25; Amara Story

691 94 13
                                    

HELLO GESSSS ....
AKU KEMBALI YUHUUU ...
KEMARIN BANYAK BANGET YANG KOMEN DI PART 24.

BANYAK YANG BILANG, JANGAN-JANGAN ITU IBUNYA AMARA?

AHAHA, AKU GAK BISA NGEJAWAB IYA ATAU BUKAN.

BIAR TAMBAH PENASARAN LAGI, KALIAN HARUS BACA PART INI SAMPAI HABIS. JANGAN ADA YANG DI SKIP.

POTONGAN DEMI POTONGAN AKAN KALIAN TEMUIN DI SINI.

DAN KALIAN HARUS SPAM KOMEN LAGI, IKUT MENEBAK-NEBAK LAGI.

UDAH SIAP?

ENJOY TO READING.

CEKIDOT ....

CEKIDOT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HUAAA ... ADA BONEKA BARBIE BERJALAN TOLONG," teriak Eca sangat kencang.

Keisya langsung lompat dari kasur kala mendengar teriakan itu. Gadis itu berlari untuk mengecek sahabatnya. Takut terjadi apa-apa.

"Ada apaan, Ca?" panik Keisya belum menyadari ada seseorang di hadapannya.

"Ada boneka barbie," kata Eca menunjuk kepada seorang gadis kecil yang tingginya hanya sebatas paha mereka berdua.

Keisya menundukan sedikit pandangannya ke bawah. Terlihat gadis kecil berkuncir kuda sedang mengerjap polos, terlihat kebingungan.

"Gila cantik banget. Anak siapa ini?" kata Keisya benar-benar terpesona dengan wajah cantik gadis kecil itu.

"Ada apaan sih?" Ran, Adera dan Amara tiba-tiba muncul dari arah belakang.

"Cantik banget," puji Adera ikut terpesona.

"Siapa Ra?" tanya Ran.

"Namanya Chika Agistha. Adik tiri gue," ungkap Amara memberitahu.

"Ada apa, Cik?" tanya Amara.

Chika tampak meremas-remas bajunya. Takut ingin mengatakan sesuatu. Amara yang melihat itu menaikan alisnya. Apa Chika masih takut dengannya?

"Ngomong aja gak papa," kata Amara.

"Kak Ala punya pensil walna gak?" ucap Chika menatap gugup ke arah Amara.

"Ada. Kenapa emang?"

Chika menggigit bibir bawahnya, gugup bercampur takut menjadi satu. "Mmm ... Chika boleh pinjam gak? Chika ada tugas mewalnai dali ibu gulu."

Amara terkekeh kecil, melihat tingkah gemas adiknya. Dia fikir ada apa.

"Sebentar," Amara masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil pensil warna.

AMARA STORY [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang