SHANGHAI, GUYS. SHANGHAI IN THE HOUSE!
Maaf—maaf, lebay, ya? WKWK.
Sebenarnya aku baru dua kali ke luar negeri. Pertama itu ke Jepang, terus ke Singapore. Nah, China ini negara ketiga. Jadi wajar ya kalau aku bersikap norak atau bahkan terlalu excited, HEHE. Apalagi kesininya sama si ganteng, wah jadi makin berkesan deh.
Setelah penerbangan selama hampir dua jam, aku dan Sicheng akhirnya menginjakan kaki di Shanghai Pudong International Airport. Begitu keluar dari arrival gate, suasana bandara beneran ramai. Ada banyak sekali orang menunggu di depan arrival gate—beberapa bahkan bawa kamera dengan lensa yang super besar.
"Kayaknya ada idol deh," bisikku pada Sicheng. "Banyak fansite gitu. Kira-kira siapa, ya? EXO, Red Velvet, atau mungkin NCT?"
"Penting banget nanyain itu?"
Aku menatap Sicheng lalu mengangguk dengan semangat. "Apa jangan-jangan tadi kita satu pesawat, ya? Tau gitu harusnya aku minta tanda tangan mereka. Lumayan buat pamer di Instagram."
Sicheng menghela nafas lalu mengacak rambutku dengan gemas. "Mau minta tanda tangan siapa, sih? Nanti saya cariin."
"Emangnya bisa?" tanyaku antusias. "Mau NCT. Winwin kalau bisa."
"Winwin? Itu nama orang?"
Aku mengangguk. "Iya, tapi sekarang dia lebih aktif sama WAY V, sih."
Sicheng menghela nafas. "Saya nggak ngerti kamu ngomongin apa. Tadi NCT terus WAY V, itu nama orang?"
"NCT sama WAY V itu nama grup. Winwin itu membernya."
"Member NCT apa WAY V?"
"Dua-duanya."
Sicheng mengerjapkan matanya, mulai pusing mendengar penjelasanku. "Emang bisa dua grup gitu?"
"Bisa dong," sahutku dengan antusias. "Kita jangan keluar dulu, ya. Tungguin idol yang keluar, siapa tahu emang beneran NCT."
Sicheng tersenyum. "Nggak ada idol hari ini, Yoobin."
"Terus mereka ngapain?" tanyaku sambil menunjuk deretan kamera yang sudah menunggu di depan arrival gate.
"Mereka nungguin kita," sahut Sicheng santai.
"Lah, ngapain?"
"Kamu lupa saya siapa?"
"Dong Sicheng," ujarku dengan yakin, lalu aku mengerjapkan mata dan bepikir keras. "Ah, iya, kamu kan punya banyak fans disini. Oh my God! Kayaknya aku bakalan di jambak begitu lewat depan mereka."
"Makanya sini dekat saya, jangan jauh-jauh!" Sicheng merangkul bahuku, membuat bahu kami saling bersentuhan.
"Emangnya nggak apa-apa?" tanyaku sambil mendongak untuk menatapnya, mulai khawatir dengan berbagai macam kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi begitu kami melewati sekumpulan fansite-nya Sicheng. "Bukannya mereka malah makin ngamuk liat kita kayak gini?"
"You'll be fine," ujar Sicheng sambil tersenyum. "I promise you."
Aku mengangguk lalu menghela nafas perlahan. "Relax, Yoobin. Relax."
Aku dan Sicheng mulai berjalan melewati arrival gate dan seketika itu pula aku bisa merasakan flash kamera yang langsung menyerangku seketika. Belum lagi suara shutter kamera yang saling bersahutan membuatku mencengkram ujung jaket Sicheng dengan erat.
"SICHENG! SICHENG! SICHENG!"
Teriakan itu persis di telingaku, mereka berteriak dengan berbagai macam suara—ada yang menyambutnya lembut, ada yang nge-gas dan bahkan ada yang menjerit-jerit kayak yang kesurupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acrasia [✔]
Fanfic"Sicheng-ssi, kan?" "Jangan pakai ssi, saya nggak suka." "Terus manggilnya apa? Sicheng sayang?" Sicheng tidak seharusnya jatuh cinta pada Yoobin, begitu pun sebaliknya. Mereka terlalu berbeda; bagai dua kutub yang bersebrangan. Tapi baik Sicheng ma...