YUHUU GESS AKU UP LAGI NIH.
YANG MAU MARAH SAMA AKU, AKU PERSILAHKAN.KALIAN PASTI PADA KESELKAN, KARENA NGERASA DIGANTUNGIN. MAAP BARU BISA UP SEKARANG. AKU BENER-BENER GAK ADA WAKTU. KERJA TANPA ADA KATA LIBUR.
AKU HARAP KALIAN MASIH MAU BACA CERITA INI.
SIAP RAMEIN KOLOM KOMENTAR?
SIAP BACA CERITA INI SAMPAI TUNTAS?JANGAN ADA YANG DI SKIP, POKONYA.
SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN. BIAR IKUT BACA JUGA.
UDAH BELUM?ENJOY TO READING.
Pembukaan.
Amara berjalan sendiri di lorong koridor sekolah. Langkahnya, sengaja dia perlambat agar bisa menikmati udara pagi hari yang sangat sejuk.
Sesekali, gadis berkuncir satu itu menghela nafas kasar. Seperti ada suatu hal yang sedang dia fikirkan. Memang, akhir-akhir ini Amara sering memikirkan Alden.
Pacarnya itu, sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Jarang mengabarinya.
Hanya satu atau dua kali, cowok itu menelponnya. Beberapa kali Amara mengirim pesan, namun tak kunjung dibalas sampai sekarang.Sebenarnya, kemana perginya Alden?
Amara tersentak kaget, ketika sebuah tangan menyelinap masuk ke ruah-ruah jemarinya.
"Masa udah punya pacar. Jalannya masih sendiri."
Gadis cantik itu menoleh cepat ke arah samping tubuhnya, ketika mendengar suara yang begitu dia kenali.
"Dari mana aja?"tanya Amara tanpa basa-basi.
"Gak dari mana-mana. Masih tetap stay dihati lo," jawab orang itu sempat-sempatnya menggombal.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA STORY [Slow Update]
Teen FictionAmara Calistha, kini tumbuh menjadi sosok gadis mandiri namun susah diatur. Sejak, kejadian tujuh tahun yang lalu, seolah semuanya terenggut. Hidupnya, dunianya hingga senyum manisnyapun seakan lenyap. "Untuk apa aku tersenyum, jika alasan senyumku...