"Cie, udah bisa pulang hari ini, ya?"
Aku mengangguk dengan semangat begitu Kun muncul di pintu dengan senyum ramahnya. Akhirnya setelah dua hari mendekam di rumah sakit, aku bisa pulang begitu hasil testnya keluar. Jadi ternyata aku ini alergi rempah yang biasanya ada di makanan chinese, rempah itu emang jarang digunakan di Korea makanya aku tidak sadar kalau aku punya alergi itu.
"Sicheng mana?" tanya Kun sambil masuk ke ruanganku, ia sempat mengecheck selang infusku yang terakhir, lalu melepaskan infusannya dengan hati-hati.
"Sicheng harus balik ke hotel, ada acara penting," ujarku yang sekarang merasa sudah jauh lebih segar dibanding sebelumnya. "Kalau aku pulang, nanti nggak akan ketemu Kun-ge dong?"
Kun tertawa mendengarnya. "Aku sering ke Korea kok."
"Kalau ke Korea main ke Jicake dong," ujarku dengan semangat. "Soalnya dari semua teman-temannya Jaehyun oppa kayaknya cuman Kun-ge yang nggak pernah ke Jicake."
"Aku kalau di Korea jadwalnya hectic banget," ujar Kun dengan nada bercanda. "Kumpul sama teman-teman, terus Ibuku agak protective jadi kalau ke Korea biasanya ngabisin waktu bareng keluarga. Tapi nanti aku main kesana deh."
Aku tersenyum mendengarnya. "Cake disana enak-enak. Ge harus coba."
"Okay," ujar Kun sambil mengangguk. "Aku cek pasien lain dulu ya. See you."
"See you, Kun-ge,"
Kun hanya tersenyum saat aku heboh melambaikan tangan. Begitu Kun sudah pergi, aku langsung turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi untuk ganti baju—akhirnya aku bisa melepas baju rumah sakit yang meskipun lucu tapi kan kurang fashionable kalau dipake jalan sama si ganteng, HEHE.
Begitu selesai mandi dan berganti baju, aku keluar dari kamar mandi. Alisku berkerut begitu mendapati seseorang yang tidak kukenal sedang berdiri sambil menatap seluruh ruangan.
"Maaf, siapa ya?"
Lelaki itu menoleh kearahku lalu membungkuk sopan. "Ms. Bae?"
Aku mengangguk. Lelaki itu berusia sekitar 25 tahun, pakaiannya rapih; mengenakan celana bahan warna hitam dan kemeja berwarna sky blue, rambutnya rapih dan punya wajah yang lumayan ganteng.
"Saya Huan," ujarnya seolah menjawab kebingunganku. "Mr. Dong meminta saya untuk menjemput Anda, beliau masih sibuk dengan urusan di kantor."
"Oh gitu," ujarku sambil mengangguk paham. Huan berbicara dalam Bahasa Korea yang sedikit kaku bahkan beberapa kali salah mengucapkan kata—namun masih dapat dipahami.
"Sudah siap, Ms?"
"Oh bentar," ujarku sambil berjalan ke sudut ruangan untuk mengambil tas. Aku memang hanya membawa tas yang berisi ponsel, passport, dan dompet. "Udah, langsung pulang nih?"
Huan mengangguk. Ia berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu untukku, aku bergumam terima kasih begitu keluar dari pintu. Otakku masih berpikir keras, Sicheng sibuk banget ya sampai nggak bisa jemput? Padahal udah kangen, HEHE.
"Eh, aku mau pamit dulu ke Kun-ge. Boleh, kan?"
"Maaf, Ms. Bae," ujar Huan sambil menatapku dengan rasa bersalah. "Mr. Dong meminta saya untuk segera menjemput Anda kembali ke hotel."
"Sebentar aja nggak boleh?" tanyaku berusaha memastikan. "Cuman lima menit."
"Maaf, Ms. Bae," ujar Huan sambil menggeleng.
Aku menghela nafas berat namun akhirnya mengangguk paham. Huan berjalan di sampingku, Kenapa nggak boleh pamit dulu, sih? Paling cuman lima menit, jadi nyesel tadi nggak sempat pamit properly ke Kun-ge. Kapan lagi coba ketemu Kun-ge yang ganteng? HEHE.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acrasia [✔]
Fanfiction"Sicheng-ssi, kan?" "Jangan pakai ssi, saya nggak suka." "Terus manggilnya apa? Sicheng sayang?" Sicheng tidak seharusnya jatuh cinta pada Yoobin, begitu pun sebaliknya. Mereka terlalu berbeda; bagai dua kutub yang bersebrangan. Tapi baik Sicheng ma...