BULAN MADU YANG INDAH

8.5K 566 32
                                    

Puas berjalan-jalan di daerah bukit Campuhan dan wisata kuliner dengan tetap memperhatikan kehalalannya, Mahira dan Aydin mencari masjid dan salat dzuhur di sana. Setelah itu merekapun kembali ke hotel tempat mereka menginap. Mahira sampai tertidur di dalam mobil selama perjalanan pulang ke hotel. Aydin pun hanya tersenyum melihat istrinya yang terlihat sangat lelah. Apapun dia lakukan demi membuat Mahira bahagia. Termasuk hal konyol yang ia lakukan pagi tadi. Memakai baju pink.

"Tuan, istrinya tidak dibangunkan?" tanya si sopir saat mereka sudah sampai di lobi hotel.

"Tidak perlu, Pak. Biar saya gendong saja." Aydin keluar lalu membuka pintu tempat Mahira duduk tertidur. Dengan perlahan dia menggendong sang istri yang masih saja tidur denga. pulas. Rupanya Mahira ini memang ketagihan digendong Aydin.

'Dasar putri tidur. Putri yang cantik.' Aydin segera kembali ke Villa yang terpisah dengan hotel tapi akses masuknya masih dari lobi hotel yanh sama. Lumayan jauh tapi tidak menyurutkan langkah Aydin menggendong istrinya.

"Emmmmhh..." Mahira menggeliat saat Aydin meletakkannya di atas kasur kemudian kembali tertidur saat merasakan empuknya kasur yang ia tempati saat ini. Aydin lalu mengambil air hangat, dengan telaten lelaki itu mengelap telapak kaki istrinya. Ia pun membuka hijab Mahira pelan-pelan agar istrinya tidak terbangun. Tangan Aydin terulur ingin mengganti pakaian istrinya namun akhirnya dia urungkan. Khawatir jika istrinya nanti akan terbangun.

Aydinpun ikut merebahkan tubuhnya di samping sang istri setelah membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya. Tak lupa ia bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan padanya. Lelaki itu kemudian terbangun lagi kala dia ingat dengan pekerjaan kantornya. Dia membuka ponsel pintarnya lalu membuka email yang masuk. Mungkin asistennya sudah mengirimkan pekerjaan untuknya. Perusahaan percetakan Aydin ini sudah terkenal di Indonesia. Diantaranya adalah menerbitkan Al-Qur'an pen digital yang sangat diminati masyarakat indonesia. Meski dia sudah memiliki asisten yang sangat dipercaya, namun Aydin masih tidak tenang jika tidak mengendalikan sendiri perusahaan peninggalan keluarganya itu.

Di saat Mahira tidur, dia memanfaatkan waktu untuk bekerja. Dan saat Mahira bangun, dia akan meletakkan pekerjaannya dan dengan penuh menemani istrinya.

Aydin tiba-tiba tersentak saat ponselnya bergetar. Memang baru lima menit lalu ia mengaktifkan ponselnya. Karena dia tidak ingin ada yang mengganggu acara bulan madunya bersama Mahira.

'Abi Wahyu?' ucap Aydin dalam hati saat melihat nama mertuanya tertera di layar ponselnya.

"Assalamualaikum Abi."

"Wa'alaikumsalam. Nak. Maaf mengganggu liburan kalian."

"Iya Abi tidak apa-apa. Ada apa abi?" terdengar suara ribut di belakang Wahyu yang bisa di dengar oleh Aydin

"Aydin, kenapa ponselnya mati? kalian kemana? kalian tidak apa-apa kan? Umi khawatir sama Mahira. Mahira mana?" Aydin sampai menjauhkan ponselnya saat Hanum menyela pembicaraannya dan berbicara dengan keras dan tergesa-gesa. Bisa dipastikan yang ribut di belakang Wahyu tadi adalah Hanum.

"Maaf Umi, tadi memang Aydin sengaja mematikan ponselnya. Kami tidak apa-apa koq. Mahira sedang tidur, Umi."

"Umi video call ya. Mau lihat Mahira beneran tidur apa tidak."

'Umi...' Terdengar suara Wahyu di belakang Hanum mungkin hendak menegurnya.

"Iya Umi sebentar ya." Aydin mengganti sambungan teleponnya menjadi sambungan Video call.

(TAMAT) CALON IMAM PILIHAN ABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang