emang butuh uang tiap hari, Rapli! Semua orang juga gitu," ucap Bella sambil terkekeh.
"Ma, Rapli ini anak laki-laki Mama. Kalo Mama punya masalah cerita ke Rapli, siapa tau Rapli bisa bantu. Rapli juga bakal jadi calon kepala keluarga, sebelum Rapli bahagiain istri Rapli, Rapli harus bisa bahagiain Mama. Rapli bakal jadi tulang punggung keluarga, kaya Papah. Sekarang Rapli mau belajar dulu sama Mama, jadi kalo Mama punya masalah cerita sama Rapli. Rapli ini anak laki-laki Mama, udah tanggung jawab Rapli buat bahagiain Mama."
Bella udah menangis, ia tidak menyangka. Rapli anaknya yang sering bikin emosi, buat onar ternyata punya jiwa besar.
"Rapli gak mau lihat Mama nangis," ucap Rapli sambil menghapus air mata Bella.
"Rapli lebih suka Mama yang marah-marah sama Rapli, dari pada Rapli harus lihat Mama nangis. Rapli emang sering gak nurut sama Mama, tapi Rapli sayang banget sama Mama. Rapli orang kedua yang wajib bahagiain Mama setelah Papah."
"Mama tunggu disini, Rapli punya sesuatu buat Mama," Rapli pergi menuju kamarnya untuk mengambil uang yang Zee kasih.
Rapli menghampiri Bella, lalu memberikan amplop coklat tersebut kepada Bella. Bella menatap Rapli sedikit bingung, karna Rapli memberikan amplop coklat.
"Itu buat Mama, Rapli dapet karna Rapli ikut lomba model di sekolah. Alhamdulillah Rapli menang," ucap Rapli sambil duduk di samping Bella lagi.
"Ini apa, Rapli?" Bella membuka amplop tersebut, Bella langsung menangis tersenduh-senduh, melihat isi amplop tersebut adalah uang.
"Ini buat Mama?" Rapli menganggukkan kepalanya, Bella langsung memeluk tubuh Rapli.
Bella melepaskan pelukannya. "Uangnya kayanya banyak banget, ini berapa juta emang?"
"Mana Rapli tau, Ma. Rapli belum tanya sama Zee, Zee juga gak kasih tau," batin Rapli.
"Em Rapli gak tau Ma, Rapli belum ngitung uangnya. Soalnya hadiahnya tertulis uang tunai doang, mungkin 10 juta kali."
"Mama mau ngitung lagi ya uangnya, kayaknya bukan 10 juta deh," Bella mulai menghitung uangnya.
"Kira-kira Zee kasih uang berapa juta ya ke Mama?" batin Rapli.
"RAPLIII INI BUKAN SEPULUH JUTA! TAPI SERATUS JUTA."
"Haa! Seratus juta, Ma?"
"Gilla! Zee kasih uang sebanyak itu buat Mama?" batin Rapli.
"Sekarang Rapli tanya, masalah Mama apa? Rapli tanya gini karna dari kemaren Rapli lihat Mama murung terus."
"Ini Masalah Mama sama tante Zetta," Bella menceritakan semua kepada Rapli, tentang masalahnya dan Zetta. Rapli mengepalkan kedua tangannya, Rapli sangat emosi mendengar cerita Bella. Rapli gak habis pikir, kenapa Zetta dan Zee Beda banget sifatnya? Padahal mereka Ibu dan anak.
"Keterlaluan banget tante Zetta!" geram Rapli.
"Udah kamu gak usah marah, sekarang masalahnya bakalan selesai. Ini semua berkat kamu, masalah Mama sama tante Zetta bakalan kelar. Makasih ya," ucap Bella sambil tersenyum.
"Ini bukan karna Rapli, Zee yang selesai in masalah Mama sama tante Zetta. Itu uang Zee yang ngasih, Ma. Gak salah gue jatuh cinta sama cewek sebaik Zee," batin Rapli.
"Iya Ma, sama-sama. Ya udah Mama kasih uangnya ke tante Zetta, biar masalahnya cepet kelar," suruh Rapli.
"Secepatnya Mama kasih uangnya ke tante Zetta," Rapli menganggukkan kepalanya.
"Ya udah Mama mau kasih sekarang aja," ucap Bella sambil mengusap kepala Rapli.
Bella pergi meninggalkan Rapli, Rapli mengacak-acak rambutnya. Bella tambah sayang, tapi bukan karna dirinya sendiri. Kenapa Zee harus relain uangnya, ia harus balas apa ke Zee?
"Ada yah cewek kaya lo, udah pinter masak, kalem, lemah lembut, baik hati, cantik terus pinter nabung lagi. Bener-bener istri idaman," gumam Rapli sambil tersenyum.
***
Bella sedang menunggu Zetta di restoran yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya, Bella sudah mengirim pesan kepada Zetta supaya Zetta menemuinya di restoran. Tak lama kemudian Bella melihat Zetta yang berjalan menghampirinya.Zetta duduk berhadapan dengan Bella.
"Mau apa kamu suruh aku kesini?"
Bella tanpa menjawab perkataan Zetta langsung memberikan amplop coklat kepada Zetta.
"Masalah kita udah kelar," ucap Bella.
Zetta tersenyum, Zetta melihat isi amplop tersebut.
"Oke, makasih. Ya udah yah, masalah kita udah kelar juga, aku pamit pulang ya." Zetta berdiri kemudian pergi meninggalkan Bella.
Bella tersenyum akhirnya masalah dengan Zetta kelar juga, ini semua berkat anaknya. Bella bersyukur karna Allah telah memberikan solusi kepada Bella, Bella pun pergi dari restoran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Teen FictionCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...