Gak ada yang tau tentang diri kita sendiri
Bahkan keluarga atau orang tua kita
Yang tau tentang diri kita hanyalah
Kita sendiri dan sang mencipta
**Zee sedang melamun dikamarnya, kondisi gadis itu masih sedikit demam. Zee menatap obat yang telah disediakan oleh Mamanya, lalu Zee mengganti posisinya menjadi duduk. Zee memijat pelan kepalanya yang masih terasa nyeri. Zee pergi menuju kearah dapur untuk melihat ada makanan atau gak? Mamanya hanya menyediakan obat dan minuman, sedangkan perutnya masih kosong belum terisi makanan apapun, percuma kan kalo minum obat tapi perut kosong?
Ternyata di dapur tidak ada makanan apa-apa, Zee menghela nafas sejenak, Zee memutuskan untuk masak sendiri supaya perutnya tidak kosong.
15 menit Zee sudah selesai memasak, karna Zee hanya memasak mie instant yang di campur dengan telur dan sayuran. Zee memakan masakannya dengan diam, pandangan mata Zee nampak kosong. Mata Zee berkaca-kaca, dulu saat masih ada Neneknya saat Zee sakit pasti Neneknya sangat perhatian. Neneknya selalu merawat Zee, bahkan Neneknya sampai menyuapi makan Zee.
Zee tersenyum kecut mengingat masa lalu bersama Neneknya, semakin kesini bukanya semakin bahagia, Zee malah semakin merasa kesepian.
"Kapan Zee bisa ngerasain kasih sayang orang tua? Yang bener-bener tulus sayang sama Zee, kasih Zee perhatian," gumam Zee.
Zee kembali ke kamarnya, setelah selesai makan. Zee minum obat yang sudah disiapkan oleh mamanya.
Zee mengecek handphonenya sebentar, membuka aplikasi whatsapp ada banyak ribuan pesan, entah itu pesan grup atau pribadi. Zee hanya membalas pesan yang menurutnya penting.
Zee merasa suntuk, akhirnya Zee memilih pergi menuju ke taman. Zee membawa berapa buku novel dan laptopnya, kemudian Zee melangkah kakinya pergi menuju taman.
Zee menikmati semilir angin sambil mengetik beberapa kata di laptopnya.
Tiba-tiba ada seorang yang mengagetkan Zee dari belakang, Zee nampak sedikit terkejut lalu dengan cepat Zee menutup laptopnya.
"Azzura! Bikin kaget aja deh."
Azzura hanya terkekeh, lalu duduk disamping Zee.
"Lo lagi ngapain Zee?"
"Ngapain sih Azzura tanya kaya gitu? Kan Zee udah jelas lagi duduk," ucap Zee sambil terkekeh pelan.
"Ya elah Zee, salah nanya gue. Maksud gue, lo lagi ngetik apa di laptop?"
"Tugas sekolah, suruh bikin cerita makannya Zee juga bawa novel buat contoh."
"Oh gitu, gue kasih saran nih lo baca novel karyanya Tasya, sumpah keren banget, gue suka banget sama ceritanya, coba deh lo baca. Gue yakin lo suka."
Zee tersenyum karna Azzura sangat antusias menyukai novel karya Tasya, Azzura tidak tau aja jika Tasya adalah Zee. Anatasya Zee Alprilly. Zee memang sengaja tidak memberitahu keluarga bahkan teman-temannya realnya bahwa dia penulis novel. Biarlah orang-orang menyukai karyanya terlebih dahulu.
"Iya, nanti Zee cari novelnya di toko buku."
"Gue tuh pengin banget, salah satu cerita Tasya itu di jadiin film atau di bikin sinetron. Pasti seru banget deh Zee."
"Doain aja."
"Maksudnya?" tanya Azzura sambil menyengitkan alisnya.
"Ya Azzura doa aja, semoga keinginan Azzura terkabul. Semoga cerita-cerita Tasya ada yang di lirik sama produser."
"Iya, pasti itu mah! Gue suka banget sama karya-karya Tasya, pokoknya fans deh gue sama dia."
"Berati secara gak langsung, Azzura ngefans juga donk sama Zee? Kan Zee sama Tasya satu orang," batin Zee sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Someone Writer [Completed]
Teen FictionCinta memang tidak harus memiliki. Tapi apa salahnya berjuang dulu siapa tau memang jodoh. Seorang gadis yang mempunyai hobby menulis, gadis yang realitanya mempunyai sifat pendiam, cuek, tidak perduli dengan sekitar. Gadis itu mencintai seorang cow...