05; Problem

988 99 12
                                    

GESSS AKU MAU NGUCAPIN MAKASIH BANYAK BUAT KALIAN YANG UDAH BACA CERITA INI, DAN YANG UDAH SUPORT AKU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GESSS AKU MAU NGUCAPIN MAKASIH BANYAK BUAT KALIAN YANG UDAH BACA CERITA INI, DAN YANG UDAH SUPORT AKU.

TENCUUU SOMAYY GESSS😢😘😘

Amara terdiam di luar pintu rumahnya. Telinganya tidak mungkin salah dengar, dari dalam rumah terdengar sepeti suara anak kecil dan suara papahnya.

Papahnya sudah pulang, kah?

Tapi, siapa suara anak kecil itu?

Tak mau dibuat semakin penasaran, Amara melangkah masuk ke dalam rumah. Dan benar saja, di ruang tamu sudah ada papahnya yang sedang bersenda gurau dengan seorang anak perempuan. Tapi, bukan itu yang membuat perhatian Amara teralih, di situ juga ada seorang wanita cantik yang terlihat masih muda. Mungkin bisa dibilang seumuran dengan mamahnya.

"Khemm," Amara berdehem membuat tiga orang yang sedang bercanda itu menatap ke arahnya.

"Anak papah sudah pulang," ucap Raka, papah Amara.

Kemudian, pria itu bangkit dari duduk dan berjalan ke arah Amara. Dipeluk erat anak sematawayangnya itu. Sedangkan, mata Amara tak berhenti mengawasi wanita yang kini tersenyum ke arahnya.

Dalam benaknya Amara bertanya-tanya.

Siapa wanita itu?

Kenapa Papah membawanya ke rumah?

Dan siapa anak kecil perempuan itu?

"Siapa?" tanya Amara, sambil melepaskan pelukan papanya.

Raka yang mengerti tatapan putrinya langsung saja menghampiri dua perempuan yang sedang berdiri kaku.

"Kenalin ini Kinara,sekretaris papah. Dan  ini Chika anaknya." Wanita yang disebut Kinara itu mengangguk sambil tersenyum.

"Terus?" kata Amara.

"Papah berniat untuk menikahi Kirana."

Ucapan itu bagaikan petir di siang bolong. Amara menggeleng tak percaya ke arah Raka.

Gadis itu terseyum sinis, "Oh, pantes ya papah betah banget di luar negeri, ternyata ada pujaan hatinya. Sampai lupa sama anak sendiri!"

"Jaga ucapan kamu! Papah, gak pernah lupa sama anak papah sendiri."

"Oh ya? Papa sadar gak sama apa yang papa ucapin tadi?" tanya Amara menatap tajam papahnya.

"Amara dengerin papah. Ini sudah saatnya kamu punya seseorang yang ngurusin kamu, nemenin kamu. Papah tau kamu selalu kesepian. Maka dari itu, papah berniat menikahi Kinara," Raka mencoba memberi penjelasan ke putri satu-satunya itu.

"Sepi dan sunyi itu udah bagian dalam hidup aku, Pah. Lagian, aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa urus diriku sendiri. Aku gak butuh orang lain!" Seru Amara.

"Kasus kematian mamah aja belum tuntas. Apa papah udah nangkap pelakunya? apa pelakunya udah diberi hukuman yang setimpal? belum kan, Pah? dan sekarang papah bilang mau nikah lagi? Cih, ternyata cinta papah, gak sebesar cinta mamah."

AMARA STORY [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang