Dong Sicheng.
Aku mengetikkan nama itu di Google. Berharap menemukan akun social medianya, tapi ternyata aku menemukan banyak hal lain selain akun Instagram-nya. Profilnya bahkan masuk Wikipedia, banyak artikel tentang Sicheng, bahkan ada fanbasenya dong.
Aku banyak saingan, huft.
Aku membuka akun Instagramnya. Sial. Nggak ada satupun foto; tapi followersnya ratusan ribu; tanpa following. Wah, si ganteng populer banget ternyata.
Karena nggak menemukan apapun di Instagram, aku beralih ke laman Wikipedia. Nggak banyak informasi tentang dia, kecuali dia anak tunggal dari pemilik Chengsoft; perusahaan yang bergerak di bidang IT; sekarang lebih fokus mengembangkan games sama AI.
Sudah dua tahun dia stay di Korea untuk mengembangkan bisnis Chengsoft di Korea. Dia CEO-nya dong! Di usianya yang baru 24 tahun. 24 tahun? Alisku berkerut. Wah, si ganteng cuman beda dua tahun sama aku. Disaat aku masih berjuang buat lulus kuliah, si ganteng bahkan udah jadi CEO.
Dunia emang nggak adil.
Kebanyakan artikel di tulis dalam huruf China, aku nggak paham jadi cuman fokus liat foto-fotonya aja yang rata-rata diambil pas press conference. Doi kelihatan beda banget kalau pake jas gitu, biasanya cuman liat dia pakai jeans sobek sama sepatu converse.
Aku meraih ramyeon cup yang aku tunggu mengembang. Aku menghirup aromanya dalam-dalam. Begitu aku hendak menyuapkan sesuap penuh kenikmatan aku langsung tersadar; nggakㅡnggak boleh makan ramyeon! Besok muka aku bengkak. Kalau si ganteng ke Jicake bisa bahaya.
Jadi dengan berat hari aku membuang satu cup penuh kenikmatan itu. Aku akhirnya kembali berbaring di tempat tidur, menatap foto si ganteng yang aku curi dari Google untuk dijadikan wallpaper.
"Good night juga, Sicheng ganteng."
***
Seperti biasa, aku orang pertama yang tiba di Jicakeㅡbertugas membuka toko, menyiapkan cake untuk disajikan di etalase. Mem-bake beberapa kue dan merapikan display. Nah, sekarang semuanya udah siap, aku juga udah pakai apron; tinggal menunggu pelanggan aja.
Aku berjongkok untuk membetulkan tali sepatu, disaat yang bersamaan aku mendengar bunyi lonceng. Begitu selesai mengikat sepatu aku langsung berdiri.
"Selamat daㅡeh, si ganteng," ujarku dengan senyum lebar. "Sichengㅡaja, maksudku."
Senyuman lebarku hanya dibalas wajah datar. Aku agak berjinjit untuk memperhatikan penampilannya; hari ini dia pakai kaus polos warna putih yang dilapisi canvas jacket warna hijau army, celana jeans robek seperti biasa dan sepatu converse hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acrasia [✔]
Fanfiction"Sicheng-ssi, kan?" "Jangan pakai ssi, saya nggak suka." "Terus manggilnya apa? Sicheng sayang?" Sicheng tidak seharusnya jatuh cinta pada Yoobin, begitu pun sebaliknya. Mereka terlalu berbeda; bagai dua kutub yang bersebrangan. Tapi baik Sicheng ma...