23.MENGAJAR PERTAMA KALI

6.9K 523 3
                                    

Hari senin ini Mahira sudah mulai mengajar di SD AL ILMU. Dia berangkat lebih awal agar tidak terkena macet dan bisa menyebabkan dirinya terlambat. Sudah terbiasa mengajar anak-anak di rumah singgah rupanya tidak membuat dia lebih tenang karena sudah berpengalaman. Dari bangun tidur dia gugup sampai harus keluar masuk kamar mandi beberapa kali.

BISMILLAHI, TAWAKKALTU 'ALA ALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH.

"Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."

Sebelum berangkat, ia membaca doa terlebih dahulu. Selain agar mendapat keberkahan dari apa yang ia kerjakan hari ini, juga untuk mengurangi kegugupannya.

'Aduh koq mules lagi ya?' Mahira menggerutu dalam hati. Dia sering mengalami hal seperti jika sedang gugup.

Mahira segera mencari toilet saat dia sampai di sekolah. Rasa mulas di perutnya belum juga hilang. Malah semakin bertambah.

"Ahhh.. Alhamdulillah lega. Semoga aja ga mules lagi." Mahira membetulkan pakaiannya. Dia masih mengenakan atasan batik sepaha dan rok lebar berwarna hitam. Dia ingat waktu dia PPL dulu. Bertemu dengan anak-anak kecil mampu mengurangi kegugupannya. Beberapa menit Mahira duduk di depan ruang kepala sekolah menunggu Bu Rahma kepala sekolah SD itu

"Assalamualaikum bu Ghaziya." Sapa seseorang yang tiba-tiba berdiri di depannya saat dia sedang bermain ponsel.

"Waalaikumsalam Bu Rahma.. Eh maaf bu." Mahira memasukkan ponsel ke dalam tasnya.

"Tidak apa-apa bu Ghaziya. Nanti ibu akan mengajar kelas 2A ya. Nanti biar saya saja yang mengantar."

"Terimakasih Bu Rahma." Mahira mengikuti Rahma ke ruang kelas 2A. Hening tanpa pembicaraan. Hanya bunyi sepatu yang beradu dengan lantai yang terdengar.

"Ini dia ruangan kelas 2A bu Ghaziya."

"Terimakasih Bu Rahma."

"Selamat mengajar ya. Semoga bu Ghaziya betah mengajar di sini," ucap Rahma.

"Aamiin.. Terimakasih bu Rahma. Saya senang sekali bisa mengajar di sini."

"Baiklah, mari saya kenalkan dengan anak-anak."

"Iya Bu." Rahma masuk terlebih dahulu, setelah itu baru Mahira mengekornya. Mahira mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Anak-anak melihat bu Rahma. Mereka semua tiba-tiba hening ketika ada seorang wanita yang berdiri di samping kepala sekolah mereka.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.."

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh." Jawab anak-anak itu serentak.

"Anak-anak berhubung bu Aisyah sedang cuti, maka untuk menggantikan beliau, sementara kalian dibimbing dulu sama bu Ghaziya ya."

"Iya bu...."

"Ya sudah sekarang kalian belajar dulu dengan Bu Ghaziya ya. Ibu tinggal dulu. Jangan nakal ya." Rahma tersenyum pada anak-anak. "Bu Ghaziya, saya tinggal dulu ya." Rahma bersalaman dengan Ghaziya, lalu meninggalkan gadis itu di kelas bersama anak-anak kelas 2A.

Mahira mengawali dengan berkenalan terlebih dahulu dengan siswa kelas 2A. Mereka semua antusias dengan cara mengajar Mahira yang menyenangkan. Anak-anak itu sangat menyenangkan membuat Mahira lupa dengan rasa gugupnya. Gadis itu membuat permainan tanya jawab, sehingga kelas menjadi hidup. Tak terasa satu hari ini dia lewati dengan lancar.

(TAMAT) CALON IMAM PILIHAN ABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang