one

974 139 96
                                    

Begitu mengganti papan CLOSE menjadi OPEN di depan pintu Jicake, aku langsung bersiap di balik display. Memastikan bahwa semua cake sudah tersusun dengan cantik dan rapih. Aku tersenyum. I'm ready to work.

Aku menepuk apron ungu kebanggaanku dan mulai menanti pelanggan pertama. Tepat sepuluh menit setelah membuka toko, akhirnya aku mendengar denting lonceng yang menandakan ada pelanggan pertama hari ini. Aku mendongak dengan semangat; alisku menyipit. Kayak kenal.

Cowok itu berjalan mendekat. Pakaiannya casual; pakai jeans yang robek di bagian lulut, kaus putih dan kemeja cokelat yang kontras sama kulit putihnya, sepatu converse hitam. Rambutnya masih agak basah. Cowok itu kan

Lamunanku terpaksa terhenti karena cowok itu keburu berdiri di depan display dengan wajah datarnyaㅡbeneran datar nggak ada ekspresi, seulas senyum aja nggak ada.

"Selamat datang," sapaku berusaha seramah mungkin. "Mau makan disini atau di bawa pulang?"

Cowok itu menatapku. "Disini."

"Mau pesan apa? Semuanya masih fresh." ujarku berusaha terdengar ceriaㅡbukan berusaha sih, aku memang selalu terdengar bersemangat saat menawarkan menu pada pelanggan. Tapi cowok ini emang ganteng banget sih.

Inget, ya. Gantengnya pakai banget!

Cowok itu mundur selangkah. Matanya terfokus untuk menatap deretan cake yang ada di display. Butuh waktu 45 detik sebelum akhirnya ia mendongak untuk menatapku. Wajahnya masih tetap samaㅡdatar tanpa ekspresi.

"Kamu yang pilihin!"

Aku melongo. "Aku?"

"Iya, kamu," ujar cowok itu sambil menunjukku menggunakan dagunya. "Pilih aja yang kamu suka."

Aku menatapnya bingung. "Aku nggak tahu kamu sukanya apa."

"Kan saya bilang; pilih yang kamu suka," ujar cowok itu. "Bukan yang saya suka."

Kaku banget. Aku membuka etalase, mengeluarkan satu slice blueberry cheesecake. Aku menatapnya ragu-ragu tapi cowok itu menatapku datar. Aku menunjuk cake di atas nampan.

"Ini nggak apa-apa?"

Cowok itu mengangguk. "Beli dua."

"Dua?" tanyaku bingung. Aku langsung mengambil satu slice lagi. Lalu aku mengalihkan dua slice blueberry cheesecake itu ke atas piring.

Aku meletakkannya di meja kasir. "Mau pesan minumannya juga?"

Cowok itu mengangguk sambil menatap deretan menu diatas. "Iced Americano satu. Satu lagi terserah kamu mau apa."

Aku mengerjap. "Aku juga yang pilihin?"

Cowok itu mengangguk dengan ekspresi datarnya.

"Emm, hot chocolate?"

"Boleh, apapun." Ujarnya datar.

Aku berbalik lalu mulai menyiapkan pesanan minumannya. Iced Americano dan hot chocolate. Dia mau minum semuanya sendirian? Apa cokelat panas sama kopi dinginnya nggak akan tawuran di perut? Belum lagi dua slice blueberry cheesecake yang perpaduan antara rasa manis dan gurih. Aku nggak kebayang sih gimana perutnya mencerna semuanya.

Aku kembali dengan satu Iced Americano dan hot chocolate.

"Ini aja?"

"Iya, bayarnya pakai ini," ujarnya sambil mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya.

Acrasia [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang