Cewek itu kalo jatuh cinta ya diam, sekali pun bilang ya udah putus urat malunya.
**Saat ini Rapli sedang makan, masakan buatan Zee. Rapli bahkan menghabiskan semua makanan yang Zee bawa, tanpa menyisakan untuk orang tuanya.
Selesai makan Rapli merasa bosan, Rapli pun pergi keluar. Rapli melihat Zee yang sedang duduk di taman deket rumah mereka, Rapli langsung menghampiri Zee dan duduk disamping Zee.
Zee sedikit terkejut dengan kedatangan Rapli yang tiba-tiba, melihat ekspresi terkejut Zee, Rapli malah terkekeh.
"Zee, mau ikut gue main gak?" tanya Rapli.
Zee menggelengkan kepalanya, pertanda menolak ajakan Rapli.
"Kenapa? Udah ayo ikut aja, dari pada disini sendirian. Ntar ada putih-putih rambutnya panjang loh."
Zee memutar bola matanya malas.
"Rapli ini masih siang, gak mungkin ada istri Rapli pas siang-siang."
Rapli menjitak kepala Zee, karna tidak terima dengan perkataan Zee.
"Enak aja lo bilang itu istri gue."
Zee tersenyum kecil, melihat Rapli yang sedang kesal.
"Pokoknya gak mau tau, lo harus ikut," Rapli kemudian menarik paksa tangan Zee.
"Apa sih Rapli! Zee bukan kambing," Tetapi Zee tetap membiarkan Rapli menggandeng tangannya.
Ternyata Rapli membawa Zee, pergi ke wahana bermain. Zee tersenyum, tidak menyangka Rapli akan membawa kesini.
Rapli dan Zee nampak asik bermain di wahana bermain tersebut, mereka menaiki wahana bermain satu persatu. Mulai dari yang biasa saja, sampai yang ekstrim. Mereka nampak seperti sepasang kekasih.
"Gimana seru gak? Dari pada dirumah bengong sendirian," tanya Rapli sambil merangkulkan tangannya ke pundak Zee.
"Iya, seru! Makasih ya Rapli," ucap Zee sambil tersenyum.
Rapli tersenyum balik kearah Zee sambil mengacak-acak rambut Zee.
"Rapli! Jangan acak-acak rambut Zee."
"Suka-suka gue lah."
"Zee, coba lihat itu deh. Penjualnya biasa aja, gerobak baksonya bagus. Jadi pengin beli baksonya." Rapli menunjuk gerobak bakso tersebut.
Zee memutar bola matanya jengah.
"Emang tadi Rapli belum makan? Tadi kan Zee udah kasih makan ke Rapli."
"Udah habis tadi Zee."
Zee tercengang mendengar perkataan Rapli.
"Itu perut apa tong sampah Rapli? Makanan yang Zee kasih aja banyak banget, terus sekarang mau beli bakso? Perut Rapli muat emang?"
"Ya udah, gue gak jadi beli," Rapli berjalan mendahului Zee.
"Rapli ngambek?" gumam Zee.
Zee berlari kecil mengejar langka Rapli.
"Rapli kalo mau beli, beli aja. Zee temenin deh."
"Enggak jadi susu Zee, udah ayo pulang," Rapli merangkulkan tangannya ke pundak Zee lagi.
***
Saat ini Zee gadis itu sedang makan malem bersama keluarga Rapli, tadi Bella kerumah untuk mengajak Zee makan malam bersama. Sebenarnya tadi Zee sudah menolak ajakan Bella, Tetapi Bella sangat memaksa Zee. Sedangkan Zetta, Zetta sedang pergi bersama temannya."Zee, kalo mau nambah ambil aja ya," sahut Bella sambil mengambilkan nasi untuk Rapli.
"Nih Rapli aja udah nambah dua kali."
"Enggak tante, perut Zee udah gak kuat. Rapli kan tong sampah, jadi makannya nambah mulu," ucapan Zee sukses membuat semuanya tertawa kecuali Rapli, Rapli hanya mendengus kesal dan tetap menikmati makannya.
"Kamu bener Zee, Rapli emang tong sampah. Makan mulu bisanya," sahut Bella.
"Ma, Rapli itu gak cuman bisa makan aja. Rapli bisa ngomong, bisa jalan, Mama kalo ngomong yang beneran dikit napa."
Bella yang mendengar perkataan anaknya, sudah siap-siap emosi. Bella sudah siap meluarkan kata-kata untuk memarahi Rapli, tetapi Alka mencegahnya.
"Kalo lagi makan harus diem!" Alka berbicara dengan tegas, Alka memang tidak suka jika sedang makan tapi membuat keributan. Mereka pun langsung diam mendengar suara tegas Alka.
Mereka pun melanjutkan makan dengan tenang, hanya suara sendok dan alat makan saja.
Setelah acara makan, Zee pun pamit pulang kerumah. Hari ini Zee bahagia karna tingkah Rapli dan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Ficção AdolescenteCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...