BAGIAN TERAKHIR

18.4K 811 63
                                    

Setelah satu bulan mengumpulkan keberanian, akhirnya Mahira berani mengambil keputusan untuk melakukan operasi. Setelah dioperasi nanti, dia hanya akan memiliki satu tuba falopi. Dan itu yang membuatnya semakin takut. Tapi bukankah wanita masih bisa hamil hanya dengan satu tuba falopi? begitu perkataan Dokter yang selalu ia ingat. Dia mencoba ikhlas apapun hasilnya nanti. Bisa langsung hamil atau tidak, ia serahkan semuanya pada Allah.

Aydin mencoba menguatkan Mahira. Setiap hari dia berdoa agar Allah mengangkat penyakit istrinya. Mahira yang biasanya terlihat ceria, tiba-tiba berubah murung dan enggan meski dia mengajak bercanda. Dan itu yang membuat Aydin ikut sedih dengan kondisi istrinya. Semua keluarga Aydin dan Mahira juga sudah tahu tentang masalah ini. Merekapun memberi support pada Mahira agar mau dioperasi.

"Tidak usah takut, Nak. Anggap ini adalah ikhtiyarmu. Manusia harus berusaha lebih dulu sebelum bertawakkal pada Allah. Yakin kalau Allah akan memberi kesembuhan." itu pesan dari Wahyu yang selalu Mahira ingat.

"Kamu sudah siap, Dek?" tanya Aydin di ruang yang serba hijau. Di sana Mahira berbaring. Menunggu waktu esok untuk operasi.

"Bang, kalau nanti setelah operasi aku masih tidak bisa hamil bagaimana?"

"Abang akan mendampingimu, selalu. Allah tidak akan mengecewakan hambanya, sayang. Percayalah." Aydin duduk sambil menciumi kedua tangan Mahira.

"Abang terlalu baik untukku. Mungkin ini balasan untukku karena aku dulu mengabaikan abang."

"Hushh.. jangan ngomong begitu ya. Semua ini sudah kehendak Allah. Tidak boleh ngomong seperti itu." Aydin mencium kening istrinya.

"Bang, kalau aku ditakdirkan tidak bisa punya anak, aku ikhlas kalau abang mau menikah lagi." Mahira menahan tangisnya. Dia menghindari tatapan suaminya.

Mendengar ucapan Mahira, Aydinpun melepaskan genggaman tangannya.

"Apa maksudmu, Dek? Aku tidak pernah berfikir sampai ke situ. Bukankah kamu yang dulu menyuruhku berjanji agar aku tidak poligami? kenapa sekarang kamu menyuruh abang menikah lagi? Bahkan kita belum usaha dengan maksimal, Dek."

"Abang normal, sedangkan aku tidak. Aku akan egois kalau membiarkan abang hidup bersamaku tanpa anak. Padahal seorang laki-laki pasti ingin mempunyai keturunan." Mahira terisak. Sudah satu bulan ini dia memikirkan hal ini. Dia yang dulu bersikeras tidak mau dipoligami, sekarang justru menyuruh suaminya menikah lagi agar bisa memberinya keturunan.

"Abang tidak pernah marah sama kamu, Dek. Tapi kalau kamu terus menyuruhku poligami, aku benar-benar akan marah."

"Bahkan pada suatu kisah, ketika ada seseorang yang datang pada Rasulullah. “Sungguh saya telah mendapatkan wanita yang mempunyai kedudukan tinggi, cantik, namun dia mandul, maka apakah saya melanjutkan untuk menikahinya ?, beliau bersabda: “Jangan”. Kemudian dia mendatangi beliau untuk yang kedua kalinya, beliau pun melarangnya, lalu dia mendatangi beliau untuk yang ketiga kalinya, maka beliau bersabda: “Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang, subur; karena saya merasa bangga dengan umat yang banyak”. (HR. Nasa’i: 3227 dan Abu Daud: 2050, dishahihkan oleh Ibnu Hibban: 9/363 dan al Baani dalam Shahih Targhib: 1921)

"Tapi hal itu bukan berarti diharamkan, dek. Menikahi wanita yang tidak subur itu makruh (dibenci tapi bukan haram.) Biarpun begitu, abang lebih memilih untuk menerima dengan ikhlas. Ini semua kehendak Allah. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy Syura: 49-50). Allah berkuasa atas segalanya, Mahira. Keikhlasan kita, akan Allah ganti dengan kebahagiaan di surga. InsyaAllah. Yakinlah semua pasti akan ada hikmahnya. Dan aku mohon jangan pernah menyuruhku untuk menikah lagi."

(TAMAT) CALON IMAM PILIHAN ABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang