ENJOY GESSS
BACA SAMPAI HABIS YA
SPAM KOMEN, DAN VOTENYA.
Amara menatap jengah wanita di hadapannya ini. Gadis bersurai coklat itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Meja makan sudah diisi penuh dengan banyak hidangan makanan, Kinara yang memasak semua ini.
Bahkan wanita itu tengah sibuk menyiapkan makanan untuk papahnya, anaknya dan juga dirinya.
Amara baru ingat satu hal, apa wanita ini tidur di rumahnya?
"Amara mau makan apa? biar tante siapkan," ucap Kinara berusaha mendekat kan diri dengan calon anaknya itu.
"Saya bisa sendiri," tolak Amara dengan ketus.
Raka melirik sekilas ke arah Kinara, pria itu tersenyum simpul. Jelas sekali raut ke kecewaan di wajah wanita itu. Lewat ekor matanya, Raka memberi isyarat agar Kinara duduk. Amara masih butuh waktu untuk menerima semua ini.
"Kemarin malam kamu tidur dimana?" tanya Raka menatap putri cantiknya itu.
Amara yang sedang mengoleskan selesai coklat ke rotinya, mendongak menatap sang papah.
"Ran," jawab Amara singkat.
Dia buru-buru menghabiskan rotinya, tidak ingin berlama-lama di meja makan.
"Amara berangkat." Gadis itu menggendong tas ranselnya.
"Biar papah antar," kata Raka yang sudah bersiap berdiri.
"Gak perlu. Aku udah biasa sendiri," tolak Amara. "Assalamualaikum," gadis itu dengan cepat menyalimi tangan papahnya dan melewati Kinara begitu saja.
《《●》》
Keadaan sekolah sudah ramai sekali. Amara bertemu keempat sahabatnya di parkiran.
Saat berjalan di koridor, kelimanya tak sengaja berpapasan dengan Bu Meka, guru bimbingan konseling yang sering sekali menghukum mereka, karena telat."Huh, tumben kalian berlima sudah datang," sindir Bu Meka secara terang-terangan.
"Kenapa? Ibu kangen ngehukum kita karena telat. Iya?" kata Ran kelewat ketus.
Guru bersanggul dengan bibir merona itu berdecak sebal, "Heran saya sama kamu, Ran. Gak ada manis-manisnya kalau bicara sama ibu."
"Leemineral kali ah," celetuk Keisya.
Bu Meka lebih memilih pergi dari pada harus menghadapi kelima muridnya yang kelewat bar-bar.
Mata Keisya berbinar kala melihat Alden, Harvy dan Defan berjalan di koridor yang sama.
"HARVY!" teriak Keisya kencang, mengundang seluruh tatapan murid yang sedang berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA STORY [Slow Update]
Novela JuvenilAmara Calistha, kini tumbuh menjadi sosok gadis mandiri namun susah diatur. Sejak, kejadian tujuh tahun yang lalu, seolah semuanya terenggut. Hidupnya, dunianya hingga senyum manisnyapun seakan lenyap. "Untuk apa aku tersenyum, jika alasan senyumku...