"PIZZA DATAAAANGGG!"
Seketika itu semua mata mengarah pada spot yang sama; pintu-dimana Haechan dan Doyoung muncul dengan sepuluh box pizza di tangan mereka. Haechan ribet dengan lima box pizza di tangan kanan dan satu plastik besar berisi soda dan beer di tangan kiri. Begitupun Doyoung dengan lima box pizza di tangan kanan dan plastik berisi cemilan di tangan kiri.
And as you all know, alasan mereka yang harus membeli makanan hari ini adalah karena kalah main rock, paper, scissors. Pokoknya dua orang itu selalu aja kena sial.
Yuta, Jaemin dan Jeno langsung sigap membantu Haechan yang keteteran dengan banyaknya belanjaan di tangannya, sedangkan Taeyong dan Johnny langsung membantu Doyoung. Sisanya? Anteng lagi main games, wkwk.
"Hari ini mau nonton lagi?" tanyaku pada Sicheng yang duduk dibawahku-jadi posisinya aku duduk di sofa, sementara Sicheng lesehan di karpet sambil menyandarkan kepalanya di lututku.
"Nggak tahu," sahutnya sambil memperhatikan televisi-dimana Chenle dan Renjun lagi sibuk main playstation. "Biasanya sih gitu."
"Horror lagi?"
"Tergantung mood," ujar Sicheng. "Tapi biasanya emang horror sih."
"Hhhh," keluhku dengan satu tarikan nafas panjang. Sebenarnya nonton horror tuh nggak masalah buatku, tapi suara teriakanku bisa bikin satu rumah gempar-bahkan tetangga bisa pada dateng saking hebohnya.
Selepas acara di New Hope, Sicheng and the gang-termasuk aku, Jiho eonni dan Arin-menginap di villa Jaemin yang nggak begitu jauh dari New Hope. Sumpah, guys, villanya tuh gede banget; kayak yang di drama-drama. Posisinya persis di pinggir pantai, cocok banget tuh buat honeymoon, ehehehe.
"Aku mau bantu Doyoung dulu ya, dia kayaknya ribet nyiapin makanan," ujarku seolah memberi kode agar Sicheng memajukan tubuhnya supaya aku bisa bangun.
"Jangan!" ujarnya, ada nada manja di suaranya-awwww. "Disini aja! Sama saya aja, jangan sama mereka!"
"Kasihan ih," ujarku sambil melirik ke arah meja makan yang suasananya chaos banget; Doyoung sibuk membuka box demi box, Haechan sibuk menyiapkan gelas, Taeyong, Johnny dan Yuta masih disana; sibuk membantu.
"Nggak apa-apa, mereka udah gede,"
"Ih, dasar!" ujarku sambil meninju bahunya dengan gemas-ngerti kan mukul-mukul manja gitu loh?
"Arin sama Mark belum pulang?" tanya Taeil yang baru keluar dari kamar-cowok itu habis video call sama seseorang selama hampir 45 menit-kayaknya sih secret lovernya, wkwk.
Menurut Jiho eonni saat sesi curhat tadi sore; Taeil, Johnny, Taeyong, Yuta dan Doyoung tuh kayaknya punya seseorang; masih belum jelas statusnya pacar, teman dekat, teman tapi mesra, atau mungkin friend with benefifs, tapi mereka itu cenderung merahasiakan hubungannya-so misterius banget sih, sebel!
"Belum," sahut Chenle tanpa mengalihkan pandangan dari televisi. "Mereka nyari apa sih, hyung?"
"Nyari kuteks buat Jiho."
"Ngapain pake kuteks?" tanya Jisung yang sedang tengkurap di karpet sambil main games di ponselnya, ditemani Jungwoo yang lagi baca komik disampingnya.
"Ngidam," ujar Taeil lalu berjalan menuju sofa dan duduk disampingku-sofa itu seolah menjadi wilayah kekuasaan Taeil as the oldest, wkwk. "Jiho daridulu ngidamnya aneh-aneh."
Aku tertawa, setuju dengan apa yang diucapkan Taeil. Tadi sore tiba-tiba Jiho eonni merajuk mau pakai kuteks. Kita semua panik dong, Jiho eonni kan nggak pernah pakai kuteks kenapa tiba-tiba mau pakai kuteks? Jaehyun oppa sebagai suami siaga langsung mencari bala bantuan; dan munculah Arin dan Mark yang secara sukarela mencarikan kuteks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acrasia [✔]
Fanfiction"Sicheng-ssi, kan?" "Jangan pakai ssi, saya nggak suka." "Terus manggilnya apa? Sicheng sayang?" Sicheng tidak seharusnya jatuh cinta pada Yoobin, begitu pun sebaliknya. Mereka terlalu berbeda; bagai dua kutub yang bersebrangan. Tapi baik Sicheng ma...